Senin, 16 Mei 2016

TEMPO SCAN TOWER : KURANG MENDIDIK SECURITY

Kalian semua pasti sudah tahu salah satu gedung pencakar langit di daerah Kuningan Jakarta yang bernama Tempo Scan Tower. Ya, gedung tersebut merupakan kantor pusat dari Tempo Group yang di dalamnya tidak hanya beirsi Tempo Group saja, melainkan beberapa perusahaan besar seperti Grup M juga berada di dalam gedung tersebut. Karena berisi beberapa kantor penting, maka penjagaan di sana pun sangatlah ketat. Security pun bersiaga penuh mulai dari pintu utama, lobi gedung, di sekitar lift. Namun, sangat disayangkan, attitude dari security tersebut sangatlah kurang dijaga. Oke, kali ini saya akan cerita pengalaman saya diperlakukan tidak sopan oleh security di Tempo Scan Tower. 

Saat itu saya sedang ada project di salah satu perusahaan yang berada di Tempo scan Tower. Untuk keperluan project tersebut, saya dan teman saya membawa satu karton besar bahan yang diperlukan. Setelah melewati pemeriksaan security di depan pintu utama, saya dan ekan saya pun masuk ke dalam lobi untuk bertemu dengan klien. Saat kami masuk, tiba-tiba seorang security menghampiri kami dan berkata, "ibu sedang menunggu teman yang di atas? kalau begitu menunggunya jangan di sini. tapi ikuti saya." katanya dengan nada suara dan tatapan yang kurang ramah.
Awalnya saya tidak berpikir buruk pada security tersebut dan mengikutinya. Namun dia terus mambawa kami ke belakang sampai ke bagian lift belakang yang berada di ruangan sempit yang sangat jauh dari lobi. Dan security pun berkata menggunakan dengan HT nya "Sudah diamankan." Saat itu saya dan rekan saya agak tersinggung dan bertanya-tanya kenapa kita disembunyikan di ruang belakang begini tanpa ada alasan apapun, Dan dia menyuruh kami untuk bilang pada teman kami untuk menjemput di lift service. Tepat saat itu klien kami menghampiri kami karena melihat kami di ruang belakang. Kemudian dia mengajak kami menuju lobi depan untuk naik lift di depan. Kemudian security itu melarang kembali dan menyuruh kami untuk nail lift service yang ada di belakang. dan saat kami akan niak pun masih dilarang. Kami disuruh naik lift barang (bukan lift manusia) bersamaan dengan galon-galon besar dan tabung gas. Saat itu kami kesal dan klien kami akhirnya bertanya "Kenapa haris naik lift ini? Apa karena membawa karton ini??" dengan santainya security menjawab YA.

Yang membuat saya bertanya-tanya, dosakah membawa sebuah karton box ke sebuah gedung besar sehingga kami pun dilarang untuk berbaur dengan manusia-manusia modis di gedung Tempo Scan Tower sampai-sampai kami diperlakukan tidak sopan oleh security seolah-olah kita hanya mengganggu pemandangan saja?? Oke, kalaupun memang sebuah karton dianggap seperti sampah yang mengganggu pemandangan di lobi Tempo Scan Tower yang begitu bersih, tidak bisakah security nya memberitahu secara baik-baik? Misalnya, " Maaf ibu,, di sini tidak diperbolehkan membawa karton box karena akan mengganggu. Jadi dimohon ibu bisa naik lift service untuk membawanya ke atas,". Nah, bisa kan berkata sopan begitu? Dijelaskan terlebih dahulu sehingga kami bisa menerima dan mengerti. Bukannya kita langsung digiring begitu saja dan disembunyikan di depan lift service dan menyuruh kami naik ke lift barang tanpa penjelasan apapun. Dan ditambah dia memberi laporan menggunakan HT nya dengan mengatakan "Sudah diamanakan". Memangnya kami teroris?? Apa security tersebut tidak pernah ditraining sebelum bertugas sehingga memperlakukan orang seenaknya. Ataukah Tempo Scan memang mengajarkan pada security nya untuk memperlakukan tidak sopan pada seseorang yang membawa karton box? Apakah sesorang yang membawa karton box itu bukanlah manusia di mata Gedung Tempo Scan? 
 Hal tersebut terulang kembai saat kami menanyakan di mana lokasi mushola berada.  Saya bertanya pada security yang berbeda. Dan jawabnya pun tidak sopan dan hanya menunjuk sambil berkata, "Di sebelah sana," tanpa memandang kami. Dan saat saya menuju ke arah yang ditunjuknya, sesampainya sana ternyata bukan itu tempatnya. Untunglah ada seorang cleaning service yang berbaik hati untuk menunjukkan jalan dan mengantarkan kami sampai ke mushola. Saya acungi jempol cleaning service itu.

Mungkin di antara kalian ada yang pernah atau bahkan tidak pernah mengalami kejadian yang saya alami. Hal ini berbeda sekali dengan security yang ada di Menara Anugrah Mega Kuningan. Mereka sangat sopan dan menanyai kami baik-baik apa isi dari karton tersebut dan ingin bertemu dengan siapa. Tidak bisakah TempoScan mengajari security nya seperti menara Anugrah? Karena sangat-sangatlah disayangkan sekali, Gedung Tempo Scan Tower yang semegah itu dan amat terkenal ternyata tidak bisa mengajari security nya untuk memperlakukan pengunjung dengan baik. Ataukah memang sudah diajarkan oleh manajemennya untuk memperlakukan manusia dengan mendiskriminasi sesuai dengan penampilannya?? Entahlah. hanya mereka yang tahu jawabannya.

RATUSAN PURNAMA : REVIEW ADA APA DENGAN CINTA 2



Bagi kalian yang dulu menjadi penggemar kisah cinta antara Cinta dan Rangga pasti film AADC 2 ini sudah dinanti nanti. Apalagi dulu pernah ada film singkat Line  yang menceritakan kisah Rangga dan Cinta 14 tahun kemudian, dengan tag line yang sangat berkesan “Satu Purnama”. Nah harapannya di AADC 2 ini merupakan kisah lengkap dari film singkat di Line itu. Oke, kita mulai dari sinopsisnya dulu saja ya, sebelum membahas plus minus dari film AADC 2 ini.

Kisah diawali dari liburan Cinta cs ke Yogya untuk menghibur Karmen yang baru saja bercerai dan keluar dari pusat rehabilitasi narkoba. Sementara itu di New York, Rangga yang tengah menjalankan sebuah kedai kopi bersama temannya sembari menjadi kolumnis sebuah majalah, tiba-tiba didatangai seorang gadis yang mengaku sebagai adik tirinya. Sang adik berkata bahwa ibu kandung Rangga yang telah menghilang selama 20 tahun tiba-tiba sakit dan ingin betemu Rangga. Saat ini ibunya tinggal di Yogya bersama dengan adik tiri Rangga dan kakak-kakak Rangga. Akhirnya, pergilah Rangga ke Yogya.

Saat di Yogya itulah tidak sengaja Karmen dan Milly bertemu Rangga. Mengetahui Cinta ada Yogya juga, Rangga ingin menemui Cinta dan menjelaskan apa yang telah terjadi pada hubungan mereka. Awalnya Cinta menolak bertemu Rangga karena sakit hati ditambah saat ini dia akan segera menikah dengan tunangannya, Trian. Tapi karena merasa penasaran dan mungkin juga karena ada sedikit rindu terhadap Rangga, akhirnya cinta bersedia menemui Rangga dan berjanji hanya selama 2 jam.

Pada awalnya Cinta bersikap dingin pada Rangga. Akhirnya Rangga menjelaskan yang sebenarnya terjadi dengan hubungan mereka. Kenapa Rangga tiba-tiba meninggalkan Cinta. Cinta pun sempat marah dan mereka sedikit bertengkar. Namun, kesabaran Rangga membuat hati Cinta luluh juga. Dari janji bertemu dua jam, sampai larut malam, bahkan sampai pagi Rangga membawa Cinta berpetualang dengan menelusuri hal-hal baru yang belum pernah Cinta alami. Namun, waktu menunjukkan bahwa Cinta harus kembali ke dunia yang sesungguhnya, dunia tanpa Rangga. Mereka harus berpisah dantidak akan bertemu lag. Karena Cinta akan menikah dengan Trian.

Sekembalinya Cinta ke Jakarta, dia tidak berani bercerita pada Trian tentang pertemuannya dengan Rangga di Yogya. Sementara itu, tiba-tiba Rangga mengirim pesan bahwa dia akan ke Jakarta dan meminta bertemu sekali lagi dengan Cinta. Karena sangat bingung, akhirnya Cinta tidak membalas pesan Rangga sampai di hari Rangga harus kembali ke New York. Karena kesabarannya sudah habis, Rangga pun yang mendatangi Cinta di galerinya. Rangga meminta cinta untuk kembali padanya. Tetapi Cinta menolaknya. Rangga pun marah dan pergi. Saat itu Trian datang dan meminta penjelasan pada Cinta. Untuk endingnya, sebaiknya kalian nonton sendiri saja ya....

Film ini mengangkat setting di Yogya sehingga bisa memperkenalkan keindahan kota Yogya dengan segala isinya. Tempat-tempat tradisional, makanan-makanan unik, dan ada temat-tempat indah yang sama sekali belum terksplore. Salah satunya yang paling berkesan adalah lokasi Rangga membawa Cinta ke puncak sebuah gedung untuk melihat matahari terbit. Awalnya ga percaya kalau ada tempat bagus seperti itu di Yogya. Konon, katanya gedung itu tadinya adalah sebuah gereja megah yang dibangun tahun 90an. Namun, karena saat itu sedang masa krismon, akhirnya dana pembangunannya terhenti sebelum gereja itu selesai dibangun.

Sebenarnya ide cerita di Line itu bagus, terkesan natural dan menarik. Sayangnya eksekusi di filmnya ternyata agak melenceng dari cerita Line. Mungkin memang sengaja dibuat beda kali ya. Tapi ceritanya terlalu maksa dan dibuat-buat. Seperti pertemuan mereka di Yogya, alasan Rangga di Yogya terkesan terlalu maksa sampai ada tokoh adik tiri. Kenapa harus di Yogya, padahal tempat tinggal mereka selama ini di Jakarta. Akan lebih natural jika pertemuannya seperti di Line. Kenapa tanggaLnya pas kebetulan barengan ama liburannya Cinta cs. Itu kekurangan yang pertama.

Kekurangan yang kedua adalah, tujuan Rangga datang ke Yogya adalah utnuk menemui ibunya. Namun, sesampainya di Yogya, dia malah ga menemui ibunya, justru sibuk ingin menemui Cinta. Ibunya malah baru ditemui Rangga setelah urusannya dengan Cinta selesai. Jadi, hal ini melenceng dari cerita awal.

Endingnya memang bisa ditebak dan happy, namun eksekusinya yang bisa dibilang terlalu mendadak dan maksa. Tidak ada sejarahnya tiba-toba terjadi begitu aja. Lantas bagaimana kisah sebelumnya sehingga ada ending seperti itu. Seperti film yang belum selesai namun sudah kehabisan waktu.

Oke, overall sebenarnya agak kecewa dengan film ini. Jika dibandingkan dengan AADC pertama, cerita seri 2 ini kurang memuaskan dan kurang natural. Namun, sisi untuk memperkenalkan keindahan Yogya ini patut diacungi jempol. Semoga kalian segera menonton filmnya bagi yang belum.