Sisi satu:
Tidakkah pernah kau melihatku? Selama ini aku hanya melihatmu dari jauh. Kupikir setidaknya kau tahu aku, seperti yang lain. Karena memang aku sedikit berbeda dari mereka. Namun, bahkan namaku pun kau tidak tahu. Tapi, tidak apa. Setidaknya sekarang Tuhan telah memberiku kesempatan untuk dekat denganmu. Sayangnya, kesempatan itu terlalu singkat. Dan akupun kembali ke posisi semula. Melihatmu dari jauh. Melihatmu tersenyum bersama mereka. Andai saja mereka itu adalah aku. Sayang, aku hanya penonton yang lewat begitu saja. Bahkan kau melirikku saja tidak. Canda yang dulu sering kulontarkan untuk bisa dekat denganmu, sepertinya hanya kau anggap sebagai angin lalu. Sapaku setiap bertemu denganmu pun hanya kau balas dengan senyum tipis. Sekarang aku sadar, bahwa kau tidak pernah menganggapku lebih dari itu. Ya, aku juga sadar siapa diriku. Kau tidak mungkin melihatku seperti aku melihatmu.
Kau menarik. Kau berbeda dengan yang lain. Belum pernah kulihat orang sepertimu secara langsung. Kau menarik perhatianku sejak pertama kali aku melihatmu. Namun, waktu berlalu bersama dengan kesibukanku dan akhirnya akupun melupakanmu. Tetapi, Tuhan berkata lain. Dia membawamu kembali ke hadapanku. Sikapmu ramah dan bersahabat. Celakanya, aku juga manusia normal yang punya insting. Tapi aku menutup mata, telinga dan hatiku. Aku tahu ini tidak akan mungkin. AKu tahu siapa aku dan siapa dirimu. Ini tidak akan berakhir baik. Aku bersyukur, waktu itu hanya singkat. Sehingga aku bisa kembali ke posisi semula. Menarik diri dan melupakanmu. Meskipun kau masih sering menyapaku, tapi aku menahan diri. Hanya itu yang bisa kulakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar