Sebenarnya
ini adalah salah satu serial drama Jepang yang berisi kumpulan kisah-kisah
misteri. Namun, kali ini yang akan kita bahas adalah salah satu episodenya, yaitu
episode ke-8 yang berjudul “A Story of Small Intentions”. Kisah ini bukanlah
kisah horor yang bercerita mengenai kemunculan hantu, setan atau pocong. Kisah
ini lebih bercerita mengenai misteri kematian seorang murid SMU yang diduga
bunuh diri. Namun, salah satu sahabatnya tidak percaya akan fakta itu. Dia yakin
pasti ada fakta lain yang tidak diketahui. Oleh karena itu dia berusaha keras
untuk menyelidiki penyebab kematian sahabatnya itu. Ingin tahu detail ceritanya?
Simak uraiannya.
Ryo,
Tatsuya dan Yoko adalah sahabat dekat sejak SMP. Tatsuya dan Yoko adalah
sepasang kekasih. Sedangkan Ryo diam-diam menyukai Yoko. Karena Yoko adalah
kekasih Tatsuya, sahabat yang sangat disayangi Ryo, maka Ryo memilih untuk
memendam perasaannya. Sekarang mereka kelas 3 SMA. Persahabatan mereka sangat
bahagia dan tidak pernah ada masalah. Tatsuya adalah siswa yang baik hati,
bersemangat, tampan dan berprestasi. Banyak sekali yang menyukainya. Bahkan Ryo
pun merasa beruntung memiliki sahabat seperti Tatsuya.
Suatu saat pada jam istirahat, Ryo
membuka lokernya untuk mengambil sepatu. Saat melihat foto-fotonya bersama
kedua sahabatnya itu waktu SMP, Ryo mengambil foto itu lalu mengenang masa lalu
mereka. Saat sedang menikmati kenangan-kenangan masa lalu, tiba-tiba sesuatu
terjatuh dari atap sekolah dengan bunyi yang sangat keras. Semua orang
berteriak histeris dan mengerumuni sesuatu yang jatuh itu. Karena merasa
penasaran, Ryo pun mendekati kerumunan itu. Tiba-tiba Yoko datang dan
melarangnya melihat. Ryo yang penasaran, tidak menghiraukan peringatan Yoko.
Pelan-pelan dia mendekati kerumunan itu, sampai ia berada tepat di depan
sesuatu yang jatuh itu. Kakinya langsung lemas dan Ryo pun terduduk ketika
melihat sesuatu yang terjatuh dan berlumuran darah itu adalah Tatsuya.
Tatsuya dinyatakan meinggal karena
bunuh diri dengan melompat dari atap gedung sekolah karena terbukti bahwa tidak
ada orang lain di atap itu pada saat Tatsuya jatuh. Ryo yang sangat mengenal
Tatsuya tidak percaya bahwa Tatsuya bunuh diri. Tidak ada alasan bagi Tatsuya
untuk bunuh diri. Selama ini Tatsuya terlihat bahagia dan tidak memiliki
masalah. Kalaupun ada masalah, pasti Tatsuya sudah menceritakannya pada Ryo.
Saat itu, Ryo bertekad untuk mencari tahu penyebab kematian Tatsuya.
Di sekolah diadakan acara doa
bersama untuk Tatsuya. Masing-masing murid meletakkan bunga di depan foto
Tatsuya sambil mendoakannya. Saat tiba giliran Ryo, Ryo tidak dapat menahan air
matanya. Sejak kemarin dia terus menangis. Tiba-tiba salah satu murid perempuan
yang masih mengantri untuk meletakkan bunga terjatuh lemas nyaris pingsan.
Semua orang panik menolongnya. Ryo melihat gadis itu yang dipapah
teman-temannya. Gadis itu berambut panjang dan wajahnya pucat. Ryo tidak
terlalu menghiraukan gadis itu.
Beberapa hari setelah kematian
Tatsuya, Ryo masih mencari tahu mengenai kematian Tatsuya. Namun, hasilnya
nihil. Yoko berusaha menghentikan Ryo karena dia percaya bahwa Tatsuya memang
bunuh diri, dan apa yang dilakukan Ryo akan sia-sia. Tapi Ryo tidak menyerah.
Dia akan mencari bukti bahwa Tatsuya tidak bunuh diri.
Suatu pagi, saat dia sedang putus
asa, dia naik ke atap sekolah tempat Tatsuya menjatuhkan diri. Tib-tiba dia
merasa bahwa ada seseorang yang mengawasinya. Saat dia menengok, ternyata ada
seorang gadis yang mengikutinya. Gadis itu pun segera berlari dan Ryo pun
mengejarnya. Ryo ingat, gadis itu adalah gadis yang pingsan saat acara
pemakaman Tatsuya. Sayang, di tengah pengejaran, Ryo bertemu dengan salah satu
temannya.
“Ryo, apa yang kamu lakukan di atas?
Dapat dari mana kamu kuncinya? Cepat kembalikan!”
“Tidak mau. Beri tahu dulu siapa
gadis yang lewat barusan?”
“Cepat kembalikan kuncinya!”
“Siapa gadis itu?”
“Namanya Kasai.”
Akhirnya Ryo mencari tahu siapa
Kasai. Dia penasaran kenapa gadis itu pingsan saat pemakaman Tatsuya, dan
kenapa sekarang gadis itu mengikutinya? Ternyata gadis itu berasal dari klub
seni lukis. Ryo mendatangi ruangan klub itu dan tidak ada orang di sana. Cuma ada
beberapa lukisan, dan ada satu lukisan di dekat jendela yang masih tertutup
kain. Jendela itu menghadap ke gedung tempat Tatsuya terjatuh. Ryo berpikir,
jika gadis itu sering ada di sini, pasti dia melihat saat Tatsuya terjatuh. Saat
Ryo akan membuka kain itu, tiba-tiba ada yang berteriak.
“JANGAN BUKA!” ternyata dia adalah
gadis yang bernama Kasai.
“Kenapa?” tanya Ryo.
“Karena lukisan itu merefleksikan
diriku.”
“Apa kamu sering menghabiskan waktu
di sini?” tanya Ryo langsung.
“Iya.”
“Berarti kamu melihat saat Tatsuya
terjatuh dari atap gedung?”
Wajah gadis itu tiba-tiba pucat. “Tidak. Aku tidak
melihatnya. Saat itu aku sedang tidak ada di sini.”
“Kau yakin?” tanya Ryo tidak percaya.
“Kenapa? Aku tidak tahu apa-apa. Cepat pergi dari sini!”
“Ryo, kau sedang apa?” tiba-tiba Yoko muncul di sana.
Akhirnya Yoko mengajak Ryo pergi dari ruangan itu. Yoko
bercerita pada Ryo bahwa dia tahu gadis bernama Kasai itu. Dulu Kasai menyukai
Tatsuya dan memberikan sekotak cokelat dan surat cinta pada Tatsuya. Tapi,
Tatsuya menolak gadis itu dan memberikan cokelat itu pada teman-temannya. Kasai
sedih dan menangis. Dari cerita Yoko, Ryo semakin yakin bahwa Kasai berhubungan
dengan kematian Tatsuya.
Keesokan harinya Ryo dan Yoko kembali mendatangi ruang
klub seni itu. Saat membuka pintu, Ryo merasa silau. Ada sesuatu yang
menyilaukan di dekat jendela. Ryo pun mendekati jendela dan melihat sekotak
cermin merefleksikan sinar matahari sehingga membuat cahaya yang menyilaukan.
Iseng, Ryo menggerak-gerakkan cermin itu dan ternyata refleksi cahaya cermin
itu bisa mencapai ke gedung seberang. Jika saat itu Tatsuya yang sedang berdiri
di atap gedung dan terkena cahaya yang menyilaukan iu maka...
“Apa yang kalian lakukan di sini?” tiba-tiba Kasai
sudah ada di pintu. Melihat Ryo yang memain-minkan cermin itu, Kasai langsung
panik dan lari. Ryo dan Yoko langsung mengejar gadis itu yang berlari menuju
atap gedung. Saat sampai ke atas gedung, gadis itu melarang Ryo dan Yoko untuk
mendekatinya.
“Jangan mendekat!!” Ryo dan Yoko pun berhenti mengejar.
Mereka takut gadis itu akan bertindak bodoh. Sambil menangis, Kasai pun
menceritakan kejadian pada hari kematian Tatsuya. Saat itu Kasai sedang berada
di ruang klub seni dan memain-mainkan cermin itu. Kemudian dia melihat Tatsuya
berdiri membelakanginya di atap gedung seberang. Dia ingin Tatsuya melihatnya.
Sehingga ia menggerakkan cermin itu ke arah Tatsuya. Tatsuya yang terkejut dan
silau karena refleksi cahaya dari cermin itu, kemudian limbung dan kehilangan
keseimbangan tubuhnya sehingga terjatuh.
“Saat itu aku hanya ingin Tatsuya melihatku. Aku ingin
dia tahu bahwa aku ada di sana dan melihatnya. Cuma itu. Semua ini memang
salahku. Akulah yang membunuh Tatsuya.” Kansai menangis kemudian naik pagar
berusaha melompat dari atap gedung. Ryo dan Yoko terkejut.
“Tidak! Itu bukan salahmu!!” teriak Yoko sambil
menangis juga. Untunglah Ryo cepat bertindak sehingga dia bisa menarik Kasai
sebelum gadis itu melompat. Kasai yang frustasi pun melepaskan diri dari Ryo
dan berlari menuruni tangga. Sayang, dia terpeleset dan jatuh dari tangga.
Akhirnya Kasai pun di bawa ke rumah sakit. Sekarang Ryo tahu bahwa kematian
Tatsuya bukanlah bunuh diri, melainkan kecelakaan. Lukisan yang tertutup kain
di ruang seni itu adalah lukisan wajah Tatsuya yang dibuat oleh Kasai. Ryo dan
Yoko pun sudah sepakat untuk merahasiakan kejadian ini.
Setahun pun berlalu. Yoko melanjutkan kuliah di
Universitas Tokyo dan pindah ke Tokyo. Sedangkan Ryo masih berada di kota
tempat mereka tinggal.Tepat hari peringatan kematian Tatsuya, Ryo pun datang ke
sekolah dan meletakkan bunga di tempat Tatsuya terjatuh dan mendoakannya. Saat
akan pulang dari sekolah itu, Ryo bertemu dengan Yoko. Akhirnya mereka pun
pulang bersama.
Dalam perjalanan pulang, Ryo ingin menanyakan sesuatu
pada Yoko. Sebenarnya selama satu tahun, pertanyaan itu terus mengusik pikiran
Ryo, namun dia belum dapat kesempat untuk menanyakannya.
“Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Ryo pada Yoko.
“Soal apa?”
“Mengenai kematian Tatsuya.” Wajah Yoko tiba-tiba
berubah pucat.
“Kenapa? Bukankah semua sudah selesai?” tanya Yoko.
“Igatkah kau saat Kasai akan melompat dari atap gedung,
saat itu kau bilang padanya bahwa itu bukan salahnya. Sebenarnya apa maksudmu
mengatakan hal itu? Terus terang, hal itu sangat mengusikku sampai sekarang,”
tanya Ryo.
“Ternyata kau menyadarinya juga. Memang benar, kematian
Tatsuya bukanlah salah Kasai,” jawab Yoko. Ekspresi wajahnya berubah menjadi
dingin. Dingin seperti bukan Yoko yang dikenal Ryo.
“Apa maksudmu? Jangan bilang kalau kau...” kalimat Ryo
tegantung, dia tidak mampu meneruskannya.
“Benar. Saat itu Tatsuya memang tidak sendirian. Aku
juga ada di atap sekolah bersamanya,” jawab Yoko datar. Matanya menerawang. Ryo
sangat terkejut. Dia berdiri terpaku tidak mampu bergerak. Dia tidak percaya
dengan apa yang didengarnya. Yoko pun menceritakan kejadian yang sesungguhnya
di hari naas itu.
Waktu itu Tatsuya memanggil Yoko ke atap sekolah dan
mengatakan bahwa ia juga akan melanjutkan sekolah di universitas Tokyo bersama
Yoko. Namun, ekspresi Yoko bukannya senang, tapi malah marah. Ternyata Yoko
sengaja akan sekolah di Tokyo supaya bisa berpisah dari Tatsuya. Tatsuya yang
mendengar hal itu sangat kaget dan dia tidak ingin berpisah dengan Yoko. Yoko
ingin lepas dari Tatsuya, jika Tatsuya mengikuinya ke Tokyo, maka usaha Yoko
selama ini akan sia-sia. Yoko marah pada Tatsuya. Tatsuya sendiri ngotot tidak
ingin putus dengan Yoko. Saat itu Yoko melihat sinar yang menyilaukan di
belakang Tatsuya. Entah setan apa yang yang merasuki Yoko saat itu sehingga dia
bepikir jika Tatsuya lenyap, maka dia bisa bebas dari Tatsuya. Kemudian Yoko
pun menyuruh Tatsuya untuk menengok ke belakang. Tatsuya yang tidak tahu maksud
Yoko pun mengikuti perintah Yoko. Tepat saat Tatsuya menoleh ke belakang, sinar
itu menyilaukan matanya sehingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari
atap.
Ryo benar-benar tidak percaya apa yang ia dengar. Dia
tidak menyangka bahwa yang mencelakai Tatsuya adalah kekasih tatsuya sendiri
sekaligus gadis yang dicintai Ryo. Hati Ryo merasa sakit dan dia pun menangis.
“Kenapa? Kenapa kau melakukan ini pada Tatsuya? Kenapa
kau ingin berpisah dengannya?” tanya Ryo di tengah isaknya.
“Karena aku menyukai orang lain. Aku tidak ingin membohongi
diriku terus menerus,” jawab Yoko yang juga menangis.
“Memangnya siapa yang kau sukai?”
“Kau. Kaulah yang kusukai. Tapi aku tidak bisa
bersamamu jika aku bersama Tatsuya. Makanya aku ingin bebas darinya.”
Belum selesai keterkejutannya dengan pengakuan Yoko
tentang kematian Tatsuya, sekarang Ryo dikejutkan lagi dengan kenyataan bahwa
Yoko menyukainya. Dan yang membuat Yoko ingin mencelakai Tatsuya adalah dirinya.
Berarti dialah yang penyebab kematian Tatsuya. Tidak sanggup menerima kenyataan
ini, Ryo pun terduduk lemas sambil menangis. Hatinya benar-benar hancur.
Tatsuya adalah sahabat yang sangat disayanginya, tapi, gara-gara dia Tatsuya
meninggal. Dia tidak pernah menyangka kalau dia sendirilah pembunuh Tatsuya
yang sebenarnya. Ryo terus menangis sekencang-kencangnya, menangisi dirinya,
menangisi Tatsuya, menangisi Yoko, dan menangisi nasibnya. Dan Yoko pun pergi
meninggalkannya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar