Dikisahkan, para iblis membuat sebuah cermin besar yang dapat merubah kebaikan menjadi keburukan jika melihat cermin itu. Para iblis berencana untuk memasukan cermin itu ke surga dengan membodohi Malaikat dan Tuhan. Tapi ternyata, saat mereka berusaha membawa masuk cermin itu ke surga, cermin itu bergetar hebat dan akhirnya pecah menjadi serpihan-serpihan yang jatuh ke bumi. Apabila serpihan kaca itu terkena mata dan hati manusia, maka hati mereka akan beku seperti es, dan mata mereka akan menjadi seperti cermin itu, yang tidak bisa melihat kebaikan, namun hanya melihat keburukan dari orang lain.
Beberapa tahun kemudian ada seorang anak laki-laki kecil, Kay, dan seorang gadis kecil, Gerda, tinggal bersebelahan di suatu kota besar. Rumah mereka sangat dekat dan mereka memilii kebun bunga tempat bermain bersama. Dan mereka menjadi sangat dekat dan saling menyayangi satu sama lain sebagai teman bermain. Suatu hari, nenek Kay bercerita tentang Ratu Salju kepada mereka. Ratu Salju adalah penguasa dari seluruh salju, dan dia akan terlihat saat sedang turun salju yang lebat. Pada suatu malam di musim dingin, melalui jendela, Kay melihat Ratu Salju di taman bunganya. Ratu itu memberi isyarat pada Kay untuk datang padanya. kay takut dan menutup kembali jendelanya.
Pada musim semi berikutnya, Gerda belajar menyanyi lagu yang sering dinyanyikannya bersama Kay. "Where the roses deck the flowery vale, there, infant Jesus thee we hail!". Karena bunga mawar telah tumbuh di taman mereka, maka Gerda selalu teringat cintanya pada Kay jika melihat bunga mawar.
Pada musim panas yang cerah itulah, kay terkena serpihan kaca iblis yang pecah saat sedang membaca buku bersama gerda di taman bunga mereka. Sejak saat itu, kepribadian Kay berubah. Ia menjadi dingin, dan kejam. Ia merusak taman bunga mereka, mengolok-ngolok neneknya, dan tidak memperdulikan Gerda lagi, karena baginya semua orang hanya terlihat buruk di matanya. Satu-satunya hal yang indah baginya adalalh kepingan alju kecil yang hanya bisa ia lihat dengankaca pembesar.
Pada musim dingin berikutnya, Kay bermain ski di tempat ia biasa bermain dengan Gerda. Dia bermain terlalu jauh sampai tiba-tiba Ratu Salju mendatanginya dan membawanya pergi. Ratu Salju mencium Kay dua kali. Yang pertama untuk membuat Kay tidak merasa dingin, yang kedua untuk membuat Kay melupakan Gerda dan keluarganya. Ratu Salju membawa Kay ke istananya yang berada di Lapland, dekat kutub utara.
Sementara itu, orang-orang mengira bahwa Kay telah mati tenggelam di sungai yang dingin.Gerda yang patah hati karena hilangnya Kay, pergi dari rumah untuk mencari Kay. Dia melemparkan sepatu barunya ke sungai untuk bisa dia tukarkan dengan Kay. Tetapi sepatu itu tidak tenggelam, seolah memberitahu gerda bahwa Kay tidak tenggelam di sungai. Kemudian Gerda menemui seorang penyihir tua untuk membantunya menemukan Kay. Namun penyihir itu menginginkan Gerda tinggal dengannya selamanya, sehingga ia membuat Gerda melupakan Kay. Namun, suatu waktu Gerda melihat bunga mawar yang membuatnya ingat kembali pada Kay. Lalu Gerda pun kabur dari rumah penyihir tua itu dan bertemu dengan seekor gagak. Gagak itu memberitahu Gerda bahwa Kay berada dalam istana sang Putri. Gerda pun datang ke istana putri dan bertemu sang putri dengan pangerannya yang mirip dngan kay. Gerda menceritakan kisahnya pada sang putri, kemudian sang putri memberi bantuan dengan memberikan pakaian yang hangat pada Gerda dan pemandu yang baik. Saat melakukan perjalanan, Gerda ditangkap oleh perampok lalu dibawa ke istana perampok itu. Di sana, Gerda bertemu dengan seorang gadis pencuri. Gadis penbcuri itu memiliki seekor merpati yang memberitahu Gerda bahwa dia melihat kay dibawa oleh Ratu Salju ke Lapland. Para tawanan rusa mengatakan bahwa dia tahu bagaimana untuk pergi ke Lapland, karena itu adalah rumah mereka. Kemudian gadis perampok itu membebaskan Gerda dan rusa sehingga mereka bisa pergi ke Lapland ke istana Ratu Salju. Mereka berhenti di rumah wanita Finn. Wanita Finn itu memberitahu rusa rahasia kekuatan yang dimiliki Gerda untuk menyelamatkan Kay ada di dalam hati kecilnya yang tulus. " Aku tidak bisa memberinya kekuatan lebih dari yang sudah ia miliki sekarang.Apa kau tidak bisa melihat betapa hebatnya kekuatan itu? Dia tidak bisa menerima kekuatan dari saya yang lebih besar dari yang dia miliki sekarang, karena kekuatan yang dimilikinya itu terdiri dari kemurnian dan ketulusan hati. Apabila dia tidak berhasil menyingkirkan serpihan kaca dari mata Kay, maka kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantunya."
Ketika Gerda sampai di istana Ratu Salju, ia diserang oleh kepingan salju yang menjaga istana itu. Satu-satunya hal yang mengalahkan mereka adalah Dengan doa Gerda pada Tuhan sehingga munculah asap yang berbentuk malaikat yang melindunginya dari serpihan salju sehingga ia dapat masuk ke dalam istana.
Di dalam istana, Gerda melihat Kay yang berada di dekat danau es yang disebut sebagai "The Mirror of Reason", tempat singgasana ratu Salju. kay diberi tugas oleh Ratu salju bahwa ia harus menggunakan potongan-potongan es sebagai komponen dari teka-teki Cina untuk membentuk karakter dan kata-kata. Jika ia mampu membentuk kata "keabadian" (Denmark: Evigheden) Ratu Salju akan melepaskan dia dari kekuasaan dan memberinya sepasang sepatu. Gerda mendatangi Kay dan menangis. Air mata Gerda yang menetes mengenai tubuh Kay, membuatnya terasa hangat dan melelehkan hatinya serta membakar habis serpihan cermin iblis yang ada di dalam hatinya.Kay menangis dan mencabut serpihan kaca dari matanya. Gerda mencium Kay beberapa kali sehingga Kay menjadi ceria dan sehat lagi, matanya kembali berkilau dan pipinya merona merah: ia telah diselamatkan oleh kekuatan kasih Gerda. Kemudian mereka menari mengelilingi danau. serpihan es yang harus dieja Kay tadi terjatuh, dan mereka berusaha untuk mengeja kata "keabadian". Dan mereka berhasil. Bahkan jika Ratu Salju kembali pun, ia wajib untuk membebaskan Kay karena telah berhasil menyelesaikan tugasnya.
Kay dan Gerda kemudian meninggalkan istana Ratu Salju dan kembali ke rumah mereka. Sesampainya di rumah, tidak ada yang berubah. tetapi mereka telah berubah menjadi dewasa. Dan mereka senang karena yang mereka lihat sekarang adalah musim panas.
(Penulis Asli: Hans Christian Anderson)
Minggu, 11 September 2011
Rabu, 07 September 2011
THE LITTLE MERMAID (Versi asli Hans Christian Andersen)
Jauh di dasar laut biru yang sangat cantik, dimana air sejernih kristal, sangat, sangat dalam, kastil-kastil bertumpuk menjadi satu yang tidak akan pernah mencapai permukaan. Di sana terdapat kerajaan bawah laut yang memiliki taman-taman bunga yang amat indah. Dikisahkan hiduplah seorang Raja Laut yang memiliki 6 orang putri yang amat cantik. Permaisuri sang raja telah tiada. namun sang raja memiliki Ibu yang amat bijaksana dan menyayangi keenam cucunya. Dari enam putri tersebut, putri yang termuda (little mermaid) lah yang paling cantik dan rupawan. Kulitnya begitu mulus bagai pualam, rambutnya panjang dan sangat lebat, dan dia memiliki mata yang biru, amat biru seperti laut yang terdalam. Suaranya amat merdu dan paling merdu diantara kelima saudaranya.
Suatu hari sang Nenek bercerita pada cucu-cucunya bahwa setelah umur mereka 15 tahun, mereka akan diijinkan untuk muncul ke permukaan dan melihat dunia luar. Akhirnya masing-masing dari mereka pun tiba saatnya untuk melihat permukaan laut. Karena little mermaid paling muda, dia paling lama menunggu kesempatan itu. Setiap saudaranya yang pulang dari melihat permukaan laut, mereka banyak bercerita tentang indahnya sinar bulan, kapal-kapal besar di laut, rumah-rumah di pinggir pantai, dan indanya musim salju.
Akhirnya, tibalah giliran sang putri kecil untuk melihat dunia luar. Saat muncul ke permukaan, dia melihat indahya sinar bulan, dan sebuah kapal besar yang amat ramai penumpangnya. Little mermaid pun mendekat ke salah satu jendela kapal tersebut dan melihat banyak orang sedang berpesta. Di antara orang-orang tersebut, ada seorang pangeran muda yang amat tampan dan menarik perhatian si putri duyung kecil. Rupanya pesta itu merupakan pesta ulang tahun sang pangeran yang ke 16.Tiba-tiba Little mermaid melihat sebuah ledakan di langit yang diikuti jatuhnya bintang-bintang. bintang bintang bertaburan menerangi permukaan laut. Ini adalah pertama kalinya ia melihat kembang api. Namun, pesta itu tidak berlangsung lama, karena tiba-tiba badai menyerang dan kapal tersebut pun tenggelam. Sang little mermaid berpikir, manusia-manusia tersebut tidak dapat hidup di dalam laut. Dan jika mereka tenggelam, mereka akan mati seperti patung-patung yang ada di taman istananya. Sang Little mermaid tidak ingin sang pangeran menjadi sperti itu. Dia ingin pangeran tetap hidup. Akhirnya dia menyelam dan mencari pangeran tersebut. Setelah menemukannya, Little mermaid menahan kepala sang pangeran agar tetap di permukaan laut dan membiarkan ombak membawa mereka ke tepi pantai.
Sesampainya di tepi pantai, sang little mermaid membelai kepala sang pangeran, mengagumi betapa tampannya wajahnya, betapa indahnya kulitnya seperti pualam. Dia mencium kening sang pangeran berharap pangeran segera sadar. Tiba-tiba terdengar suara lonceng dari gereja yang ada di dekat pantai, kemudian keluralah beberapa gadis dari gereja tersebut. Little mermaid segera masuk ke air dan bersembunyi di bawah permukaan air dan dibalik batu-batu sambil mengamati keadaan pangeran. Kemudian, mendekatlah seorang gadis cantik ke tempat pengeran berada. Awalnya gadis itu takut, tetapi akhirnya ketakutannya hilang setelah pangeran tersebut mulai sadar. Saat sadar, pangeran tersebut berkata pada gadis itu,” Kau telah menyelamatkan nyawaku. Trimakasih telah menyelamatkanku.” Sang Little mermaid yang melihat itu sangat sedih. “ akulah yang menolongmu, pangeran,” katanya dalam hati.
Akhirnya sang Little Mermaid pun kembali ke istananya. Dia terus berpikir, betapa indahnya dunia di luar sana. Betapa ia ingin menjadi seperti manusia-manusia itu, berkeliling dunia, naik ke bukit-bukit yang indah. Tetapi hal itu tidaklah mungkin. Bahkan bermimpi pun dia tidak boleh. Dia bukanlah manusia yang memiliki kaki untuk berjalan. Mungkin di laut, dia merupakan makhluk istimewa, namun di dunia sana, manusia akan takut dengan ekor ikannya. Di dalam sana dia terus bertanya-tanya. Tapi tak seorangpun saudaranya yang bisa menjawab pertanyaannya. Akhirnya dia putuskan untuk bertanya pada neneknya.
“ Jika manusia tidak tenggelam, apakah mereka akan hidup selamanya seperti kita?” tanya sang litle mermaid.
“ Ya,” jawab neneknya, “ mereka juga harus mati, dan jangka hidup mereka lebih pendek dari kita. Terkadang kita bisa hidup sampai beratus-ratus tahun, tetapi ketika hidup kita berhenti,kita hanya akan menjadi buih di permukaan air. Dan bahkan kita belum pernah menguburkan orang-orang yang kita cintai di sini. Kita tidak meimiliki jiwa yang kekal, tidak akan pernah hidup lagi. Seperti rumput laut yang dipotong, tidak akan pernah tumbuh lagi. Sebaliknya manusia, mereka memiliki jiwa yang kekal. Jiwa mereka hidup selamanya meskipun tubuh mereka telah menjadi abu. Jiwa mereka akan bangkit melalui udara, terbang melewati bintang-bintang, dan akan naik ke dunia yang tidak diketahui dan amat mulia yang tidak akan pernah dapat kita lihat.”
“Jadi, saya akan mati,” kata little mermaid,” dan sebagai buih laut, saya tidak akan bisa lagi mendengar gelombang laut, melihat bunga-bunga yang indah lagi? Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk mendapatkan jiwa yang kekal?”
“Tidak,” jawab sang nenek, “ kecuali ada seorang pria yang begitu mengasihi anda dan mencintai anda melebihi apapun dan bersedia menjaga anda seumur hidup, maka jiwa kekal pria tersebut akan mengalir pada anda sehingga anda akan memiliki jiwa yang kekal, begitu pula pria itu. Tetapi ini tidak akan pernah bisa terjadi. Ekor ikanmu, yang dianggap indah di sini, bagi manusia adalah hal yang menjijikkan. Bagi mereka kaki sangatlah penting untuk menjadi seorang manusia sebagai penopang tubuh.” Little mermaid mendesah dan memandang sedih ekor ikannya.
Hari-hari pun berlalu. Sang putri duyung kecil pun terus menerus memikirkan sang pangeran. Setiap hari dia datang di tempat ia meninggalkan pangeran, namun ia tidak melihat sang pangeran ada di sana. Setiap hari dia hanya melamun, merenung, dan bersedih sampai dia tidak pernah melakukan kegiatan apapun. Tanaman-tanaman pun tumbuh liar di tamannya sehingga menjadi semak belukar yang membuat taman menjadi gelap. Hal ini disadari oleh saudara-saudaranya. Akhirnya dia menceritakann masalahnya pada salah satu saudaranya. Saudaranya tidak bisa membantu apa-apa. Sampai suatu hari, Little mermaid tidak tahan lagi akan keinginannya untuk bertemu pangeran. Akhirnya, diam-diam dia meninggalkan istana dan menemui penyihir laut untuk minta bantuan.
“Aku tahu keinginanmu,” kata penyihir laut pada sang little mermaid. Kau ingin membuang ekor ikanmu dan menukarnya dengan sepasang kaki untuk membuat pangeran jatuh cinta padamu dan mendapatkan jiwa yang abadi kan? Kau tahu putri kecil, itu adalah hal terbodoh yang akan kau lakukan dan akan membawamu ke penderitaan. Dengar, aku hanya bisa membantumu hari ini karena sampai akhir tahun aku tidak bisa membantumu lagi. Aku akan memberikan ramuan padamu dan kau harus bereneng ke tepi pantai sebelum matahri terbit. Lalu minumlah ramuan ini, maka ekor ikanmu akan menghilang dan berubah menjadi kaki. Semua orang yang melihatmu akan menganggap bahwa kau adalah seorang gadis kecil yang amat cantik dan anggun. Kau akan bisa berjalan dan menari-nari dengan ringan. Tetapi setiap langkah yang kau ambil akan terasa seperti menginjak pisau yang sangat tajam. Jika kau bisa menanggung semua ini, maka aku akan membantumu.”
“ Saya akan,” kata putri duyung dengan gemetar.
“ Tapi ingat, sekali kau berubah menjadi manusia, kau tidak akan bisa menjadi putri duyung lagi. Dan jika kau tidak mendapatkan cinta sejatimu, dan cinta sejatimu itu menikah dengan orang lain, maka kau akan mati dan menjadi buih laut.
“ Aku akan melakukannya,” jawab sang putri duyung kecil.
“ Tetapi aku harus dibayar juga. Suaramu sangat indah melebihi apapun. Aku ingin kau memberikan suaramu untukku.” Awalnya little mermaid tidak mau, tetapi karena keinginannya yang kuat untuk menjadi manusia, akhirnya ia menyanggupinya. Setelah sang penyihir memberikan ramuannya, ia memotong lidah little mermaid, sehingga little mermaid pun menjadi bodoh dan tidak bisa bicara.
Kemudian little mermaid berenang menuju tepi pantai lalu meminum ramuan yang diberikan oleh penyihir laut. Setelah meminumnya, dia merasa dua mata pedang menusuk tubuhnya kemudian dia pingsan. Setelah tersadar kembali, ekor ikannya hilang dan berubah menjadi kaki yang indah. Tiba-tiba sang pangeran datang menghampirinya. Saat ditanya siapa dirinya, dia seperti orang bodoh karena tidak bisa bicara. Tetapi pangeran sangat mengagumi kecantikannya. Akhirnya sang pangeran membawanya ke istana dan memberinya pakaian yang indah dan makanan. Saat para dayang menari, sang little mermaid ikut menari. Dia menari sangat indah melebihi siapapun meskipun setiap langkah yang diambilnya bagaikan dia menginjak pisau yang amat tajam.
Suatu hari pangeran harus pergi ke kerajaan lain untuk dijodohkan. Little mermaid sangat sedih dan memeluk pangeran. “ Sebenarnya aku tidak ingin menikahi putri kerajaan itu karena aku tidak mencintainya. Aku hanya mencintai gadis cantik yang menolongku di tepi pantai itu. Tapi sayang, aku tidak bisa menemukannya sampai sekarang.”
“Akulah yang menolongmu. Bukan gadis itu,” teriak little mermaid dalam hati. Dia pun pergi menemani pangeran ke kerajaan tempat putri yang akan dinikahkan dengan pangeran. Di sana, pangeran tidak dapat langsung menemui sang putri karena sang putri sedang dididik di sebuah gereja. Keesokan harinya barulah sang pangeran bertemu dengan sang putri. Ternyata sang putri adalah gadis cantik yang menolong pangeran di tepi pantai dulu. Betapa senagnya sang pangeran dan akhirnya memutuskan untuk menikahi sang putri keesokan harinya.
Pupuslah harapan sang Little mermaid. Pangeran akan menikah dengan gadis lain. Padahal dia yang menolongnya. Bukan putri itu. Tapi dia tidak bisa mengatakannya karena suaranya telah ditukar dengan kakinya. Menyesal pun tidak ada gunanya. Dia akan mati.
Pesta pernikahan yang dilaksanakan di atas kapal di tengah laut pun sangan meriah. Saat pesta pernikahan, litle mermaid menari-nari menikmati hari terakhirnya sebelum matahari terbit. Karena setelah matahari terbit, dia akan berubah menjadi buih. Setelah semua orang tertidur, tiba-tiba kelima saudara little mermaid datang menemuinya dan memberinya sebilah pisau.
“ Kami telah memberikan rambut kami pada penyihir laut untuk mendapatkan pisau ini. Tusukkan pisau ini ke jantung sang pangeran. Darah pangeran yang mengalir di kakimu akan merubamu kembali menjadi duyung. Cepat lakukan sekarang. Nenek pun telah menyerahkan rambutnya juga untuk menolongmu. Ini adalah kesempatan terakhirmu untuk kembali. Cepat lakukan,” kata kakaknya.
Little mermaid pun masuk ke dalam tenda pangeran dan istrinya. Mereka sedang tidur berpelukan. Saat little mermaid hendak menusukkan pisaunya ke jantung pangeran, tiba-tiba pangeran memanggil nama istrinya dalam tidurnya. Littla mermaid sangat bingung dan akhirnya dia keluar dari tenda sang pangeran. Dilihatnya semburat merah di ufuk timur pertanda matahari sudah mulai terbit. Little mermaid menangis lalu melempar pisaunya ke laut. Kemudian dia menceburkan dirinya di laut sambil memandang tenda sang pangeran untuk yang terakir kalinya. Seketika itu juga tubuhnya berubah menjadi buih seiring dengan terbitnya matahari.
Kelima saudaranya yang melihat hal tersebut amat sedih akan nasib yang dialami adiknya. Mereka pun kembali ke istana dengan perasaan sedih. Sedangkan sang pangeran dan istrinya kebingungan mencari little mermaid yang menghilang. Mereka bersedih saat melihat buih-buih seperti mutiara di permukaan laut. Seolah-olah mereka tahu bahwa sang little mermaid telah menceburkan dirinya ke laut dan berubah menjadi buih.
Suatu hari sang Nenek bercerita pada cucu-cucunya bahwa setelah umur mereka 15 tahun, mereka akan diijinkan untuk muncul ke permukaan dan melihat dunia luar. Akhirnya masing-masing dari mereka pun tiba saatnya untuk melihat permukaan laut. Karena little mermaid paling muda, dia paling lama menunggu kesempatan itu. Setiap saudaranya yang pulang dari melihat permukaan laut, mereka banyak bercerita tentang indahnya sinar bulan, kapal-kapal besar di laut, rumah-rumah di pinggir pantai, dan indanya musim salju.
Akhirnya, tibalah giliran sang putri kecil untuk melihat dunia luar. Saat muncul ke permukaan, dia melihat indahya sinar bulan, dan sebuah kapal besar yang amat ramai penumpangnya. Little mermaid pun mendekat ke salah satu jendela kapal tersebut dan melihat banyak orang sedang berpesta. Di antara orang-orang tersebut, ada seorang pangeran muda yang amat tampan dan menarik perhatian si putri duyung kecil. Rupanya pesta itu merupakan pesta ulang tahun sang pangeran yang ke 16.Tiba-tiba Little mermaid melihat sebuah ledakan di langit yang diikuti jatuhnya bintang-bintang. bintang bintang bertaburan menerangi permukaan laut. Ini adalah pertama kalinya ia melihat kembang api. Namun, pesta itu tidak berlangsung lama, karena tiba-tiba badai menyerang dan kapal tersebut pun tenggelam. Sang little mermaid berpikir, manusia-manusia tersebut tidak dapat hidup di dalam laut. Dan jika mereka tenggelam, mereka akan mati seperti patung-patung yang ada di taman istananya. Sang Little mermaid tidak ingin sang pangeran menjadi sperti itu. Dia ingin pangeran tetap hidup. Akhirnya dia menyelam dan mencari pangeran tersebut. Setelah menemukannya, Little mermaid menahan kepala sang pangeran agar tetap di permukaan laut dan membiarkan ombak membawa mereka ke tepi pantai.
Sesampainya di tepi pantai, sang little mermaid membelai kepala sang pangeran, mengagumi betapa tampannya wajahnya, betapa indahnya kulitnya seperti pualam. Dia mencium kening sang pangeran berharap pangeran segera sadar. Tiba-tiba terdengar suara lonceng dari gereja yang ada di dekat pantai, kemudian keluralah beberapa gadis dari gereja tersebut. Little mermaid segera masuk ke air dan bersembunyi di bawah permukaan air dan dibalik batu-batu sambil mengamati keadaan pangeran. Kemudian, mendekatlah seorang gadis cantik ke tempat pengeran berada. Awalnya gadis itu takut, tetapi akhirnya ketakutannya hilang setelah pangeran tersebut mulai sadar. Saat sadar, pangeran tersebut berkata pada gadis itu,” Kau telah menyelamatkan nyawaku. Trimakasih telah menyelamatkanku.” Sang Little mermaid yang melihat itu sangat sedih. “ akulah yang menolongmu, pangeran,” katanya dalam hati.
Akhirnya sang Little Mermaid pun kembali ke istananya. Dia terus berpikir, betapa indahnya dunia di luar sana. Betapa ia ingin menjadi seperti manusia-manusia itu, berkeliling dunia, naik ke bukit-bukit yang indah. Tetapi hal itu tidaklah mungkin. Bahkan bermimpi pun dia tidak boleh. Dia bukanlah manusia yang memiliki kaki untuk berjalan. Mungkin di laut, dia merupakan makhluk istimewa, namun di dunia sana, manusia akan takut dengan ekor ikannya. Di dalam sana dia terus bertanya-tanya. Tapi tak seorangpun saudaranya yang bisa menjawab pertanyaannya. Akhirnya dia putuskan untuk bertanya pada neneknya.
“ Jika manusia tidak tenggelam, apakah mereka akan hidup selamanya seperti kita?” tanya sang litle mermaid.
“ Ya,” jawab neneknya, “ mereka juga harus mati, dan jangka hidup mereka lebih pendek dari kita. Terkadang kita bisa hidup sampai beratus-ratus tahun, tetapi ketika hidup kita berhenti,kita hanya akan menjadi buih di permukaan air. Dan bahkan kita belum pernah menguburkan orang-orang yang kita cintai di sini. Kita tidak meimiliki jiwa yang kekal, tidak akan pernah hidup lagi. Seperti rumput laut yang dipotong, tidak akan pernah tumbuh lagi. Sebaliknya manusia, mereka memiliki jiwa yang kekal. Jiwa mereka hidup selamanya meskipun tubuh mereka telah menjadi abu. Jiwa mereka akan bangkit melalui udara, terbang melewati bintang-bintang, dan akan naik ke dunia yang tidak diketahui dan amat mulia yang tidak akan pernah dapat kita lihat.”
“Jadi, saya akan mati,” kata little mermaid,” dan sebagai buih laut, saya tidak akan bisa lagi mendengar gelombang laut, melihat bunga-bunga yang indah lagi? Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk mendapatkan jiwa yang kekal?”
“Tidak,” jawab sang nenek, “ kecuali ada seorang pria yang begitu mengasihi anda dan mencintai anda melebihi apapun dan bersedia menjaga anda seumur hidup, maka jiwa kekal pria tersebut akan mengalir pada anda sehingga anda akan memiliki jiwa yang kekal, begitu pula pria itu. Tetapi ini tidak akan pernah bisa terjadi. Ekor ikanmu, yang dianggap indah di sini, bagi manusia adalah hal yang menjijikkan. Bagi mereka kaki sangatlah penting untuk menjadi seorang manusia sebagai penopang tubuh.” Little mermaid mendesah dan memandang sedih ekor ikannya.
Hari-hari pun berlalu. Sang putri duyung kecil pun terus menerus memikirkan sang pangeran. Setiap hari dia datang di tempat ia meninggalkan pangeran, namun ia tidak melihat sang pangeran ada di sana. Setiap hari dia hanya melamun, merenung, dan bersedih sampai dia tidak pernah melakukan kegiatan apapun. Tanaman-tanaman pun tumbuh liar di tamannya sehingga menjadi semak belukar yang membuat taman menjadi gelap. Hal ini disadari oleh saudara-saudaranya. Akhirnya dia menceritakann masalahnya pada salah satu saudaranya. Saudaranya tidak bisa membantu apa-apa. Sampai suatu hari, Little mermaid tidak tahan lagi akan keinginannya untuk bertemu pangeran. Akhirnya, diam-diam dia meninggalkan istana dan menemui penyihir laut untuk minta bantuan.
“Aku tahu keinginanmu,” kata penyihir laut pada sang little mermaid. Kau ingin membuang ekor ikanmu dan menukarnya dengan sepasang kaki untuk membuat pangeran jatuh cinta padamu dan mendapatkan jiwa yang abadi kan? Kau tahu putri kecil, itu adalah hal terbodoh yang akan kau lakukan dan akan membawamu ke penderitaan. Dengar, aku hanya bisa membantumu hari ini karena sampai akhir tahun aku tidak bisa membantumu lagi. Aku akan memberikan ramuan padamu dan kau harus bereneng ke tepi pantai sebelum matahri terbit. Lalu minumlah ramuan ini, maka ekor ikanmu akan menghilang dan berubah menjadi kaki. Semua orang yang melihatmu akan menganggap bahwa kau adalah seorang gadis kecil yang amat cantik dan anggun. Kau akan bisa berjalan dan menari-nari dengan ringan. Tetapi setiap langkah yang kau ambil akan terasa seperti menginjak pisau yang sangat tajam. Jika kau bisa menanggung semua ini, maka aku akan membantumu.”
“ Saya akan,” kata putri duyung dengan gemetar.
“ Tapi ingat, sekali kau berubah menjadi manusia, kau tidak akan bisa menjadi putri duyung lagi. Dan jika kau tidak mendapatkan cinta sejatimu, dan cinta sejatimu itu menikah dengan orang lain, maka kau akan mati dan menjadi buih laut.
“ Aku akan melakukannya,” jawab sang putri duyung kecil.
“ Tetapi aku harus dibayar juga. Suaramu sangat indah melebihi apapun. Aku ingin kau memberikan suaramu untukku.” Awalnya little mermaid tidak mau, tetapi karena keinginannya yang kuat untuk menjadi manusia, akhirnya ia menyanggupinya. Setelah sang penyihir memberikan ramuannya, ia memotong lidah little mermaid, sehingga little mermaid pun menjadi bodoh dan tidak bisa bicara.
Kemudian little mermaid berenang menuju tepi pantai lalu meminum ramuan yang diberikan oleh penyihir laut. Setelah meminumnya, dia merasa dua mata pedang menusuk tubuhnya kemudian dia pingsan. Setelah tersadar kembali, ekor ikannya hilang dan berubah menjadi kaki yang indah. Tiba-tiba sang pangeran datang menghampirinya. Saat ditanya siapa dirinya, dia seperti orang bodoh karena tidak bisa bicara. Tetapi pangeran sangat mengagumi kecantikannya. Akhirnya sang pangeran membawanya ke istana dan memberinya pakaian yang indah dan makanan. Saat para dayang menari, sang little mermaid ikut menari. Dia menari sangat indah melebihi siapapun meskipun setiap langkah yang diambilnya bagaikan dia menginjak pisau yang amat tajam.
Suatu hari pangeran harus pergi ke kerajaan lain untuk dijodohkan. Little mermaid sangat sedih dan memeluk pangeran. “ Sebenarnya aku tidak ingin menikahi putri kerajaan itu karena aku tidak mencintainya. Aku hanya mencintai gadis cantik yang menolongku di tepi pantai itu. Tapi sayang, aku tidak bisa menemukannya sampai sekarang.”
“Akulah yang menolongmu. Bukan gadis itu,” teriak little mermaid dalam hati. Dia pun pergi menemani pangeran ke kerajaan tempat putri yang akan dinikahkan dengan pangeran. Di sana, pangeran tidak dapat langsung menemui sang putri karena sang putri sedang dididik di sebuah gereja. Keesokan harinya barulah sang pangeran bertemu dengan sang putri. Ternyata sang putri adalah gadis cantik yang menolong pangeran di tepi pantai dulu. Betapa senagnya sang pangeran dan akhirnya memutuskan untuk menikahi sang putri keesokan harinya.
Pupuslah harapan sang Little mermaid. Pangeran akan menikah dengan gadis lain. Padahal dia yang menolongnya. Bukan putri itu. Tapi dia tidak bisa mengatakannya karena suaranya telah ditukar dengan kakinya. Menyesal pun tidak ada gunanya. Dia akan mati.
Pesta pernikahan yang dilaksanakan di atas kapal di tengah laut pun sangan meriah. Saat pesta pernikahan, litle mermaid menari-nari menikmati hari terakhirnya sebelum matahari terbit. Karena setelah matahari terbit, dia akan berubah menjadi buih. Setelah semua orang tertidur, tiba-tiba kelima saudara little mermaid datang menemuinya dan memberinya sebilah pisau.
“ Kami telah memberikan rambut kami pada penyihir laut untuk mendapatkan pisau ini. Tusukkan pisau ini ke jantung sang pangeran. Darah pangeran yang mengalir di kakimu akan merubamu kembali menjadi duyung. Cepat lakukan sekarang. Nenek pun telah menyerahkan rambutnya juga untuk menolongmu. Ini adalah kesempatan terakhirmu untuk kembali. Cepat lakukan,” kata kakaknya.
Little mermaid pun masuk ke dalam tenda pangeran dan istrinya. Mereka sedang tidur berpelukan. Saat little mermaid hendak menusukkan pisaunya ke jantung pangeran, tiba-tiba pangeran memanggil nama istrinya dalam tidurnya. Littla mermaid sangat bingung dan akhirnya dia keluar dari tenda sang pangeran. Dilihatnya semburat merah di ufuk timur pertanda matahari sudah mulai terbit. Little mermaid menangis lalu melempar pisaunya ke laut. Kemudian dia menceburkan dirinya di laut sambil memandang tenda sang pangeran untuk yang terakir kalinya. Seketika itu juga tubuhnya berubah menjadi buih seiring dengan terbitnya matahari.
Kelima saudaranya yang melihat hal tersebut amat sedih akan nasib yang dialami adiknya. Mereka pun kembali ke istana dengan perasaan sedih. Sedangkan sang pangeran dan istrinya kebingungan mencari little mermaid yang menghilang. Mereka bersedih saat melihat buih-buih seperti mutiara di permukaan laut. Seolah-olah mereka tahu bahwa sang little mermaid telah menceburkan dirinya ke laut dan berubah menjadi buih.
Selasa, 06 September 2011
Losses Happy
The feeling of missing someone of the ocean never ends
It finally meets up with the sky at the horizon
If our love has been continuing long enough
we shall see happiness too
The promises often seem like butterflies
It is flying beautifully, and then vanished after circling
But I believe the promises you gave me
Will like spring that always comes
I’m always bringing the smile of your love with me
I’ve searching for the beauty that I’ve lost along the way
When tears have accidentally fallen down the corner of the mouth
I’ll wipe it off using my hand which you’ve held before
I never stop my journey even if there are more sceneries
I look only for the beauty that I’ve lost
Some people can’t tell how good it is
But no one can substitute it
In beginning, the very first second some things are meant to go on forever
Although fate loves play jokes on us the true heart will meet up with true heart
(OST At the Dolphin Bay)
It finally meets up with the sky at the horizon
If our love has been continuing long enough
we shall see happiness too
The promises often seem like butterflies
It is flying beautifully, and then vanished after circling
But I believe the promises you gave me
Will like spring that always comes
I’m always bringing the smile of your love with me
I’ve searching for the beauty that I’ve lost along the way
When tears have accidentally fallen down the corner of the mouth
I’ll wipe it off using my hand which you’ve held before
I never stop my journey even if there are more sceneries
I look only for the beauty that I’ve lost
Some people can’t tell how good it is
But no one can substitute it
In beginning, the very first second some things are meant to go on forever
Although fate loves play jokes on us the true heart will meet up with true heart
(OST At the Dolphin Bay)
Langganan:
Postingan (Atom)