Dadang seorang Sunda asli bekerja di tempat Haji Nasir seoang pemuka Betawi. Kebetulan saat itu adalah musim kemarau yang panjang. Sumur Haji Nasir sudah kering kerontang, mau tak mau si Dadang wajib menggali untuk mendapatkan air bersih. Waktu makan siang sudah tiba.
"Dang, makan dulu terus sholat dhuhur!!!" kata Haji Nasir.
"Tarrrajeeee, Pak Hajiiiii...," katanya.
Haji Nasir pergi untuk makan dan sholat. Setengah jam lagi dia datang ke sumur yang baru digali.
"Makan dulu, Dang....!!!" katanya.
"Taaaarrraaajeee, Pak Haji," seru Dadang.
Haji Nasir heran dan bergumam," Kuat banget nih anak, nggaak rugi gue memperkerjakan die..."
Satu jam kemudian Pak Haji menengok kerjaan Dadang, dan berkata hal yang sama. Jawaban Dadang demikian juga.
Bedug ashar udah kedengeran, si Dadang belum juga keluar dari sumur.
"Dang udah hampir ashar nih!!!" seru Pak Haji.
Tak kedengaran suaranya sekarang. Haji Nasir melongok ke lubang. DADANG PINGSAN.
Buru-buru diangkat si Dadang dengan bantuan warga kampung situ. Setelah sadar dengan wajah dongkol Dadang marah-marah ke haji Nasir.
"Pak Haji pengin mbunuh saya, ya???"
"Lha, lu gimana sih diminta makan, jawabnya 'ntar aje..., ntar aje...'"
"Bukan ntaar aje Pak Haji... Tapi taraje (=tangga bahasa Sunda)," jawab Dadang dongkol.
(Aneka Ria Ketawa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar