The possession
merupakan film bergenre horror yang merupakan kisah nyata sebuah keluarga
selama 29 hari. Dalam waktu 29 hari, keluarga tersebut harus berjuang untuk
menyelamatkan jiwa anak mereka yang dikuasai iblis.
Dikisahkan ada sebuah keluarga yang memiliki dua orang anak
perempuan yang berumur sekitar 11 dan 12 tahun bernama Emily dan Hannah. Kedua
orang tua mereka baru saja bercerai 3 bulan yang lalu karena sang ayah terlalu
sibuk dengan pekerjaan. Akhirnya, mereka pun bergantian tinggal di rumah ayah
dan ibu mereka. Setiap weekend Hannah dan Emily tinggal di rumah ayahnya.
Pada suatu weekend, mereka pun dijemput sang ayah untuk
tinggal di rumahnya. Ternyata sang ayah baru saja membeli rumah yang sederhana
namun indah karena terletak di dekat hutan. Emily yang periang dan suka
petualang pun memilih kamar yang jendelanya menghadap ke hutan. Keesokan
harinya, sang ayah mengajak mereka membeli perabot-perabot yang dibutuhkan
untuk mengisi rumah baru mereka. Ayah pun mengajak mereka ke suatu rumah yang
sedang mengadakan lelang untuk barang-barang lamanya. Emily dan Hannah pun
memilih barang-barang yang mereka sukai. Pada saat itu Emily melihat sebuah
kotak kayu yang memiliki ukiran-ukiran indah di bagian atasnya. Emily langsung
jatuh cinta pada kotak itu dan meminta ayahnya untuk membelikannya. Sang ayah
pun segera membayar barang-barang yang dipilih anaknya.
Sesampainya di rumah, Emily meminta ayahnya untuk
membukakan kotak itu karena dia tidak bisa membukanya. Ayahnya sudah berusaha
membuka kotak itu, namun kunci kotak itu tidak mau terbuka. Akhirnya ayahnya
bilang mungkin si pembuat kotak itu tidak menginginkan kotaknya dibuka. Emily
pun menyerah.
Malam harinya, Emily tidak bisa tidur karena pikirannya
dipenuhi oleh kotak itu. Dia pun mengambil kotak yang diletakkan di meja
kamarnya itu dan membawanya ke tempat tidur. Dia mencoba membukanya lagi, dan
ajaib, kotak itu pun terbuka. Di bagian dalam tutup kotak itu terdapat cermin
yang sudah usang. Di dalam kotak terdapat berbagai barang aneh seperti cincin,
kalung, gigi, rambut dan beberapa barang aneh lagi. Emily tertarik pada
cincinnya kemudian memakai cincin itu. Setelah puas melihat isi kotak itu,
Emily pun tidur sambil memeluk kotaknya.
Keesokan harinya, tiba-tiba ia berubah menjadi pendiam.
Hannah merasa aneh karena tidak biasanya Emily diam. Hannah pun menanyakannya
pada Emily ada apa dengannya. Emily pun menjawab dia sendiri juga tidak tahu,
tapi dia merasa bahwa dirinya bukanlah dirinya sendiri. Hannah mengira hal itu
terjadi karena perceraian orang tua mereka. Hannah pun menasehati Emily untuk
tidak terlalu memikirkannya.
Semakin hari sikap Emily semakin aneh dan semakin pendiam.
Pada minggu berikutnya pada saat sarapan di rumah ayahnya, Hannah bercerita
tentang kegiatan Cheer nya dengan penuh semangat. Namun, Emily hanya diam saja
dan makan seperti orang kelaparan. Dia terus menerus memasukkan potongan roti
ke dalam mulutnya tanpa jeda. Ayahnya merasa aneh akan sikap Emily sehingga dia
tidak mendengarkan Hannah dan terus mengamati Emily. Akhirnya ayahnya
memperingatkan Emily untuk makan pelan-pelan, tetapi Emily tidak menghiraukan
dan makan semakin cepat. Ayahnya pun membentaknya dan memegangi tangan Emily.
Saat itu juga Emily langsung menusukkan garpu yang dipegangnya ke tangan sang
ayah. Dia pun terkejut dengan apa yang dilakukannya. Emily pun segera meminta
maaf pada ayahnya. Sejak saat itu, ayahnya mulai mencurigai perilaku Emily.
Ditambah pada saat ayahnya mengantar mereka kembali ke rumah ibunya, Emily mengatakan
pada ayahnya dengan keras bahwa ayahnya tidak boleh menyentuh kotaknya.
Suatu hari di sekolah, salah satu teman laki-laki di kelas
Emily merasa penasaran dengan isi tas Emily yang begitu besar. Diam-diam anak
itu menarik tas Emily dan membukanya dan menemukan sebuah kotak kayu. Emily yang
menyadari hal itu langsung berteriak dan memukuli anak laki-laki itu. Akhirnya
kedua orang tuanya pun dipanggil ke sekolah karena Emily telah menganiaya
temannya dan dia harus di skors. Malam harinya sang guru yang menyita kotak
milik Emily pun tiba-tiba meninggal karena terjatuh dari lantai atas sekolah.
Keesokan harinya, Emily meminta ayahnya untuk mengambilkan
kotak yang disita sekolah itu. Ayahnya menanyakan kenapa Emily begitu menyukai
kotak kayu itu. Emily pun mengatakan bahwa kotak itu adalah temannya bahkan dia
bisa bicara dengannya. Ayahnya kaget, tapi dia ingin tahu lebih dalam tentang
kotak itu. Sang ayah pun menanyakan temannya itu laki-laki atau perempuan, dan
Emily pun menjawab perempuan. Temannya itu bilang bahwa Emily adalah gadis yang
spesial. Ayahnya bertanya apakah ayahya bisa bertemu dengan temannya itu? Emily
pun menjawab tidak bisa, karena bahkan dia sendiri pun tidak bisa bertemu
dengannya.
Sang ayah semakin yakin bahwa ada yang tidak beres dengan
kotak itu. Setelah mengambil kotak itu dari sekolah, sang ayah langsung
membuangnya ke tempat penampungan sampah. Sesampainya di rumah, Emily pun marah
kepada ayahnya dan mencaci maki ayahnya. Ayahnya marah dan membentaknya
kembali. Tiba-tiba Emily ditampar oleh tangan yang tak terlihat. Emily dan
Hannah pun mengira bahwa ayahnya yang melakukannya. Padahal ayahnya tidak
menyentuh Emily sama sekali. Emily pun semakin marah dan lari dari rumah. Dia
pun berlari menuju tempat kotak itu dibuang dan mengambilnya kembali. Sang ayah
pun menyusulnya dan Emily tiba-tiba pingsan. Hannah menceritakan kejadian itu
pada ibunya sehingga sang ibu marah pada ayah dan melarang ayah menemui Emily
lagi.
Merasa penasaran dengan kotak kayu itu, sang ayah pun
membawanya pada seorang profesor untuk menanyakan sebenarnya kotak apa itu.
Profesor itu mengatakan bahwa kotak itu biasa digunakan oleh orang Yahudi untuk
menangkap iblis dan memenjarakannya di kotak itu. Dan kotak itu pun tidak boleh
dibuka lagi. Menyadari bahwa Emiy telah membuka kotak itu, ayah pun berpikir
bahwa Emily telah kerasukan iblis yang ada di kotak itu. Dia pun mencari tahu
bagaimana cara membebaskan seseorang dari kerasukan. Keesokan harinya, setelah
isterinya keluar dari rumah, dia pun mendatangi Emily yang sedang tidur di
kamarnya dan mulai membacakan al kitab untuk Emily. Emily yang tidur pun
langsung terbangun dan memelototi ayahnya. Saat itu tiba-tiba angin bertiup
kencang sehingga membolak balikkan halaman al kitab. Tapi ayahnya tidak
menyerah dan terus membacanya. Tiba-tiba angin bertiup makin kencang dan mampu
melempar al kitab sampai menabrak dinding kamar. Emily masih memelototi ayahnya
dan ayahnya sadar bahwa itu bukanlah putrinya. Dengan sedih dan marah, ayah pun
bertanya “ Siapa kau dan apa yang kau inginkan dari putriku?”. Emily tidak
menjawab dan terus memelototi ayahnya, namun matanya menangis. Sayang, ibunya
segera datang dan mengusir sang ayah pergi.
Malam harinya, sang ibu mendengar suara tangisan Emily di
dapur. Ibunya mendatanginya dan melihat Emily sedang memakan daging mentah di
dapur, namun samar-samar masih terdengar suara tangisnya. Ibunya terkejut dan
Emily pun lari. Ibunya memanggil-manggil nama Emily, namun Emily menjawab
dengan suara lain dan mengatakan bahwa Emily tidak ada di sini. Emily pun
menyerang ibunya dengan melempar barang-barang kaca ke kaki ibunya. Ibunya
berteriak histeris dan Emily pun menghilang. Tiba-tiba Emily meloncat dan
memeluk ibunya dari belakang lalu menangis. Emily telah kembali.
Esoknya, Emily di bawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan CT
scan di seluruh tubuhnya. Saat hasilnya keluar, semua orang terkejut karena
gambar itu menunjukkan bahwa ada makhluk lain yang hidup dan bergerak di dalam tubuh Emily. Sang
ibu pun baru sadar bahwa dokter tidak bisa menolong putrinya. Di saat yang
bersamaan, sang ayah pun pergi ke luar kota untuk mencari perkumpulan pemuka
agama Yahudi. Setelah bertemu dengan mereka, sang ayah pun menunjukkan kotak
itu pada mereka. Seketika itu juga semua orang yang di sana pun berlari menjauhi
kotak itu. Sang ketua mengatakan bahwa itu adalah kotak iblis yang tidak boleh
dibuka. Sang ayah pun mengatakan bahwa putrinya telah membukanya. Ketua pun
mengatakan bahwa itu sangat buruk. Iblis itu akan memakan jiwa putrinya sampai
habis dan menguasai tubuh Emily. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk menolong
Emily karena itu sangat berbahaya. Satu-satunya cara untuk mengeluarkan iblis
itu dari tubuh Emily adalah dengan memanggil nama iblis itu dan
mengembalikannya ke dalam kotak. Tapi, sang ayah tidak tahu nama iblis itu.
Sang ketua pun tidak dapat berbuat apa-apa lagi dan menyuruh sang ayah untuk
memasrahkannya pada takdir Tuhan. Sang ayah marah karena tidak ada yang mau
menolongnya, lalu pergi. Kemudian ada salah seorang dari mereka yang menyusul ayah
dan mengatakan bahwa sang ketua menyuruhnya untuk menolong Emily. Di
perjalanan, si Yahudi mengamati kotak kayu itu dan membukanya. Dia mengamati
cermin yang ada di dalam kotak kayu tersebut. Dia memecahkan cermin itu dan
dibaliknya terdapat nama si iblis. Abissa.
Sesampainya di rumah sakit, Emily di bawa ke ruang terapi
untuk melakukan ritual pengeluaran
iblis. Semuanya telah dipersiapkan, Emily pun dipegangi oleh ayah, ibu, dan
kakaknya. Saat ritual dilaksanakan, Emily memberontak dan menyerang orang-orang
di sana, kemudian kabur. Ayahnya mengejarnya, sedangkan sang Yahudi melarang
ayahnya karena gadis itu bukan putrinya lagi. Tapi ayahnya tidak ingin
kehilangan Emily begitu saja. Dia terus mengejar Emily yang masuk ke kamar
mayat. Emily menyerang ayahnya dan ayahnya berusaha melawan seraya berkata ,”
Ambil saja nyawaku sebagai ganti putriku.” Keadaan pun kemudian jadi tenang. Sang
Yahudi, ibu dan Hannah menemukan Emily yang dipeluk ayahnya. Emily sudah sadar
kembali, namun sang ayah tak bergerak. Tiba-tiba tubuh sang ayah terbanting ke
tembok. Sang iblis telah berpindah ke tubuh ayah. Sang Yahudi segera memanggil
nama si iblis dan membacakan beberapa kata untuk mengembalikan si iblis ke
dalam kotak. Dengan usaha keras, si iblis berhasil dikeluarkan dari tubuh sang
ayah dan masuk kembali ke dalam kotak. Sang ayah pun selamat. Semuanya saling
berpelukan dan keluarga itu pun melanjutkan kehidupannya kembali, menjadi
keluarga yang utuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar