i hope it's just a nightmare
i want to get up now
but, it's real
the real that i can't believe
the fact that i never imagine would be happen
i'd give everything that i have for my family happiness
everything..
oh God, can you hear my pray??
if possible i want to turn back the clock
holding h** hand, so *** didn't make the mistake
gave h** everything that *** want
you never know how much we loved you
please come back
wa can solve the problem together
don't you regretfull?
they loved you very much
but, in front of you i can't tell anything that i feel
i just can write it
i hope someday, you'll read it
i can't stay beside of you forever
i just can say that i love you very much
saranghae
Jumat, 23 Desember 2011
Jumat, 09 Desember 2011
Sosok misterius di Mushola
Udah lama nggak ngeblog ni. Kali ini crita yang kutulis bukanlah crita romantis, sedih atau apapun. Tapi ini adalah kisah nyata yang dialami seseorang, sebut saja si A. Mahasiswa sebuah Universitas negeri di Bogor.
Kisah berawal saat si A pulang kuliah pada sore hari. Si A ini tinggal di daerah Ciawi,sedangkan kampusnya di Darmaga Bogor. Si A biasanya ngekos. Tapi karena laptopnya ketinggalan di rumah, dan dia harus mengerjakan tugas, maka si A berencana pulang sore ini sehabis kuliah untuk mengambil laptop.
Si A pun memulai perjalanan pulangnya seusai kuliah dengan naik angkot. Karena hari sudah terlalu sore, dan adzan maghrib sudah berkumandang saat dia masih di dalam angkot, maka si A memutuskan untuk sholat maghrib terlebih dahulu saat ia akan berganti angkot jurusan Ciawi.
Matahari sudah terbenam dan hari mulai gelap saat si A turun dari angkot. Jam menunjukkan pukul 6 sore. Suasana langit menjadi suram, tidak gelap, tidak pula terang. Si A pun bertanya-tanya pada orang di sekitar situ, kemudian memasuki perkampungan di daerah sana untuk mencari mesjid atau mushola untuk melaksanakan shalat maghrib. Suasana perkampungan itu cukup sepi. Sepanjang jalan yang dilewati si A adalah kebun-kebun yang tidak terurus. jarang rumah penduduk ia lewati. Akhirnya si A pun menemukan mushola yang dicari-carinya. Mushola tersebut sangat kecil, dengan diterangi lampu yang remang-remang. Tidak ada satu orang pun yang berada di dalam mushola tersebut. Sedangkan si A sendiri tidak tahu temapat di mana ia bisa buang air kecil dan berwudhu. Lalu si A melihat ada seorang gadis berambut panjang dan memakai kemeja warna krem duduk di bangku dekat mushola. Gadis itu menunduk sambil memain-mainkan sesuatu, seperti sedang sms (menurut si A). Si A pun segera mendekati gadis itu dan bertanya," Maaf, mau nanya tempat wudhu nya di mana ya?". Gadis itu kemudian menunjuk suatu arah dengan jarinya. Wajahnya masih menunduk dan mulutnya masih bungkam. Setelah paham dengan arah yang ditunjukan si gadis, si A pun segera berkata," Oh, ya. Terima kasih." Si A pun segera menuju arah yang ditunjukkan si gadis tanpa berpikir apapun. Dia sendiri sudah buru-buru ingin ke toilet.
Setelah ke toilet dan berwudhu, si A pun kembali ke mushola. Saat melewati bangku di dekat mushola, gadis itu sudah tidak ada di sana. "Oh, mungkin dia udah pergi," pikir si A. kemudian, si A pun masuk ke mushola dan ia melihat ada 2 orang bapak-bapak yang sedang sholat di sana. Si A segera menunaikan sholat maghrib tanpa berpikir macam-macam. Seusai sholat, tiba-tiba salah satu bapak yang sholat di dalam mushola tersebut mendekati si A lalu bertanya ," Maaf, neng kok tahu tempat wudhunya tadi dari mana? kan agak jauh."
" O, tadi saya nanya mbak-mbak yang duduk di bangku itu," jawab si A dengan polosnya.
" O, gitu ya." kata bapak-bapak itu tadi.
Karena merasa tidak ada yang aneh, si A pun keluar mushola dan mulai mengenakan sepatunya. Saat sedang mengenakan sepatu, si bapak tadi menghampiri si A lagi dan bilang," Tunggu sebentar di sini ya, Neng."
SI A bingung kenapa si bapak tadi nyuruh dia nunggu. Tapi si A pun menurut saja. Tidak lama kemudian, si bapak tadi kembali dengn membawa segelas air putih. Bapak itu memberikan segelas air putih itu kepada si A sambil berkata:
" Ini Neng, diminum dulu. Biar nggak diikutin."
Si A pun kaget dan pikirannya melayang-layang kembali pada beberapa waktu lalu. Tiba-tiba dia menjadi tidak bisa berkata apapun dan pikirannya menjadi kacau karena shock.
" Jadi yang gue lihat tadi adalah...,!@#$%^&*()*".
Kisah berawal saat si A pulang kuliah pada sore hari. Si A ini tinggal di daerah Ciawi,sedangkan kampusnya di Darmaga Bogor. Si A biasanya ngekos. Tapi karena laptopnya ketinggalan di rumah, dan dia harus mengerjakan tugas, maka si A berencana pulang sore ini sehabis kuliah untuk mengambil laptop.
Si A pun memulai perjalanan pulangnya seusai kuliah dengan naik angkot. Karena hari sudah terlalu sore, dan adzan maghrib sudah berkumandang saat dia masih di dalam angkot, maka si A memutuskan untuk sholat maghrib terlebih dahulu saat ia akan berganti angkot jurusan Ciawi.
Matahari sudah terbenam dan hari mulai gelap saat si A turun dari angkot. Jam menunjukkan pukul 6 sore. Suasana langit menjadi suram, tidak gelap, tidak pula terang. Si A pun bertanya-tanya pada orang di sekitar situ, kemudian memasuki perkampungan di daerah sana untuk mencari mesjid atau mushola untuk melaksanakan shalat maghrib. Suasana perkampungan itu cukup sepi. Sepanjang jalan yang dilewati si A adalah kebun-kebun yang tidak terurus. jarang rumah penduduk ia lewati. Akhirnya si A pun menemukan mushola yang dicari-carinya. Mushola tersebut sangat kecil, dengan diterangi lampu yang remang-remang. Tidak ada satu orang pun yang berada di dalam mushola tersebut. Sedangkan si A sendiri tidak tahu temapat di mana ia bisa buang air kecil dan berwudhu. Lalu si A melihat ada seorang gadis berambut panjang dan memakai kemeja warna krem duduk di bangku dekat mushola. Gadis itu menunduk sambil memain-mainkan sesuatu, seperti sedang sms (menurut si A). Si A pun segera mendekati gadis itu dan bertanya," Maaf, mau nanya tempat wudhu nya di mana ya?". Gadis itu kemudian menunjuk suatu arah dengan jarinya. Wajahnya masih menunduk dan mulutnya masih bungkam. Setelah paham dengan arah yang ditunjukan si gadis, si A pun segera berkata," Oh, ya. Terima kasih." Si A pun segera menuju arah yang ditunjukkan si gadis tanpa berpikir apapun. Dia sendiri sudah buru-buru ingin ke toilet.
Setelah ke toilet dan berwudhu, si A pun kembali ke mushola. Saat melewati bangku di dekat mushola, gadis itu sudah tidak ada di sana. "Oh, mungkin dia udah pergi," pikir si A. kemudian, si A pun masuk ke mushola dan ia melihat ada 2 orang bapak-bapak yang sedang sholat di sana. Si A segera menunaikan sholat maghrib tanpa berpikir macam-macam. Seusai sholat, tiba-tiba salah satu bapak yang sholat di dalam mushola tersebut mendekati si A lalu bertanya ," Maaf, neng kok tahu tempat wudhunya tadi dari mana? kan agak jauh."
" O, tadi saya nanya mbak-mbak yang duduk di bangku itu," jawab si A dengan polosnya.
" O, gitu ya." kata bapak-bapak itu tadi.
Karena merasa tidak ada yang aneh, si A pun keluar mushola dan mulai mengenakan sepatunya. Saat sedang mengenakan sepatu, si bapak tadi menghampiri si A lagi dan bilang," Tunggu sebentar di sini ya, Neng."
SI A bingung kenapa si bapak tadi nyuruh dia nunggu. Tapi si A pun menurut saja. Tidak lama kemudian, si bapak tadi kembali dengn membawa segelas air putih. Bapak itu memberikan segelas air putih itu kepada si A sambil berkata:
" Ini Neng, diminum dulu. Biar nggak diikutin."
Si A pun kaget dan pikirannya melayang-layang kembali pada beberapa waktu lalu. Tiba-tiba dia menjadi tidak bisa berkata apapun dan pikirannya menjadi kacau karena shock.
" Jadi yang gue lihat tadi adalah...,!@#$%^&*()*".
Sabtu, 05 November 2011
Senandung Sepi
Malam ini adalah malam takbir. Besok hari raya Idhul adha. Semua orang pulang ke rumah masing-masing untuk merayakannya. Ya, tentunya kecuali aku. Rumahku terlalu jauh dari tempatku sekarang. idak mungkin aku pulang. Terpaksa aku tetap di sini, malam ini, dan menulis ini.
Seharian kuhabiskan untuk bermain internet di kampus, mendownload sana sini walaupun sia-sia. lalu pulang. Mengurung diri di kamar dan membaca novel yang kupinjam dari sorang teman. Aku tengelam dalam novel yang kubaca, sampai tidak sadar bahwa hari sudah gelap. Adzan maghrib pun telah usai. Suara takbir bergema di mana-mana. Tapi masih di sini. Sepi.
Segera aku kembali ke dunia nyata, mandi, menunaikan sholat maghrib, kemudian keluar mencari makan dan keramaian.Saat aku berjalan melewati lorong kosan, semuanya gelap. Kamr-kamar gelap, lorong gelap. Tidak ada suara apapun. Sunyi. Kecuali suara takbir yang bergema dari luar. Kuhidupkan lampu-lampu lalu keluar kosan. Sambil berjalan, aku berpikir makanan apa yang hendak aku beli. Apakah aku akan beli yang di dekat kos, atau pergi menyeberang menyusuri jalan Bara yang ramai? Tanpa sadar tiba-tiba aku sudah menyeberang dan berjalan di bara. Ternyata keramaian membuatku tidak nyaman. Aku berbalik. Kuputuskan untuk membeli segelas Vanilla late sebelum menyeberang kembali. lumayan, untuk menenangkan hati yang sepi.Akupun kembali menyeberang dan membeli soto ayam untuk makan malamku.
Sampai di kosan. Tetap sepi. Suara takbir masih terdengar dari luar. Tapi aku masih bersyukur, itu bukan suara takbir idhul fitri. Aku menertawakn nasibku. Bukankah ini sudah pilihanku sendiri untuk hidup jauh dari keluargaku? ya sudahlah.
Sekarang di sinilah aku. menulis di sini sambil mendengarkan lagunya YOOCHUN yng berjudul IF YOU. ini lirik lagunya
As if wind is blowing, you are spreading
Slowly, very slowly, in me
I escape my same daily routine
If it's you, if we are together
My love that's been asleep is breathing in thorns
Caught in my throat and knowing that it'll hurt
I swallow it anywy
* Can't I love?
You, who has made my scarred heart, beat again
Can't I love?
Love is falling asleep
Because if it's not you,
Like before, I will have lost my smile as if I was dead
As if the wind is passing, you are passing too
At some point, at some point, by my side
I try to catch you and grab a handful but
That love brushes by my fingertips
My faint love stops my breath
And I wait, even if it's for a moment, for that love that lingers
* repeat
Love is falling asleep
My heart and soul that you've once awakened has stopped again
Love is falling asleep
Because if it's not you,
Like before, I will have lost my smile as if I was dead
Seharian kuhabiskan untuk bermain internet di kampus, mendownload sana sini walaupun sia-sia. lalu pulang. Mengurung diri di kamar dan membaca novel yang kupinjam dari sorang teman. Aku tengelam dalam novel yang kubaca, sampai tidak sadar bahwa hari sudah gelap. Adzan maghrib pun telah usai. Suara takbir bergema di mana-mana. Tapi masih di sini. Sepi.
Segera aku kembali ke dunia nyata, mandi, menunaikan sholat maghrib, kemudian keluar mencari makan dan keramaian.Saat aku berjalan melewati lorong kosan, semuanya gelap. Kamr-kamar gelap, lorong gelap. Tidak ada suara apapun. Sunyi. Kecuali suara takbir yang bergema dari luar. Kuhidupkan lampu-lampu lalu keluar kosan. Sambil berjalan, aku berpikir makanan apa yang hendak aku beli. Apakah aku akan beli yang di dekat kos, atau pergi menyeberang menyusuri jalan Bara yang ramai? Tanpa sadar tiba-tiba aku sudah menyeberang dan berjalan di bara. Ternyata keramaian membuatku tidak nyaman. Aku berbalik. Kuputuskan untuk membeli segelas Vanilla late sebelum menyeberang kembali. lumayan, untuk menenangkan hati yang sepi.Akupun kembali menyeberang dan membeli soto ayam untuk makan malamku.
Sampai di kosan. Tetap sepi. Suara takbir masih terdengar dari luar. Tapi aku masih bersyukur, itu bukan suara takbir idhul fitri. Aku menertawakn nasibku. Bukankah ini sudah pilihanku sendiri untuk hidup jauh dari keluargaku? ya sudahlah.
Sekarang di sinilah aku. menulis di sini sambil mendengarkan lagunya YOOCHUN yng berjudul IF YOU. ini lirik lagunya
As if wind is blowing, you are spreading
Slowly, very slowly, in me
I escape my same daily routine
If it's you, if we are together
My love that's been asleep is breathing in thorns
Caught in my throat and knowing that it'll hurt
I swallow it anywy
* Can't I love?
You, who has made my scarred heart, beat again
Can't I love?
Love is falling asleep
Because if it's not you,
Like before, I will have lost my smile as if I was dead
As if the wind is passing, you are passing too
At some point, at some point, by my side
I try to catch you and grab a handful but
That love brushes by my fingertips
My faint love stops my breath
And I wait, even if it's for a moment, for that love that lingers
* repeat
Love is falling asleep
My heart and soul that you've once awakened has stopped again
Love is falling asleep
Because if it's not you,
Like before, I will have lost my smile as if I was dead
Minggu, 11 September 2011
THE SNOW QUEEN
Dikisahkan, para iblis membuat sebuah cermin besar yang dapat merubah kebaikan menjadi keburukan jika melihat cermin itu. Para iblis berencana untuk memasukan cermin itu ke surga dengan membodohi Malaikat dan Tuhan. Tapi ternyata, saat mereka berusaha membawa masuk cermin itu ke surga, cermin itu bergetar hebat dan akhirnya pecah menjadi serpihan-serpihan yang jatuh ke bumi. Apabila serpihan kaca itu terkena mata dan hati manusia, maka hati mereka akan beku seperti es, dan mata mereka akan menjadi seperti cermin itu, yang tidak bisa melihat kebaikan, namun hanya melihat keburukan dari orang lain.
Beberapa tahun kemudian ada seorang anak laki-laki kecil, Kay, dan seorang gadis kecil, Gerda, tinggal bersebelahan di suatu kota besar. Rumah mereka sangat dekat dan mereka memilii kebun bunga tempat bermain bersama. Dan mereka menjadi sangat dekat dan saling menyayangi satu sama lain sebagai teman bermain. Suatu hari, nenek Kay bercerita tentang Ratu Salju kepada mereka. Ratu Salju adalah penguasa dari seluruh salju, dan dia akan terlihat saat sedang turun salju yang lebat. Pada suatu malam di musim dingin, melalui jendela, Kay melihat Ratu Salju di taman bunganya. Ratu itu memberi isyarat pada Kay untuk datang padanya. kay takut dan menutup kembali jendelanya.
Pada musim semi berikutnya, Gerda belajar menyanyi lagu yang sering dinyanyikannya bersama Kay. "Where the roses deck the flowery vale, there, infant Jesus thee we hail!". Karena bunga mawar telah tumbuh di taman mereka, maka Gerda selalu teringat cintanya pada Kay jika melihat bunga mawar.
Pada musim panas yang cerah itulah, kay terkena serpihan kaca iblis yang pecah saat sedang membaca buku bersama gerda di taman bunga mereka. Sejak saat itu, kepribadian Kay berubah. Ia menjadi dingin, dan kejam. Ia merusak taman bunga mereka, mengolok-ngolok neneknya, dan tidak memperdulikan Gerda lagi, karena baginya semua orang hanya terlihat buruk di matanya. Satu-satunya hal yang indah baginya adalalh kepingan alju kecil yang hanya bisa ia lihat dengankaca pembesar.
Pada musim dingin berikutnya, Kay bermain ski di tempat ia biasa bermain dengan Gerda. Dia bermain terlalu jauh sampai tiba-tiba Ratu Salju mendatanginya dan membawanya pergi. Ratu Salju mencium Kay dua kali. Yang pertama untuk membuat Kay tidak merasa dingin, yang kedua untuk membuat Kay melupakan Gerda dan keluarganya. Ratu Salju membawa Kay ke istananya yang berada di Lapland, dekat kutub utara.
Sementara itu, orang-orang mengira bahwa Kay telah mati tenggelam di sungai yang dingin.Gerda yang patah hati karena hilangnya Kay, pergi dari rumah untuk mencari Kay. Dia melemparkan sepatu barunya ke sungai untuk bisa dia tukarkan dengan Kay. Tetapi sepatu itu tidak tenggelam, seolah memberitahu gerda bahwa Kay tidak tenggelam di sungai. Kemudian Gerda menemui seorang penyihir tua untuk membantunya menemukan Kay. Namun penyihir itu menginginkan Gerda tinggal dengannya selamanya, sehingga ia membuat Gerda melupakan Kay. Namun, suatu waktu Gerda melihat bunga mawar yang membuatnya ingat kembali pada Kay. Lalu Gerda pun kabur dari rumah penyihir tua itu dan bertemu dengan seekor gagak. Gagak itu memberitahu Gerda bahwa Kay berada dalam istana sang Putri. Gerda pun datang ke istana putri dan bertemu sang putri dengan pangerannya yang mirip dngan kay. Gerda menceritakan kisahnya pada sang putri, kemudian sang putri memberi bantuan dengan memberikan pakaian yang hangat pada Gerda dan pemandu yang baik. Saat melakukan perjalanan, Gerda ditangkap oleh perampok lalu dibawa ke istana perampok itu. Di sana, Gerda bertemu dengan seorang gadis pencuri. Gadis penbcuri itu memiliki seekor merpati yang memberitahu Gerda bahwa dia melihat kay dibawa oleh Ratu Salju ke Lapland. Para tawanan rusa mengatakan bahwa dia tahu bagaimana untuk pergi ke Lapland, karena itu adalah rumah mereka. Kemudian gadis perampok itu membebaskan Gerda dan rusa sehingga mereka bisa pergi ke Lapland ke istana Ratu Salju. Mereka berhenti di rumah wanita Finn. Wanita Finn itu memberitahu rusa rahasia kekuatan yang dimiliki Gerda untuk menyelamatkan Kay ada di dalam hati kecilnya yang tulus. " Aku tidak bisa memberinya kekuatan lebih dari yang sudah ia miliki sekarang.Apa kau tidak bisa melihat betapa hebatnya kekuatan itu? Dia tidak bisa menerima kekuatan dari saya yang lebih besar dari yang dia miliki sekarang, karena kekuatan yang dimilikinya itu terdiri dari kemurnian dan ketulusan hati. Apabila dia tidak berhasil menyingkirkan serpihan kaca dari mata Kay, maka kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantunya."
Ketika Gerda sampai di istana Ratu Salju, ia diserang oleh kepingan salju yang menjaga istana itu. Satu-satunya hal yang mengalahkan mereka adalah Dengan doa Gerda pada Tuhan sehingga munculah asap yang berbentuk malaikat yang melindunginya dari serpihan salju sehingga ia dapat masuk ke dalam istana.
Di dalam istana, Gerda melihat Kay yang berada di dekat danau es yang disebut sebagai "The Mirror of Reason", tempat singgasana ratu Salju. kay diberi tugas oleh Ratu salju bahwa ia harus menggunakan potongan-potongan es sebagai komponen dari teka-teki Cina untuk membentuk karakter dan kata-kata. Jika ia mampu membentuk kata "keabadian" (Denmark: Evigheden) Ratu Salju akan melepaskan dia dari kekuasaan dan memberinya sepasang sepatu. Gerda mendatangi Kay dan menangis. Air mata Gerda yang menetes mengenai tubuh Kay, membuatnya terasa hangat dan melelehkan hatinya serta membakar habis serpihan cermin iblis yang ada di dalam hatinya.Kay menangis dan mencabut serpihan kaca dari matanya. Gerda mencium Kay beberapa kali sehingga Kay menjadi ceria dan sehat lagi, matanya kembali berkilau dan pipinya merona merah: ia telah diselamatkan oleh kekuatan kasih Gerda. Kemudian mereka menari mengelilingi danau. serpihan es yang harus dieja Kay tadi terjatuh, dan mereka berusaha untuk mengeja kata "keabadian". Dan mereka berhasil. Bahkan jika Ratu Salju kembali pun, ia wajib untuk membebaskan Kay karena telah berhasil menyelesaikan tugasnya.
Kay dan Gerda kemudian meninggalkan istana Ratu Salju dan kembali ke rumah mereka. Sesampainya di rumah, tidak ada yang berubah. tetapi mereka telah berubah menjadi dewasa. Dan mereka senang karena yang mereka lihat sekarang adalah musim panas.
(Penulis Asli: Hans Christian Anderson)
Beberapa tahun kemudian ada seorang anak laki-laki kecil, Kay, dan seorang gadis kecil, Gerda, tinggal bersebelahan di suatu kota besar. Rumah mereka sangat dekat dan mereka memilii kebun bunga tempat bermain bersama. Dan mereka menjadi sangat dekat dan saling menyayangi satu sama lain sebagai teman bermain. Suatu hari, nenek Kay bercerita tentang Ratu Salju kepada mereka. Ratu Salju adalah penguasa dari seluruh salju, dan dia akan terlihat saat sedang turun salju yang lebat. Pada suatu malam di musim dingin, melalui jendela, Kay melihat Ratu Salju di taman bunganya. Ratu itu memberi isyarat pada Kay untuk datang padanya. kay takut dan menutup kembali jendelanya.
Pada musim semi berikutnya, Gerda belajar menyanyi lagu yang sering dinyanyikannya bersama Kay. "Where the roses deck the flowery vale, there, infant Jesus thee we hail!". Karena bunga mawar telah tumbuh di taman mereka, maka Gerda selalu teringat cintanya pada Kay jika melihat bunga mawar.
Pada musim panas yang cerah itulah, kay terkena serpihan kaca iblis yang pecah saat sedang membaca buku bersama gerda di taman bunga mereka. Sejak saat itu, kepribadian Kay berubah. Ia menjadi dingin, dan kejam. Ia merusak taman bunga mereka, mengolok-ngolok neneknya, dan tidak memperdulikan Gerda lagi, karena baginya semua orang hanya terlihat buruk di matanya. Satu-satunya hal yang indah baginya adalalh kepingan alju kecil yang hanya bisa ia lihat dengankaca pembesar.
Pada musim dingin berikutnya, Kay bermain ski di tempat ia biasa bermain dengan Gerda. Dia bermain terlalu jauh sampai tiba-tiba Ratu Salju mendatanginya dan membawanya pergi. Ratu Salju mencium Kay dua kali. Yang pertama untuk membuat Kay tidak merasa dingin, yang kedua untuk membuat Kay melupakan Gerda dan keluarganya. Ratu Salju membawa Kay ke istananya yang berada di Lapland, dekat kutub utara.
Sementara itu, orang-orang mengira bahwa Kay telah mati tenggelam di sungai yang dingin.Gerda yang patah hati karena hilangnya Kay, pergi dari rumah untuk mencari Kay. Dia melemparkan sepatu barunya ke sungai untuk bisa dia tukarkan dengan Kay. Tetapi sepatu itu tidak tenggelam, seolah memberitahu gerda bahwa Kay tidak tenggelam di sungai. Kemudian Gerda menemui seorang penyihir tua untuk membantunya menemukan Kay. Namun penyihir itu menginginkan Gerda tinggal dengannya selamanya, sehingga ia membuat Gerda melupakan Kay. Namun, suatu waktu Gerda melihat bunga mawar yang membuatnya ingat kembali pada Kay. Lalu Gerda pun kabur dari rumah penyihir tua itu dan bertemu dengan seekor gagak. Gagak itu memberitahu Gerda bahwa Kay berada dalam istana sang Putri. Gerda pun datang ke istana putri dan bertemu sang putri dengan pangerannya yang mirip dngan kay. Gerda menceritakan kisahnya pada sang putri, kemudian sang putri memberi bantuan dengan memberikan pakaian yang hangat pada Gerda dan pemandu yang baik. Saat melakukan perjalanan, Gerda ditangkap oleh perampok lalu dibawa ke istana perampok itu. Di sana, Gerda bertemu dengan seorang gadis pencuri. Gadis penbcuri itu memiliki seekor merpati yang memberitahu Gerda bahwa dia melihat kay dibawa oleh Ratu Salju ke Lapland. Para tawanan rusa mengatakan bahwa dia tahu bagaimana untuk pergi ke Lapland, karena itu adalah rumah mereka. Kemudian gadis perampok itu membebaskan Gerda dan rusa sehingga mereka bisa pergi ke Lapland ke istana Ratu Salju. Mereka berhenti di rumah wanita Finn. Wanita Finn itu memberitahu rusa rahasia kekuatan yang dimiliki Gerda untuk menyelamatkan Kay ada di dalam hati kecilnya yang tulus. " Aku tidak bisa memberinya kekuatan lebih dari yang sudah ia miliki sekarang.Apa kau tidak bisa melihat betapa hebatnya kekuatan itu? Dia tidak bisa menerima kekuatan dari saya yang lebih besar dari yang dia miliki sekarang, karena kekuatan yang dimilikinya itu terdiri dari kemurnian dan ketulusan hati. Apabila dia tidak berhasil menyingkirkan serpihan kaca dari mata Kay, maka kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantunya."
Ketika Gerda sampai di istana Ratu Salju, ia diserang oleh kepingan salju yang menjaga istana itu. Satu-satunya hal yang mengalahkan mereka adalah Dengan doa Gerda pada Tuhan sehingga munculah asap yang berbentuk malaikat yang melindunginya dari serpihan salju sehingga ia dapat masuk ke dalam istana.
Di dalam istana, Gerda melihat Kay yang berada di dekat danau es yang disebut sebagai "The Mirror of Reason", tempat singgasana ratu Salju. kay diberi tugas oleh Ratu salju bahwa ia harus menggunakan potongan-potongan es sebagai komponen dari teka-teki Cina untuk membentuk karakter dan kata-kata. Jika ia mampu membentuk kata "keabadian" (Denmark: Evigheden) Ratu Salju akan melepaskan dia dari kekuasaan dan memberinya sepasang sepatu. Gerda mendatangi Kay dan menangis. Air mata Gerda yang menetes mengenai tubuh Kay, membuatnya terasa hangat dan melelehkan hatinya serta membakar habis serpihan cermin iblis yang ada di dalam hatinya.Kay menangis dan mencabut serpihan kaca dari matanya. Gerda mencium Kay beberapa kali sehingga Kay menjadi ceria dan sehat lagi, matanya kembali berkilau dan pipinya merona merah: ia telah diselamatkan oleh kekuatan kasih Gerda. Kemudian mereka menari mengelilingi danau. serpihan es yang harus dieja Kay tadi terjatuh, dan mereka berusaha untuk mengeja kata "keabadian". Dan mereka berhasil. Bahkan jika Ratu Salju kembali pun, ia wajib untuk membebaskan Kay karena telah berhasil menyelesaikan tugasnya.
Kay dan Gerda kemudian meninggalkan istana Ratu Salju dan kembali ke rumah mereka. Sesampainya di rumah, tidak ada yang berubah. tetapi mereka telah berubah menjadi dewasa. Dan mereka senang karena yang mereka lihat sekarang adalah musim panas.
(Penulis Asli: Hans Christian Anderson)
Rabu, 07 September 2011
THE LITTLE MERMAID (Versi asli Hans Christian Andersen)
Jauh di dasar laut biru yang sangat cantik, dimana air sejernih kristal, sangat, sangat dalam, kastil-kastil bertumpuk menjadi satu yang tidak akan pernah mencapai permukaan. Di sana terdapat kerajaan bawah laut yang memiliki taman-taman bunga yang amat indah. Dikisahkan hiduplah seorang Raja Laut yang memiliki 6 orang putri yang amat cantik. Permaisuri sang raja telah tiada. namun sang raja memiliki Ibu yang amat bijaksana dan menyayangi keenam cucunya. Dari enam putri tersebut, putri yang termuda (little mermaid) lah yang paling cantik dan rupawan. Kulitnya begitu mulus bagai pualam, rambutnya panjang dan sangat lebat, dan dia memiliki mata yang biru, amat biru seperti laut yang terdalam. Suaranya amat merdu dan paling merdu diantara kelima saudaranya.
Suatu hari sang Nenek bercerita pada cucu-cucunya bahwa setelah umur mereka 15 tahun, mereka akan diijinkan untuk muncul ke permukaan dan melihat dunia luar. Akhirnya masing-masing dari mereka pun tiba saatnya untuk melihat permukaan laut. Karena little mermaid paling muda, dia paling lama menunggu kesempatan itu. Setiap saudaranya yang pulang dari melihat permukaan laut, mereka banyak bercerita tentang indahnya sinar bulan, kapal-kapal besar di laut, rumah-rumah di pinggir pantai, dan indanya musim salju.
Akhirnya, tibalah giliran sang putri kecil untuk melihat dunia luar. Saat muncul ke permukaan, dia melihat indahya sinar bulan, dan sebuah kapal besar yang amat ramai penumpangnya. Little mermaid pun mendekat ke salah satu jendela kapal tersebut dan melihat banyak orang sedang berpesta. Di antara orang-orang tersebut, ada seorang pangeran muda yang amat tampan dan menarik perhatian si putri duyung kecil. Rupanya pesta itu merupakan pesta ulang tahun sang pangeran yang ke 16.Tiba-tiba Little mermaid melihat sebuah ledakan di langit yang diikuti jatuhnya bintang-bintang. bintang bintang bertaburan menerangi permukaan laut. Ini adalah pertama kalinya ia melihat kembang api. Namun, pesta itu tidak berlangsung lama, karena tiba-tiba badai menyerang dan kapal tersebut pun tenggelam. Sang little mermaid berpikir, manusia-manusia tersebut tidak dapat hidup di dalam laut. Dan jika mereka tenggelam, mereka akan mati seperti patung-patung yang ada di taman istananya. Sang Little mermaid tidak ingin sang pangeran menjadi sperti itu. Dia ingin pangeran tetap hidup. Akhirnya dia menyelam dan mencari pangeran tersebut. Setelah menemukannya, Little mermaid menahan kepala sang pangeran agar tetap di permukaan laut dan membiarkan ombak membawa mereka ke tepi pantai.
Sesampainya di tepi pantai, sang little mermaid membelai kepala sang pangeran, mengagumi betapa tampannya wajahnya, betapa indahnya kulitnya seperti pualam. Dia mencium kening sang pangeran berharap pangeran segera sadar. Tiba-tiba terdengar suara lonceng dari gereja yang ada di dekat pantai, kemudian keluralah beberapa gadis dari gereja tersebut. Little mermaid segera masuk ke air dan bersembunyi di bawah permukaan air dan dibalik batu-batu sambil mengamati keadaan pangeran. Kemudian, mendekatlah seorang gadis cantik ke tempat pengeran berada. Awalnya gadis itu takut, tetapi akhirnya ketakutannya hilang setelah pangeran tersebut mulai sadar. Saat sadar, pangeran tersebut berkata pada gadis itu,” Kau telah menyelamatkan nyawaku. Trimakasih telah menyelamatkanku.” Sang Little mermaid yang melihat itu sangat sedih. “ akulah yang menolongmu, pangeran,” katanya dalam hati.
Akhirnya sang Little Mermaid pun kembali ke istananya. Dia terus berpikir, betapa indahnya dunia di luar sana. Betapa ia ingin menjadi seperti manusia-manusia itu, berkeliling dunia, naik ke bukit-bukit yang indah. Tetapi hal itu tidaklah mungkin. Bahkan bermimpi pun dia tidak boleh. Dia bukanlah manusia yang memiliki kaki untuk berjalan. Mungkin di laut, dia merupakan makhluk istimewa, namun di dunia sana, manusia akan takut dengan ekor ikannya. Di dalam sana dia terus bertanya-tanya. Tapi tak seorangpun saudaranya yang bisa menjawab pertanyaannya. Akhirnya dia putuskan untuk bertanya pada neneknya.
“ Jika manusia tidak tenggelam, apakah mereka akan hidup selamanya seperti kita?” tanya sang litle mermaid.
“ Ya,” jawab neneknya, “ mereka juga harus mati, dan jangka hidup mereka lebih pendek dari kita. Terkadang kita bisa hidup sampai beratus-ratus tahun, tetapi ketika hidup kita berhenti,kita hanya akan menjadi buih di permukaan air. Dan bahkan kita belum pernah menguburkan orang-orang yang kita cintai di sini. Kita tidak meimiliki jiwa yang kekal, tidak akan pernah hidup lagi. Seperti rumput laut yang dipotong, tidak akan pernah tumbuh lagi. Sebaliknya manusia, mereka memiliki jiwa yang kekal. Jiwa mereka hidup selamanya meskipun tubuh mereka telah menjadi abu. Jiwa mereka akan bangkit melalui udara, terbang melewati bintang-bintang, dan akan naik ke dunia yang tidak diketahui dan amat mulia yang tidak akan pernah dapat kita lihat.”
“Jadi, saya akan mati,” kata little mermaid,” dan sebagai buih laut, saya tidak akan bisa lagi mendengar gelombang laut, melihat bunga-bunga yang indah lagi? Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk mendapatkan jiwa yang kekal?”
“Tidak,” jawab sang nenek, “ kecuali ada seorang pria yang begitu mengasihi anda dan mencintai anda melebihi apapun dan bersedia menjaga anda seumur hidup, maka jiwa kekal pria tersebut akan mengalir pada anda sehingga anda akan memiliki jiwa yang kekal, begitu pula pria itu. Tetapi ini tidak akan pernah bisa terjadi. Ekor ikanmu, yang dianggap indah di sini, bagi manusia adalah hal yang menjijikkan. Bagi mereka kaki sangatlah penting untuk menjadi seorang manusia sebagai penopang tubuh.” Little mermaid mendesah dan memandang sedih ekor ikannya.
Hari-hari pun berlalu. Sang putri duyung kecil pun terus menerus memikirkan sang pangeran. Setiap hari dia datang di tempat ia meninggalkan pangeran, namun ia tidak melihat sang pangeran ada di sana. Setiap hari dia hanya melamun, merenung, dan bersedih sampai dia tidak pernah melakukan kegiatan apapun. Tanaman-tanaman pun tumbuh liar di tamannya sehingga menjadi semak belukar yang membuat taman menjadi gelap. Hal ini disadari oleh saudara-saudaranya. Akhirnya dia menceritakann masalahnya pada salah satu saudaranya. Saudaranya tidak bisa membantu apa-apa. Sampai suatu hari, Little mermaid tidak tahan lagi akan keinginannya untuk bertemu pangeran. Akhirnya, diam-diam dia meninggalkan istana dan menemui penyihir laut untuk minta bantuan.
“Aku tahu keinginanmu,” kata penyihir laut pada sang little mermaid. Kau ingin membuang ekor ikanmu dan menukarnya dengan sepasang kaki untuk membuat pangeran jatuh cinta padamu dan mendapatkan jiwa yang abadi kan? Kau tahu putri kecil, itu adalah hal terbodoh yang akan kau lakukan dan akan membawamu ke penderitaan. Dengar, aku hanya bisa membantumu hari ini karena sampai akhir tahun aku tidak bisa membantumu lagi. Aku akan memberikan ramuan padamu dan kau harus bereneng ke tepi pantai sebelum matahri terbit. Lalu minumlah ramuan ini, maka ekor ikanmu akan menghilang dan berubah menjadi kaki. Semua orang yang melihatmu akan menganggap bahwa kau adalah seorang gadis kecil yang amat cantik dan anggun. Kau akan bisa berjalan dan menari-nari dengan ringan. Tetapi setiap langkah yang kau ambil akan terasa seperti menginjak pisau yang sangat tajam. Jika kau bisa menanggung semua ini, maka aku akan membantumu.”
“ Saya akan,” kata putri duyung dengan gemetar.
“ Tapi ingat, sekali kau berubah menjadi manusia, kau tidak akan bisa menjadi putri duyung lagi. Dan jika kau tidak mendapatkan cinta sejatimu, dan cinta sejatimu itu menikah dengan orang lain, maka kau akan mati dan menjadi buih laut.
“ Aku akan melakukannya,” jawab sang putri duyung kecil.
“ Tetapi aku harus dibayar juga. Suaramu sangat indah melebihi apapun. Aku ingin kau memberikan suaramu untukku.” Awalnya little mermaid tidak mau, tetapi karena keinginannya yang kuat untuk menjadi manusia, akhirnya ia menyanggupinya. Setelah sang penyihir memberikan ramuannya, ia memotong lidah little mermaid, sehingga little mermaid pun menjadi bodoh dan tidak bisa bicara.
Kemudian little mermaid berenang menuju tepi pantai lalu meminum ramuan yang diberikan oleh penyihir laut. Setelah meminumnya, dia merasa dua mata pedang menusuk tubuhnya kemudian dia pingsan. Setelah tersadar kembali, ekor ikannya hilang dan berubah menjadi kaki yang indah. Tiba-tiba sang pangeran datang menghampirinya. Saat ditanya siapa dirinya, dia seperti orang bodoh karena tidak bisa bicara. Tetapi pangeran sangat mengagumi kecantikannya. Akhirnya sang pangeran membawanya ke istana dan memberinya pakaian yang indah dan makanan. Saat para dayang menari, sang little mermaid ikut menari. Dia menari sangat indah melebihi siapapun meskipun setiap langkah yang diambilnya bagaikan dia menginjak pisau yang amat tajam.
Suatu hari pangeran harus pergi ke kerajaan lain untuk dijodohkan. Little mermaid sangat sedih dan memeluk pangeran. “ Sebenarnya aku tidak ingin menikahi putri kerajaan itu karena aku tidak mencintainya. Aku hanya mencintai gadis cantik yang menolongku di tepi pantai itu. Tapi sayang, aku tidak bisa menemukannya sampai sekarang.”
“Akulah yang menolongmu. Bukan gadis itu,” teriak little mermaid dalam hati. Dia pun pergi menemani pangeran ke kerajaan tempat putri yang akan dinikahkan dengan pangeran. Di sana, pangeran tidak dapat langsung menemui sang putri karena sang putri sedang dididik di sebuah gereja. Keesokan harinya barulah sang pangeran bertemu dengan sang putri. Ternyata sang putri adalah gadis cantik yang menolong pangeran di tepi pantai dulu. Betapa senagnya sang pangeran dan akhirnya memutuskan untuk menikahi sang putri keesokan harinya.
Pupuslah harapan sang Little mermaid. Pangeran akan menikah dengan gadis lain. Padahal dia yang menolongnya. Bukan putri itu. Tapi dia tidak bisa mengatakannya karena suaranya telah ditukar dengan kakinya. Menyesal pun tidak ada gunanya. Dia akan mati.
Pesta pernikahan yang dilaksanakan di atas kapal di tengah laut pun sangan meriah. Saat pesta pernikahan, litle mermaid menari-nari menikmati hari terakhirnya sebelum matahari terbit. Karena setelah matahari terbit, dia akan berubah menjadi buih. Setelah semua orang tertidur, tiba-tiba kelima saudara little mermaid datang menemuinya dan memberinya sebilah pisau.
“ Kami telah memberikan rambut kami pada penyihir laut untuk mendapatkan pisau ini. Tusukkan pisau ini ke jantung sang pangeran. Darah pangeran yang mengalir di kakimu akan merubamu kembali menjadi duyung. Cepat lakukan sekarang. Nenek pun telah menyerahkan rambutnya juga untuk menolongmu. Ini adalah kesempatan terakhirmu untuk kembali. Cepat lakukan,” kata kakaknya.
Little mermaid pun masuk ke dalam tenda pangeran dan istrinya. Mereka sedang tidur berpelukan. Saat little mermaid hendak menusukkan pisaunya ke jantung pangeran, tiba-tiba pangeran memanggil nama istrinya dalam tidurnya. Littla mermaid sangat bingung dan akhirnya dia keluar dari tenda sang pangeran. Dilihatnya semburat merah di ufuk timur pertanda matahari sudah mulai terbit. Little mermaid menangis lalu melempar pisaunya ke laut. Kemudian dia menceburkan dirinya di laut sambil memandang tenda sang pangeran untuk yang terakir kalinya. Seketika itu juga tubuhnya berubah menjadi buih seiring dengan terbitnya matahari.
Kelima saudaranya yang melihat hal tersebut amat sedih akan nasib yang dialami adiknya. Mereka pun kembali ke istana dengan perasaan sedih. Sedangkan sang pangeran dan istrinya kebingungan mencari little mermaid yang menghilang. Mereka bersedih saat melihat buih-buih seperti mutiara di permukaan laut. Seolah-olah mereka tahu bahwa sang little mermaid telah menceburkan dirinya ke laut dan berubah menjadi buih.
Suatu hari sang Nenek bercerita pada cucu-cucunya bahwa setelah umur mereka 15 tahun, mereka akan diijinkan untuk muncul ke permukaan dan melihat dunia luar. Akhirnya masing-masing dari mereka pun tiba saatnya untuk melihat permukaan laut. Karena little mermaid paling muda, dia paling lama menunggu kesempatan itu. Setiap saudaranya yang pulang dari melihat permukaan laut, mereka banyak bercerita tentang indahnya sinar bulan, kapal-kapal besar di laut, rumah-rumah di pinggir pantai, dan indanya musim salju.
Akhirnya, tibalah giliran sang putri kecil untuk melihat dunia luar. Saat muncul ke permukaan, dia melihat indahya sinar bulan, dan sebuah kapal besar yang amat ramai penumpangnya. Little mermaid pun mendekat ke salah satu jendela kapal tersebut dan melihat banyak orang sedang berpesta. Di antara orang-orang tersebut, ada seorang pangeran muda yang amat tampan dan menarik perhatian si putri duyung kecil. Rupanya pesta itu merupakan pesta ulang tahun sang pangeran yang ke 16.Tiba-tiba Little mermaid melihat sebuah ledakan di langit yang diikuti jatuhnya bintang-bintang. bintang bintang bertaburan menerangi permukaan laut. Ini adalah pertama kalinya ia melihat kembang api. Namun, pesta itu tidak berlangsung lama, karena tiba-tiba badai menyerang dan kapal tersebut pun tenggelam. Sang little mermaid berpikir, manusia-manusia tersebut tidak dapat hidup di dalam laut. Dan jika mereka tenggelam, mereka akan mati seperti patung-patung yang ada di taman istananya. Sang Little mermaid tidak ingin sang pangeran menjadi sperti itu. Dia ingin pangeran tetap hidup. Akhirnya dia menyelam dan mencari pangeran tersebut. Setelah menemukannya, Little mermaid menahan kepala sang pangeran agar tetap di permukaan laut dan membiarkan ombak membawa mereka ke tepi pantai.
Sesampainya di tepi pantai, sang little mermaid membelai kepala sang pangeran, mengagumi betapa tampannya wajahnya, betapa indahnya kulitnya seperti pualam. Dia mencium kening sang pangeran berharap pangeran segera sadar. Tiba-tiba terdengar suara lonceng dari gereja yang ada di dekat pantai, kemudian keluralah beberapa gadis dari gereja tersebut. Little mermaid segera masuk ke air dan bersembunyi di bawah permukaan air dan dibalik batu-batu sambil mengamati keadaan pangeran. Kemudian, mendekatlah seorang gadis cantik ke tempat pengeran berada. Awalnya gadis itu takut, tetapi akhirnya ketakutannya hilang setelah pangeran tersebut mulai sadar. Saat sadar, pangeran tersebut berkata pada gadis itu,” Kau telah menyelamatkan nyawaku. Trimakasih telah menyelamatkanku.” Sang Little mermaid yang melihat itu sangat sedih. “ akulah yang menolongmu, pangeran,” katanya dalam hati.
Akhirnya sang Little Mermaid pun kembali ke istananya. Dia terus berpikir, betapa indahnya dunia di luar sana. Betapa ia ingin menjadi seperti manusia-manusia itu, berkeliling dunia, naik ke bukit-bukit yang indah. Tetapi hal itu tidaklah mungkin. Bahkan bermimpi pun dia tidak boleh. Dia bukanlah manusia yang memiliki kaki untuk berjalan. Mungkin di laut, dia merupakan makhluk istimewa, namun di dunia sana, manusia akan takut dengan ekor ikannya. Di dalam sana dia terus bertanya-tanya. Tapi tak seorangpun saudaranya yang bisa menjawab pertanyaannya. Akhirnya dia putuskan untuk bertanya pada neneknya.
“ Jika manusia tidak tenggelam, apakah mereka akan hidup selamanya seperti kita?” tanya sang litle mermaid.
“ Ya,” jawab neneknya, “ mereka juga harus mati, dan jangka hidup mereka lebih pendek dari kita. Terkadang kita bisa hidup sampai beratus-ratus tahun, tetapi ketika hidup kita berhenti,kita hanya akan menjadi buih di permukaan air. Dan bahkan kita belum pernah menguburkan orang-orang yang kita cintai di sini. Kita tidak meimiliki jiwa yang kekal, tidak akan pernah hidup lagi. Seperti rumput laut yang dipotong, tidak akan pernah tumbuh lagi. Sebaliknya manusia, mereka memiliki jiwa yang kekal. Jiwa mereka hidup selamanya meskipun tubuh mereka telah menjadi abu. Jiwa mereka akan bangkit melalui udara, terbang melewati bintang-bintang, dan akan naik ke dunia yang tidak diketahui dan amat mulia yang tidak akan pernah dapat kita lihat.”
“Jadi, saya akan mati,” kata little mermaid,” dan sebagai buih laut, saya tidak akan bisa lagi mendengar gelombang laut, melihat bunga-bunga yang indah lagi? Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk mendapatkan jiwa yang kekal?”
“Tidak,” jawab sang nenek, “ kecuali ada seorang pria yang begitu mengasihi anda dan mencintai anda melebihi apapun dan bersedia menjaga anda seumur hidup, maka jiwa kekal pria tersebut akan mengalir pada anda sehingga anda akan memiliki jiwa yang kekal, begitu pula pria itu. Tetapi ini tidak akan pernah bisa terjadi. Ekor ikanmu, yang dianggap indah di sini, bagi manusia adalah hal yang menjijikkan. Bagi mereka kaki sangatlah penting untuk menjadi seorang manusia sebagai penopang tubuh.” Little mermaid mendesah dan memandang sedih ekor ikannya.
Hari-hari pun berlalu. Sang putri duyung kecil pun terus menerus memikirkan sang pangeran. Setiap hari dia datang di tempat ia meninggalkan pangeran, namun ia tidak melihat sang pangeran ada di sana. Setiap hari dia hanya melamun, merenung, dan bersedih sampai dia tidak pernah melakukan kegiatan apapun. Tanaman-tanaman pun tumbuh liar di tamannya sehingga menjadi semak belukar yang membuat taman menjadi gelap. Hal ini disadari oleh saudara-saudaranya. Akhirnya dia menceritakann masalahnya pada salah satu saudaranya. Saudaranya tidak bisa membantu apa-apa. Sampai suatu hari, Little mermaid tidak tahan lagi akan keinginannya untuk bertemu pangeran. Akhirnya, diam-diam dia meninggalkan istana dan menemui penyihir laut untuk minta bantuan.
“Aku tahu keinginanmu,” kata penyihir laut pada sang little mermaid. Kau ingin membuang ekor ikanmu dan menukarnya dengan sepasang kaki untuk membuat pangeran jatuh cinta padamu dan mendapatkan jiwa yang abadi kan? Kau tahu putri kecil, itu adalah hal terbodoh yang akan kau lakukan dan akan membawamu ke penderitaan. Dengar, aku hanya bisa membantumu hari ini karena sampai akhir tahun aku tidak bisa membantumu lagi. Aku akan memberikan ramuan padamu dan kau harus bereneng ke tepi pantai sebelum matahri terbit. Lalu minumlah ramuan ini, maka ekor ikanmu akan menghilang dan berubah menjadi kaki. Semua orang yang melihatmu akan menganggap bahwa kau adalah seorang gadis kecil yang amat cantik dan anggun. Kau akan bisa berjalan dan menari-nari dengan ringan. Tetapi setiap langkah yang kau ambil akan terasa seperti menginjak pisau yang sangat tajam. Jika kau bisa menanggung semua ini, maka aku akan membantumu.”
“ Saya akan,” kata putri duyung dengan gemetar.
“ Tapi ingat, sekali kau berubah menjadi manusia, kau tidak akan bisa menjadi putri duyung lagi. Dan jika kau tidak mendapatkan cinta sejatimu, dan cinta sejatimu itu menikah dengan orang lain, maka kau akan mati dan menjadi buih laut.
“ Aku akan melakukannya,” jawab sang putri duyung kecil.
“ Tetapi aku harus dibayar juga. Suaramu sangat indah melebihi apapun. Aku ingin kau memberikan suaramu untukku.” Awalnya little mermaid tidak mau, tetapi karena keinginannya yang kuat untuk menjadi manusia, akhirnya ia menyanggupinya. Setelah sang penyihir memberikan ramuannya, ia memotong lidah little mermaid, sehingga little mermaid pun menjadi bodoh dan tidak bisa bicara.
Kemudian little mermaid berenang menuju tepi pantai lalu meminum ramuan yang diberikan oleh penyihir laut. Setelah meminumnya, dia merasa dua mata pedang menusuk tubuhnya kemudian dia pingsan. Setelah tersadar kembali, ekor ikannya hilang dan berubah menjadi kaki yang indah. Tiba-tiba sang pangeran datang menghampirinya. Saat ditanya siapa dirinya, dia seperti orang bodoh karena tidak bisa bicara. Tetapi pangeran sangat mengagumi kecantikannya. Akhirnya sang pangeran membawanya ke istana dan memberinya pakaian yang indah dan makanan. Saat para dayang menari, sang little mermaid ikut menari. Dia menari sangat indah melebihi siapapun meskipun setiap langkah yang diambilnya bagaikan dia menginjak pisau yang amat tajam.
Suatu hari pangeran harus pergi ke kerajaan lain untuk dijodohkan. Little mermaid sangat sedih dan memeluk pangeran. “ Sebenarnya aku tidak ingin menikahi putri kerajaan itu karena aku tidak mencintainya. Aku hanya mencintai gadis cantik yang menolongku di tepi pantai itu. Tapi sayang, aku tidak bisa menemukannya sampai sekarang.”
“Akulah yang menolongmu. Bukan gadis itu,” teriak little mermaid dalam hati. Dia pun pergi menemani pangeran ke kerajaan tempat putri yang akan dinikahkan dengan pangeran. Di sana, pangeran tidak dapat langsung menemui sang putri karena sang putri sedang dididik di sebuah gereja. Keesokan harinya barulah sang pangeran bertemu dengan sang putri. Ternyata sang putri adalah gadis cantik yang menolong pangeran di tepi pantai dulu. Betapa senagnya sang pangeran dan akhirnya memutuskan untuk menikahi sang putri keesokan harinya.
Pupuslah harapan sang Little mermaid. Pangeran akan menikah dengan gadis lain. Padahal dia yang menolongnya. Bukan putri itu. Tapi dia tidak bisa mengatakannya karena suaranya telah ditukar dengan kakinya. Menyesal pun tidak ada gunanya. Dia akan mati.
Pesta pernikahan yang dilaksanakan di atas kapal di tengah laut pun sangan meriah. Saat pesta pernikahan, litle mermaid menari-nari menikmati hari terakhirnya sebelum matahari terbit. Karena setelah matahari terbit, dia akan berubah menjadi buih. Setelah semua orang tertidur, tiba-tiba kelima saudara little mermaid datang menemuinya dan memberinya sebilah pisau.
“ Kami telah memberikan rambut kami pada penyihir laut untuk mendapatkan pisau ini. Tusukkan pisau ini ke jantung sang pangeran. Darah pangeran yang mengalir di kakimu akan merubamu kembali menjadi duyung. Cepat lakukan sekarang. Nenek pun telah menyerahkan rambutnya juga untuk menolongmu. Ini adalah kesempatan terakhirmu untuk kembali. Cepat lakukan,” kata kakaknya.
Little mermaid pun masuk ke dalam tenda pangeran dan istrinya. Mereka sedang tidur berpelukan. Saat little mermaid hendak menusukkan pisaunya ke jantung pangeran, tiba-tiba pangeran memanggil nama istrinya dalam tidurnya. Littla mermaid sangat bingung dan akhirnya dia keluar dari tenda sang pangeran. Dilihatnya semburat merah di ufuk timur pertanda matahari sudah mulai terbit. Little mermaid menangis lalu melempar pisaunya ke laut. Kemudian dia menceburkan dirinya di laut sambil memandang tenda sang pangeran untuk yang terakir kalinya. Seketika itu juga tubuhnya berubah menjadi buih seiring dengan terbitnya matahari.
Kelima saudaranya yang melihat hal tersebut amat sedih akan nasib yang dialami adiknya. Mereka pun kembali ke istana dengan perasaan sedih. Sedangkan sang pangeran dan istrinya kebingungan mencari little mermaid yang menghilang. Mereka bersedih saat melihat buih-buih seperti mutiara di permukaan laut. Seolah-olah mereka tahu bahwa sang little mermaid telah menceburkan dirinya ke laut dan berubah menjadi buih.
Selasa, 06 September 2011
Losses Happy
The feeling of missing someone of the ocean never ends
It finally meets up with the sky at the horizon
If our love has been continuing long enough
we shall see happiness too
The promises often seem like butterflies
It is flying beautifully, and then vanished after circling
But I believe the promises you gave me
Will like spring that always comes
I’m always bringing the smile of your love with me
I’ve searching for the beauty that I’ve lost along the way
When tears have accidentally fallen down the corner of the mouth
I’ll wipe it off using my hand which you’ve held before
I never stop my journey even if there are more sceneries
I look only for the beauty that I’ve lost
Some people can’t tell how good it is
But no one can substitute it
In beginning, the very first second some things are meant to go on forever
Although fate loves play jokes on us the true heart will meet up with true heart
(OST At the Dolphin Bay)
It finally meets up with the sky at the horizon
If our love has been continuing long enough
we shall see happiness too
The promises often seem like butterflies
It is flying beautifully, and then vanished after circling
But I believe the promises you gave me
Will like spring that always comes
I’m always bringing the smile of your love with me
I’ve searching for the beauty that I’ve lost along the way
When tears have accidentally fallen down the corner of the mouth
I’ll wipe it off using my hand which you’ve held before
I never stop my journey even if there are more sceneries
I look only for the beauty that I’ve lost
Some people can’t tell how good it is
But no one can substitute it
In beginning, the very first second some things are meant to go on forever
Although fate loves play jokes on us the true heart will meet up with true heart
(OST At the Dolphin Bay)
Sabtu, 18 Juni 2011
SUMMER TRIANGLE
Di malam musim kering
pandanglah langit utara
Temukanlah tiga bintang paling terang
SUMMER TRIANGLE
Pernah denger summer triangle? Summer trangle merupakan tiga bintang paling terang yang membentuk segitiga raksasa di langit utara pada malam musim kering. Biasanya sih pada musim kemarau begini. Tiga bintang ini terdiri dari bintang Altair, Deneb, dan Vega. Ketiga bintang ini berasal dari tiga rasi bintang yang berbeda dan merupakan bintang yang paling terang dari rasi itu. Altair berasal dari rasi bintang Aquila, Deneb berasal dari rasi Cygnus, dan Vega dari rasi Lyra. Kalau pada malam musim kemarau seperti ini,kalau ga hujan/ mendung (mana ada hujan musim kemarau?) biasanya summer triangle kelihatan di sebelah utara. Coba lihat deh.hehe
Dalam mitologi Yunani, ALtair, Cygnus, dan Vega merupakan tiga tokoh yang bersahabat dekat. Altair yang berasal dari rasi Aquila adalah sosok yang paling kuat diantara mereka bertiga, karena Aquila digambarkan sebagai sosok Elang. Kemudian Deneb yang berasal dari rasi Cygnus adalah sosok angsa putih yang cantik, gemulai, dan menarik. Dengan tarian angsanya, dia dapat memikat para dewa dan dewi di Yunani. Sedangkan Vega yang merupakan bintang paling terang dari rasi Lyra merupakan si cerdas di antara ketiganya. Lyra sendiri merupakan sebuah harpa milik seorag musisi mitologi Yunani kuno yang bernama Orpheus. Di sini ada legenda tersendiri untuk Orpheus.
Orpheus adalah anak dari Dewa Apollo. Dia adalah seorang penyair dan pemusik yang sangat terkenal di Yunani kuno. Nyanyiannya yang diiringi petikan Lyra sangat indah bahakan sampai menjinakkan binatang buas, bahkan menggerakkan batu saking indahnya. Orpheus memiliki istri yang sangat dia cintai bernama Eridik.
Suatu hari, Eridik meninggal karena dipatuk ular berbisa. Orpheus sangat sedih dan terpukul. Akhirnya dia menantang aturan dewa dan mendatangi dunia Hades (tempat orang2 yang sudah mati)untuk menjemput Eridik kembali ke dunia manusia. Tentu saja hal ini ditentang oleh dewa Hades. Tetapi nyanyian dan petikan Lyra Orpheus mampu meluluhkan hati Dewa Hades. Akhirnya Dewa Hades mengijinkan Orpheus menjemput Eridik dengan syaat, selam perjalanan dari dunia Hades sampai ke gerbang dunia manusia, Eridik harus berjalan di belakang Orpheus, dan Orpheus tidak boleh sekalipun menoleh ke Eridik. Orpheus pun menyanggupi. Namun sayang, di perjalanan Orpheus ragu Eridik mengikutinya. Akhirnya beberapa langkah sebelum sampai gerbang dunia manusia, Orpheus menoleh ke Eridik. Dan Eridik pun ditarik kembali ke dunia Hades dan tidak dapat kembali lagi. Orpheus pun kehilangan Eridik untuk yang kedua kalinya. Dia sangat sedih. Hidupnya sekarang jadi tidak menentu. Dia hanya meratapi kesedihannya. Sapai suatu hari dia ditemui oleh wanita2 yang pernah dikecewakan olehnya dan dia pun dianiaya sampai tewas. Orpheus pun menyusul istrinya saat ia tidak punya semangat hidup lagi..
pandanglah langit utara
Temukanlah tiga bintang paling terang
SUMMER TRIANGLE
Pernah denger summer triangle? Summer trangle merupakan tiga bintang paling terang yang membentuk segitiga raksasa di langit utara pada malam musim kering. Biasanya sih pada musim kemarau begini. Tiga bintang ini terdiri dari bintang Altair, Deneb, dan Vega. Ketiga bintang ini berasal dari tiga rasi bintang yang berbeda dan merupakan bintang yang paling terang dari rasi itu. Altair berasal dari rasi bintang Aquila, Deneb berasal dari rasi Cygnus, dan Vega dari rasi Lyra. Kalau pada malam musim kemarau seperti ini,kalau ga hujan/ mendung (mana ada hujan musim kemarau?) biasanya summer triangle kelihatan di sebelah utara. Coba lihat deh.hehe
Dalam mitologi Yunani, ALtair, Cygnus, dan Vega merupakan tiga tokoh yang bersahabat dekat. Altair yang berasal dari rasi Aquila adalah sosok yang paling kuat diantara mereka bertiga, karena Aquila digambarkan sebagai sosok Elang. Kemudian Deneb yang berasal dari rasi Cygnus adalah sosok angsa putih yang cantik, gemulai, dan menarik. Dengan tarian angsanya, dia dapat memikat para dewa dan dewi di Yunani. Sedangkan Vega yang merupakan bintang paling terang dari rasi Lyra merupakan si cerdas di antara ketiganya. Lyra sendiri merupakan sebuah harpa milik seorag musisi mitologi Yunani kuno yang bernama Orpheus. Di sini ada legenda tersendiri untuk Orpheus.
Orpheus adalah anak dari Dewa Apollo. Dia adalah seorang penyair dan pemusik yang sangat terkenal di Yunani kuno. Nyanyiannya yang diiringi petikan Lyra sangat indah bahakan sampai menjinakkan binatang buas, bahkan menggerakkan batu saking indahnya. Orpheus memiliki istri yang sangat dia cintai bernama Eridik.
Suatu hari, Eridik meninggal karena dipatuk ular berbisa. Orpheus sangat sedih dan terpukul. Akhirnya dia menantang aturan dewa dan mendatangi dunia Hades (tempat orang2 yang sudah mati)untuk menjemput Eridik kembali ke dunia manusia. Tentu saja hal ini ditentang oleh dewa Hades. Tetapi nyanyian dan petikan Lyra Orpheus mampu meluluhkan hati Dewa Hades. Akhirnya Dewa Hades mengijinkan Orpheus menjemput Eridik dengan syaat, selam perjalanan dari dunia Hades sampai ke gerbang dunia manusia, Eridik harus berjalan di belakang Orpheus, dan Orpheus tidak boleh sekalipun menoleh ke Eridik. Orpheus pun menyanggupi. Namun sayang, di perjalanan Orpheus ragu Eridik mengikutinya. Akhirnya beberapa langkah sebelum sampai gerbang dunia manusia, Orpheus menoleh ke Eridik. Dan Eridik pun ditarik kembali ke dunia Hades dan tidak dapat kembali lagi. Orpheus pun kehilangan Eridik untuk yang kedua kalinya. Dia sangat sedih. Hidupnya sekarang jadi tidak menentu. Dia hanya meratapi kesedihannya. Sapai suatu hari dia ditemui oleh wanita2 yang pernah dikecewakan olehnya dan dia pun dianiaya sampai tewas. Orpheus pun menyusul istrinya saat ia tidak punya semangat hidup lagi..
Jumat, 17 Juni 2011
SUNDA vs BETAWI
Dadang seorang Sunda asli bekerja di tempat Haji Nasir seoang pemuka Betawi. Kebetulan saat itu adalah musim kemarau yang panjang. Sumur Haji Nasir sudah kering kerontang, mau tak mau si Dadang wajib menggali untuk mendapatkan air bersih. Waktu makan siang sudah tiba.
"Dang, makan dulu terus sholat dhuhur!!!" kata Haji Nasir.
"Tarrrajeeee, Pak Hajiiiii...," katanya.
Haji Nasir pergi untuk makan dan sholat. Setengah jam lagi dia datang ke sumur yang baru digali.
"Makan dulu, Dang....!!!" katanya.
"Taaaarrraaajeee, Pak Haji," seru Dadang.
Haji Nasir heran dan bergumam," Kuat banget nih anak, nggaak rugi gue memperkerjakan die..."
Satu jam kemudian Pak Haji menengok kerjaan Dadang, dan berkata hal yang sama. Jawaban Dadang demikian juga.
Bedug ashar udah kedengeran, si Dadang belum juga keluar dari sumur.
"Dang udah hampir ashar nih!!!" seru Pak Haji.
Tak kedengaran suaranya sekarang. Haji Nasir melongok ke lubang. DADANG PINGSAN.
Buru-buru diangkat si Dadang dengan bantuan warga kampung situ. Setelah sadar dengan wajah dongkol Dadang marah-marah ke haji Nasir.
"Pak Haji pengin mbunuh saya, ya???"
"Lha, lu gimana sih diminta makan, jawabnya 'ntar aje..., ntar aje...'"
"Bukan ntaar aje Pak Haji... Tapi taraje (=tangga bahasa Sunda)," jawab Dadang dongkol.
(Aneka Ria Ketawa)
"Dang, makan dulu terus sholat dhuhur!!!" kata Haji Nasir.
"Tarrrajeeee, Pak Hajiiiii...," katanya.
Haji Nasir pergi untuk makan dan sholat. Setengah jam lagi dia datang ke sumur yang baru digali.
"Makan dulu, Dang....!!!" katanya.
"Taaaarrraaajeee, Pak Haji," seru Dadang.
Haji Nasir heran dan bergumam," Kuat banget nih anak, nggaak rugi gue memperkerjakan die..."
Satu jam kemudian Pak Haji menengok kerjaan Dadang, dan berkata hal yang sama. Jawaban Dadang demikian juga.
Bedug ashar udah kedengeran, si Dadang belum juga keluar dari sumur.
"Dang udah hampir ashar nih!!!" seru Pak Haji.
Tak kedengaran suaranya sekarang. Haji Nasir melongok ke lubang. DADANG PINGSAN.
Buru-buru diangkat si Dadang dengan bantuan warga kampung situ. Setelah sadar dengan wajah dongkol Dadang marah-marah ke haji Nasir.
"Pak Haji pengin mbunuh saya, ya???"
"Lha, lu gimana sih diminta makan, jawabnya 'ntar aje..., ntar aje...'"
"Bukan ntaar aje Pak Haji... Tapi taraje (=tangga bahasa Sunda)," jawab Dadang dongkol.
(Aneka Ria Ketawa)
Minggu, 05 Juni 2011
Even If I Live Just One Day
I've waited for so long
I've hurt so much
A much as the traces left by that long time
I've longed for you
Tired footsteps have brought me to your side,
though i know there's nothing i can do
Saying I love you, are words my heart has always shouted
Saying I love you, are words I repeated behind you
Saying I love you, are words I couldn't say, afraid you would run away
I love you, so much that I'm afraid
Like the star in the night sky, always visible
But unable to be approached or touched
That must be my fate, to watch over you
Waiting for you everyday, foolishly looking forward to it
I harbor hopes that have grown
Saying I love you, are words my heart has always shouted
Saying I love you, are words I repeated behind you
Saying I love you, are words I couldn't say, afraid you would run away
I love you, so much that I'm afraid
I'll confess, I love you as much as today
If i could only life one day, I'd want to be by your side
I'll confess, I'll say the words now
That I love you
(OST 49 Days)
I've hurt so much
A much as the traces left by that long time
I've longed for you
Tired footsteps have brought me to your side,
though i know there's nothing i can do
Saying I love you, are words my heart has always shouted
Saying I love you, are words I repeated behind you
Saying I love you, are words I couldn't say, afraid you would run away
I love you, so much that I'm afraid
Like the star in the night sky, always visible
But unable to be approached or touched
That must be my fate, to watch over you
Waiting for you everyday, foolishly looking forward to it
I harbor hopes that have grown
Saying I love you, are words my heart has always shouted
Saying I love you, are words I repeated behind you
Saying I love you, are words I couldn't say, afraid you would run away
I love you, so much that I'm afraid
I'll confess, I love you as much as today
If i could only life one day, I'd want to be by your side
I'll confess, I'll say the words now
That I love you
(OST 49 Days)
Sabtu, 28 Mei 2011
PENASARAN
Apa sih penasaran itu? lho, bukannya itu juga penasaran ya??hehe
Penasaran mungkin bisa dibilang keadaan di mana seseorang ingin mengetahui tentang suatu hal, kejadian, atau keadaan. ATau bisa juga rahasia. Nah, yang terakhir itu yang biasanya bikin orang jadi penasaran. Nah lo, panasaran lagi deh..hehe
Ada yang bilang, penasaran bikn orang jadi stres dan gila. Bahkan ada yang bilang juga kalo penasaran tu ampe kebawa mimipi..(kata temen gw yang lagi penasaran ni..hehe). Bahkan penasaran juga kadang bisa membahayakan orang lain. Ada orang yang kalo udah penasaran, maka dia akan terus mengorek-ngorek (emang tempat sampah?) sampe dapat apa yang dia inginkan. Bahkan dia rela melakukan apa saja (termasuk membahayakan orang lain)untuk memenuhi rasa penasarnnya itu.
Gimana caranya untuk menghindari hal itu? ya sebaiknya jangan penasaran. Tp katanya penasaran itu ga bisa dihindari karena datangnya dari nurani.. repot kan?
Mengenai penasaran, gw ada cerita ni tentang temen gw yang lagi stres karena penasaran... Sebut saja Miss K.
Miss K ni lagi terobsesi ama nama seseorang. Gak tahu kenapa dia suka nama orang itu meskipun dia ga pernah lihat orangnya. Akhirnya si miss K make nama itu buat tokoh cerita yg lg dibuatnya. Ternyata, temennya miss K itu kenal ama pemilik nama itu. Nah,akhirnya si miss K penasaranlah ma orang itu. Akhirnya, miss K lihat foto orang itu lewat salah satu situs jejaring sosial. Ternyata emang jauh dari bayangan dia yang di ceritanya. Tapi dia masih penasaran banget pengen lihat orang yang aslinya, bukan fotonya. Dia juga pengen bilang ke orang itu kalo dia minjem namanya. Tapi setelah dipikir-pikir mending ga usah. toh orangnya juga ga tahu. Tapi dia masih penasaran terus ama nama orang itu. kadang dia bilang uadah ga boleh penasaran lagi. Tapi tiba-tiba dia jadi penasaran lagi..haduuhh, repot dah! Katanya ampe mo di bawa mimpi...hehe. Yah, sekarang dia penasaran ama namanya. tapi ntar siapa yang tahu?hehe just kidding.
Maaf, ya miss K. Gw cuma bisa bantu dengan doa... semoga penyakit penasaran lo cepat sembuh..hehe.
Itu adalah contoh dari penasaran. Sebenarnya masih banyak lagi cerita tentang penasaran. Contohnya hantu penasaran, arwah penasaran, roh penasaran, mungkin pocong penasaran juga bisa..hehe (jadi ngelantur)...
Yang jelas, kendalikan rasa penasaranmu. Jangan sampe merugikan pihak lain. OK!!
Penasaran mungkin bisa dibilang keadaan di mana seseorang ingin mengetahui tentang suatu hal, kejadian, atau keadaan. ATau bisa juga rahasia. Nah, yang terakhir itu yang biasanya bikin orang jadi penasaran. Nah lo, panasaran lagi deh..hehe
Ada yang bilang, penasaran bikn orang jadi stres dan gila. Bahkan ada yang bilang juga kalo penasaran tu ampe kebawa mimipi..(kata temen gw yang lagi penasaran ni..hehe). Bahkan penasaran juga kadang bisa membahayakan orang lain. Ada orang yang kalo udah penasaran, maka dia akan terus mengorek-ngorek (emang tempat sampah?) sampe dapat apa yang dia inginkan. Bahkan dia rela melakukan apa saja (termasuk membahayakan orang lain)untuk memenuhi rasa penasarnnya itu.
Gimana caranya untuk menghindari hal itu? ya sebaiknya jangan penasaran. Tp katanya penasaran itu ga bisa dihindari karena datangnya dari nurani.. repot kan?
Mengenai penasaran, gw ada cerita ni tentang temen gw yang lagi stres karena penasaran... Sebut saja Miss K.
Miss K ni lagi terobsesi ama nama seseorang. Gak tahu kenapa dia suka nama orang itu meskipun dia ga pernah lihat orangnya. Akhirnya si miss K make nama itu buat tokoh cerita yg lg dibuatnya. Ternyata, temennya miss K itu kenal ama pemilik nama itu. Nah,akhirnya si miss K penasaranlah ma orang itu. Akhirnya, miss K lihat foto orang itu lewat salah satu situs jejaring sosial. Ternyata emang jauh dari bayangan dia yang di ceritanya. Tapi dia masih penasaran banget pengen lihat orang yang aslinya, bukan fotonya. Dia juga pengen bilang ke orang itu kalo dia minjem namanya. Tapi setelah dipikir-pikir mending ga usah. toh orangnya juga ga tahu. Tapi dia masih penasaran terus ama nama orang itu. kadang dia bilang uadah ga boleh penasaran lagi. Tapi tiba-tiba dia jadi penasaran lagi..haduuhh, repot dah! Katanya ampe mo di bawa mimpi...hehe. Yah, sekarang dia penasaran ama namanya. tapi ntar siapa yang tahu?hehe just kidding.
Maaf, ya miss K. Gw cuma bisa bantu dengan doa... semoga penyakit penasaran lo cepat sembuh..hehe.
Itu adalah contoh dari penasaran. Sebenarnya masih banyak lagi cerita tentang penasaran. Contohnya hantu penasaran, arwah penasaran, roh penasaran, mungkin pocong penasaran juga bisa..hehe (jadi ngelantur)...
Yang jelas, kendalikan rasa penasaranmu. Jangan sampe merugikan pihak lain. OK!!
Jumat, 27 Mei 2011
Resiko Punya Suami Programmer
Sebelum memutuskan untuk menikah dengan seorang yang bekerja di bidang IT, sebaiknya pikir dulu masak-masak dan jangan menyesal kemudian. Makanya perhatikan baik-baik percakapan antara seorang istri dengan suaminya, seorang Software Engineer.
Suami: (Pulang telat dari kantor) "Selamat malam, Sayang, sekarang logged in."
Istri: "Apa kamu bawa oleh-oleh yang kumita?"
Suami: "Bad command or file name."
Istri: "Tapi, aku bilangny adari tadi pagi!"
Suami: "Errorneus syntax. Abort?"
Istri: "Trus, bagaimana tentang beli TV baru?"
Suami: "Variable not found..."
Istri: "OK deh, kalo gitu aku minta kartu kreditmu. Aku mau belanja sendiri aja."
Suami: "Sharing Violation. Access denied..."
Istri: "Apa kamu lebih mencintai komputer daripada aku? Atau kamu hanya main-main saja?"
Suami: "Too many parameters...
Istri: "Itu kesalahan terbesar kalo saya menikahi orang idiot sepertimu."
Suami: "Data type mismatch."
Istri: "Kamu tidak berguna."
Suami: "It's by default."
Istri: "Bagaimana dengan gajimu?"
Suami: "File in use... Try later."
Istri: "Kalo gitu apa posisiku di keluarga ini?"
Suami: "Unknown Virus."
(Dari Buku Aneka Ria Ketawa-Cuplik Wawo)
Suami: (Pulang telat dari kantor) "Selamat malam, Sayang, sekarang logged in."
Istri: "Apa kamu bawa oleh-oleh yang kumita?"
Suami: "Bad command or file name."
Istri: "Tapi, aku bilangny adari tadi pagi!"
Suami: "Errorneus syntax. Abort?"
Istri: "Trus, bagaimana tentang beli TV baru?"
Suami: "Variable not found..."
Istri: "OK deh, kalo gitu aku minta kartu kreditmu. Aku mau belanja sendiri aja."
Suami: "Sharing Violation. Access denied..."
Istri: "Apa kamu lebih mencintai komputer daripada aku? Atau kamu hanya main-main saja?"
Suami: "Too many parameters...
Istri: "Itu kesalahan terbesar kalo saya menikahi orang idiot sepertimu."
Suami: "Data type mismatch."
Istri: "Kamu tidak berguna."
Suami: "It's by default."
Istri: "Bagaimana dengan gajimu?"
Suami: "File in use... Try later."
Istri: "Kalo gitu apa posisiku di keluarga ini?"
Suami: "Unknown Virus."
(Dari Buku Aneka Ria Ketawa-Cuplik Wawo)
Sabtu, 21 Mei 2011
SEGITIGA PATAH SISI
“ Kami memutuskan untuk menikah.”
Kalimat itu bagaikan petir di siang bolong yang menyambar di atas kepala Rangga. Tapi dia sadar ini bukan saatnya untuk bersedih. Dia tahu kapan dia harus tersenyum dan kapan dia harus menangis.
“ Serius? Wah, selamat ya!” Ucap Rangga sebahagia mungkin sambil menyalami kedua sahabatnya itu.
“ Makasih. Kamu sendiri kapan nyusul?” Tanya Lenggani.
“ Iya. Kapan kamu mau ngenalin gadis itu sama kami?” tanya Radit kemudian.
“ Waduh, nggak tahu ya. Sekarang aja masalahnya semakin rumit. Mungkin dia bukan jodohku,” jawab Rangga sendu. Wajahnya yang ceria kembali kusut seperti saat Lenggani dan Radit belum datang.
“ Ngga, tapi kamu masih berpikir untuk menikah kan?” tanya Lenggani cemas.
“ Iya lah. Aku pasti akan menikah. Tapi sekarang mungkin belum ketemu jodohnya.”
“ Sebenarnya apa sih masalah kalian?” tanya Radit penasaran.
“ Rumit Dit. Aku nggak bisa cerita sekarang.” Karena semua akan hancur jika aku memberitahu kalian.
“ Siapa gadis itu, Ngga? Apa kita kenal? Kenapa masalah kalian serumit itu?” tanya Lenggani.
“ Sebenarnya aku yang bermasalah. Ah, sudahlah. Nggak usah dibahas lagi.”
“ Wah, aku harus pergi sekarang. Ada lembur ni di kantor,” kata Radit kemudian.
“ Lembur apaan? Di bagianku nggak lembur tu,” kata Rangga.
“ Kemarin sistemnya nggak jalan. Makanya baru dilanjutkan hari ini. Ngga, titip Lenggani ya. Ntar anterin dia pulang.”
“ Beres.”
“ Kamu hati-hati ya,” pesan Lenggani pada calon suaminya.
“ Ok. Aku pergi dulu.”
Setelah Radit pergi, tinggalah Lenggani dan Rangga yang ada di kafe itu. Untuk beberapa saat, keduanya terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.
“ Ngga, kamu yakin nggak mau cerita?” tanya Lenggani memulai pembicaraan.
“ Iya Ni. Aku nggak apa-apa kok. Nggak usah cemas.”
“ Tapi sepertinya masalah kamu berat.”
“ Mungkin bagiku sangat berat. Tapi sebenarnya aku udah tahu kok, penyelesaiannya.” Dengan melupakan perasaanku padamu, Ni. Tapi justru itu hal paling berat untuk kulakukan.
“ Baiklah kalau kamu yakin. Kalau kamu butuh teman untuk cerita, aku selalu siap untukmu,” ucap Lenggani tulus.
Rangga menatap mata gadis yang dicintainya itu. Dia melihat ada ketulusan dan... Rangga tidak yakin dengan apa yang dilihatnya. Mungkin dia terlalu berharap. Tentu saja hal itu tidak mungkin. Cinta Lenggani sekarang sudah dimiliki Radit.
Lenggani sendiri tidak tahu bagaimana kalimat itu tiba-tiba meluncur dari mulutnya. Dia juga bingung dengan perasaannya yang belum sepenuhnya melupakan Rangga. Padahal dia sudah menerima lamaran Radit, pria yang mencintainya.
Rangga, Radit dan Lenggani sudah bersahabat sejak kuliah. Ketiganya bertemu saat sama-sama mendapat hukuman sewaktu ospek. Sejak saat itu, mereka menjadi akrab dan bersahabat sampai mereka lulus dan mendapat pekerjaan masing-masing. Kebetulan kantor mereka berada di satu kompleks meskipun Lenggani bekerja di perusahaan yang berbeda dengan tempat Radit dan Rangga bekerja. Seiring berjalannya waktu, tumbuhlah perasaan yang lebih dari sahabat antara Rangga dan Lenggani. Tapi masing-masing ragu dengan perasaannya. Rangga yang tidak berpengalaman dalam cinta, hanya memendam perasaannya tanpa mampu mengungkapkan. Sedangkan lenggani merasa bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan. Sampai akhirnya dia menerima Radit yang lebih dulu mengungkapkan perasaannya. Rangga sudah tidak bisa berkutik lagi. Dia harus merelakan Lenggani untuk Radit. Penyesalan memang selalu datang di belakang. Dan itulah yang membuat masalah Rangga semakin rumit karena dia semakin menyadari bahwa dia sangat mencintai Lenggani.
Sementara itu, Semakin menjelang hari pernikahannya dengan Radit, perasaan Lenggani makin ragu dengan keputusannya itu. Apalagi sampai sekarang dia belum melakukan istikarah, hal yang paling takut dilakukannya. Hal yang membuat Lenggani ragu adalah sampai sekarang dia masih menyukai Rangga, padahal Radit yang akan menikah dengannya, dia takut akan mengecewakan Radit nanti. Kalau jujur, maka persahabatan mereka akan hancur seketika. Tapi Lenggani juga ragu, apakah Radit benar-benar jodohnya? Ia bertekad untuk melakukan istikarah sebelum pernikahannya, meskipun sampai sekarang ia belum mempunyai keberanian.
Di sisi lain Radit merasa aneh dengan keadaan mereka bertiga. Dia merasa Lenggani tidak bahagia dengan rencana pernikahan ini. Dia juga jarang bertemu dengan Rangga akhir-akhir ini. Sepertinya Rangga berusaha menghindar darinya dan Lenggani. Apakah karena masalah yang sedang dihadapi Rangga dengan gadis misterius yang dicintainya itu? Lalu bagaimana dengan Lenggani yang semakin hari terlihat semakin tidak bahagia saja? Radit benar-benar bingung. Maka ia memutuskan pergi ke rumaha Rangga hari Minggu besok untuk mencari tahu.
Saat Radit sampai di halaman rumah Rangga, Radit bertemu dengan Pak Asep, tukang kebun Rangga.
“ Eh, Mas Radit. Sudah lama nggak ke sini?” sapa Pak Asep.
“ Iya, Pak. Akhir-akhir ini sibuk sekali. Jadi nggak sempet mampir. Rangga ada kan?”
“ Ada, Mas. Malahan ada Mbak Vita juga di dalam?”
“ Mbak Vita kakaknya Rangga? Wah, udah lama nggak ketemu. Kalau gitu saya masuk dulu ya, Pak.”
“ Silahkan, Mas.”
Saat memasuki ruang tamu, Radit tidak menemukan siapa-siapa di sana. Tapi dia mendengar suara orang bicara dari arah ruang makan. Radit langsung saja menuju ke sana. Tapi sebelum menyapa, Radit mendengar pembicaraan Rangga dan kakaknya.
“ Kenapa kamu nggak jujur aja sih, Ngga? Sampai kapan kamu sembunyiin terus?” tanya Vita.
“ Nggak mungkinlah, Mbak. Bisa langsung kiamat kalau aku mengatakan yang sebenarnya,” jawab Rangga. Radit semakin penasaran saja dengan pembicaraan mereka. Akhirnya ia memutuskan untuk mendengarkan selanjutnya.
“ Tapi kamu akan terus menderita kalau seperti ini terus.”
“ Mungkin ini sudah takdirku, Mbak. Aku hanya bisa mencintai Lenggani dalam hati saja,” ucap Rangga. Kalimat Rangga barusan bagaikan balok raksasa yang menghantam kepala Radit. Kepalanya langsung berdenyut-denyut. Dia tidak menyangka kalau selama ini Rangga diam-diam mencintai Lenggani.
“ Sampai kapan, Rangga?” tanya Vita putus asa.
“ Tidak tahu. Karena aku tidak melihat cinta ini ada ujungnya. Tapi aku tahu posisiku,” ucap Rangga lesu. Tetapi kata-kata itu membuat Radit naik darah. Entah mengapa dia merasa dikhianati Rangga. Sahabatnya sendiri mencintai calon istrinya.
“ Mbak kasihan nglihat kamu. Tapi kamu harus... Radit?” Pekik Vita terkejut melihat Radit yang sudah berdiri di dalam ruangan itu. Rangga segera melihat arah yang dilihat kakaknya. Dia melihat Radit yang memandangnya dengan penuh kemarahan.
“ Sejak kapan kamu berdiri di situ, Dit?” tanya Rangga penuh kecemasan.
“ Aku sudah mendengar semua pembicaraan kalian,” kata Radit sambil berjalan mendekati Rangga yang kemudian melayangkan tinju ke muka Rangga sampai Rangga terjatuh.
“ Sialan kau, Ngga! Aku nggak nyangka kamu berani mengkhianatiku. Mengkhianati persahabatan kita!” Radit benar-benar marah.
“ Dit, dengerin penjelasanku dulu!”
“ Penjelasan apa lagi?! Aku udah dengar semuanya. Aku benar-benar nggak terima.”
“ Aku minta maaf, Dit. Aku tahu aku salah. Lagi pula perasaanku hanya bertepuk sebelah tangan. Lenggani tetap milik kamu.”
“ Bagus kalau kamu tahu. Dengar, minggu depan aku dan Lenggani akan menikah. Jadi sebaiknya jauhi dia! Aku benar-benar kecewa sama kamu, Ngga!” kata Radit dengan penuh kemarahan dan kemudian langsung pergi.
“ Dit, tunggu!” panggil Rangga sambil mengejar Radit. TapiRadit yang sudah kesetanan langsung masuk ke mobil lalu pergi tanpa bisa Rangga kejar.
“ Mbak vita lihat, kan?”
***Sudah hampir seminggu sikap Radit aneh. Dia lebih banyak diam sekarang. Padahal besok hari pernikahan mereka. Ditambah lagi Rangga sudah seminggu tidak ada kabarnya. Ada apa dengan semua ini? Hal ini membuat hati Lenggani makin ragu dengan Radit. Malam harinya, dia nekat melakukan istikarah. Padahal besok dia akan menikah. Ini memang terdengar gila. Tetapi selama belum ada ijab qabul, dia masih bisa merubah keputusannya. Setelah mendapat jawabannya, Lenggani memutuskan untuk melakukan hal paling gila seumur hidupnya. Tapi memang inilah satu-satunya jalan yang terbaik.
***
Radit memegang surat yang dibacanya dengan tangan gemetar. Awalnya dia sangat marah dan kecewa mengetahui Lenggani kabur di hari pernikahan mereka. Tetapi setelah membaca lengkap isi surat Lenggani yang ditujukan untuknya, dia mengerti semuanya. Tentang sikap Lenggani yang tidak bahagia, perasaan Rangga kepada Lenggani, dan kepergian Lenggani. Inilah isi surat lenggani:
to Radit,
Dit, aku minta maaf karena telah membuatmu dan keluargamu kecewa. Tapi ini adalah jalan yang paling tepat buat kita semua. Jujur, selama ini aku ragu sama perasaanku. Dan semalam aku mendapat jawabannya melalui istikarah. Dan kamu ternyata bukan jodohku, Dit. Sekali lagi aku minta maaf. Dan aku juga ingin jujur sama kamu. Sebenarnya seseorang yang mengisi hatiku selama ini bukanlah kamu, Dit. Tapi... Rangga. Aku mencintai Rangga jauh sebelum kita pacaran. Tapi karena sepertinya cintaku hanya bertepuk sebelah tangan, makanya aku hanya memendamnya saja di dalam hatiku. Aku memang pengecut karena pergi begitu saja. Tapi aku memang nggak tahu harus bagaimana menghadapi kalian. Makanya lebih baik aku menjauh dari kalian saja. Aku harus pergi untuk bisa melupakan Rangga dan melupakan semua ini. Karena aku juga tahu kamu akan makin hancur jika melihatku. Lupakanlah aku. Maaf. Lenggani.
Setelah membaca surat itu, yang ada di pikiran Radit adalah dia harus segera menemui Rangga dan mengatakan bahwa selama ini cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Ternyata selama ini bukan Rangga yang telah menghianati persahabatan mereka. Tetapi justru dirinyalah yang menjadi penghalang perasaan Rangga dan Lenggani. Kali ini dia benar-benar merasa bersalah pada Rangga.
Tanpa berkata apapun pada orang-orang yang ada di sana, Radit langsung pergi dengan mobilnya menuju rumah Rangga. Sesampainya di sana, dia bertemu dengan pak Asep yang sedang membersihkan halaman.
“ Pak, Rangganya ada?” tanya Radit cemas.
“ Aduh, Mas Radit telat. Mas Rangga udah pergi subuh tadi,” jawab pak Asep.
“ Pergi ke mana, Pak? Kapan baliknya?”
“ Nggak tahu saya, Mas. Tapi kayaknya Mas Rangga perginya bakal lama. Orang rumah ini aja udah dikontrakkan dua tahun.”
“ Apa? Dikontrakkan?”
“ Iya. Nanti sore penghuni barunya datang. Dan Mas Rangga tadi udah bawa bajunya. Sebagian tadi ada yang dititipkan di rumah Mbak Vita.”
Mendengar jawaban Pak Asep, Radit benar-benar putus asa. Satu-satunya harapan adalah bertanya pada mbak Vita, kakak Rangga. Tapi sesampainya di sana hanya kekcewaan dan penyesalan yang didapat Radit.
“ Mbak juga nggak tahu, Dit. Waktu Mbak tanya, dia Cuma menjawab mau nyari ketenangan dan kehidupan baru. Nanti kalau Rangga udah ngasih kabar, Mbak kasih tahu kamu ya,” kata Vita.
Radit benar-benar menyesal karena dia belum sempat minta maaf pada Rangga. Dan dia telah membuat Rangga pergi sebelum dia mengetahui kebenaran bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Sekarang dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Rangga dan Lenggani terlanjur pergi sebelum mengetahui perasaan masing-masing. Dan satu-satunya orang yang tahu perasaan mereka adalah Radit. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan Radit sekarang untuk mereka. Tapi dia masih bisa menyelamatkan nama baik Lenggani di mata keluarganya dengan menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Maka sekarang ia pergi menemui keluarganya untuk melakukannya.
***
Sisi Pertama
Rangga memutuskan untuk pergi dari kehidupan Radit dan Lenggani. Hanya itulah satu-satunya jalan yang terbaik bagi mereka bertiga. Biarlah dia pergi dengan membawa perasaan cinta yang belum pernah ia ungkapkan. Mungkin Lenggani memang bukan jodohnya.
Rangga memutuskan untuk tinggal di Bandung dan memulai hidup baru di sana. Kebetulan ia punya kenalan yang bisa memberinya pekerjaan. Bandung baginya adalah kota yang tenang. Lagi pula dia tidak punya saudara di sana. Pasti tidak ada yang tahu kalau dia pindah ke Bandung. Sekarang ia berdiri di loket untuk membeli tiket kereta ke Bandung. Saat ia berbalik seusai membeli tiket, dia melihat siluet sosok yang ia kenal. Lenggani. Nggak mungkin. Saat ini Lenggani pasti sedang berada di sisi Radit. Hari ini adalah hari pernikahan mereka. Setelah meyakinkan diri kalau yang dilihatnya bukan Lenggani, Rangga segera menuju gerbong tempat kereta menuju Bandung berada.
Sisi Kedua
Lenggani sedang duduk di dalam kereta yang membawanya ke Semarang. Perasaannya memang sangat hancur. Andai saja dulu dia tidak pernah menerima Radit, mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Tapi semuanya sudah terlambat. Yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Semoga Radit dan keluarganya memaafkannya.
Awalnya Lenggani memutuskan akan pergi ke Bandung. Di sana ia punya banyak teman. Tapi saat sudah di depan loket, ia berpikir jika ia ke Bandung, Radit pasti gampang menemukannya karena Radit mengenal teman-teman Lenggani di Bandung. Akhirnya Lenggani memutuskan pergi ke Semarang, tempat temannya yang tidak dikenal Radit. Dia bertekad akan memulai hidup baru di sana. Setelah situasi tenang, ia baru akan memberi kabar kepada keluarganya yang ada di Jakarta. Tentu saja tanpa sepengetahuan Radit maupun Rangga. Tapi mungkin dia akan lama menetap di Semarang. Hanya itulah satu-satunya jalan untuk melupakan semua peristiwa ini. Melupakan Radit, dan juga cintanya, Rangga.
Sisi Ketiga
Sudah dua bulan Radit mencari-cari Rangga dan Lenggani. Tapi hasilnya nihil. Dia sudah menghubungi teman-teman Lenggani yang ia kenal, termasuk yang ada di Bandung. Tetapi tak satupun yang tahu keberadaan gadis itu. Begitu juga Rangga. Sampai sekarang Mbak Vita juga belum memberinya kabar. Setiap ia bertanya, Mbak Vita hanya menjawab Rangga belum ngasih kabar. Sekarang Radit benar-benar putus asa dan menyerah.
Akhirnya Radit memutuskan untuk melanjutkan S2 di Prancis. Dia sudah menyerah untuk mencari kedua sahabatnya itu. Mungkin jodoh mereka cuma sampai di sini. Tapi dia bertekad, jika Tuhan memberi kesempatan padanya untuk bertemu dengan mereka kembali, dia akan mengatakan hal yang sebenarnya pada Rangga dan Lenggani serta merestui hubungan mereka. Tapi ia tidak tahu apakah kesempatan itu akan datang atau malah tidak akan pernah ada.
***
Ketiga sisi segitiga itu akhirnya menjalani hidupnya masing-masing sesuai pilihan hatinya. Mereka berusaha untuk mencari kebahagiaannya di tempat mereka berada sekarang. Meskipun mereka tidak pernah tahu apakah kebahagiaan itu berada di sana atau tidak. Tetapi mereka tetap menjalani hidupnya dengan normal seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa pada kehidupan mereka di masa lalu. Karena mereka yakin apa yang mereka jalani sekarang adalah garis takdir yang telah digoreskan Tuhan. Dan Tuhan telah memberikan tiga jalan yang berbeda untuk mereka. Hingga pada akhirnya ketiga sisi segitiga yang patah itu tidak pernah bertemu kembali. Tidak pernah.
Kalimat itu bagaikan petir di siang bolong yang menyambar di atas kepala Rangga. Tapi dia sadar ini bukan saatnya untuk bersedih. Dia tahu kapan dia harus tersenyum dan kapan dia harus menangis.
“ Serius? Wah, selamat ya!” Ucap Rangga sebahagia mungkin sambil menyalami kedua sahabatnya itu.
“ Makasih. Kamu sendiri kapan nyusul?” Tanya Lenggani.
“ Iya. Kapan kamu mau ngenalin gadis itu sama kami?” tanya Radit kemudian.
“ Waduh, nggak tahu ya. Sekarang aja masalahnya semakin rumit. Mungkin dia bukan jodohku,” jawab Rangga sendu. Wajahnya yang ceria kembali kusut seperti saat Lenggani dan Radit belum datang.
“ Ngga, tapi kamu masih berpikir untuk menikah kan?” tanya Lenggani cemas.
“ Iya lah. Aku pasti akan menikah. Tapi sekarang mungkin belum ketemu jodohnya.”
“ Sebenarnya apa sih masalah kalian?” tanya Radit penasaran.
“ Rumit Dit. Aku nggak bisa cerita sekarang.” Karena semua akan hancur jika aku memberitahu kalian.
“ Siapa gadis itu, Ngga? Apa kita kenal? Kenapa masalah kalian serumit itu?” tanya Lenggani.
“ Sebenarnya aku yang bermasalah. Ah, sudahlah. Nggak usah dibahas lagi.”
“ Wah, aku harus pergi sekarang. Ada lembur ni di kantor,” kata Radit kemudian.
“ Lembur apaan? Di bagianku nggak lembur tu,” kata Rangga.
“ Kemarin sistemnya nggak jalan. Makanya baru dilanjutkan hari ini. Ngga, titip Lenggani ya. Ntar anterin dia pulang.”
“ Beres.”
“ Kamu hati-hati ya,” pesan Lenggani pada calon suaminya.
“ Ok. Aku pergi dulu.”
Setelah Radit pergi, tinggalah Lenggani dan Rangga yang ada di kafe itu. Untuk beberapa saat, keduanya terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.
“ Ngga, kamu yakin nggak mau cerita?” tanya Lenggani memulai pembicaraan.
“ Iya Ni. Aku nggak apa-apa kok. Nggak usah cemas.”
“ Tapi sepertinya masalah kamu berat.”
“ Mungkin bagiku sangat berat. Tapi sebenarnya aku udah tahu kok, penyelesaiannya.” Dengan melupakan perasaanku padamu, Ni. Tapi justru itu hal paling berat untuk kulakukan.
“ Baiklah kalau kamu yakin. Kalau kamu butuh teman untuk cerita, aku selalu siap untukmu,” ucap Lenggani tulus.
Rangga menatap mata gadis yang dicintainya itu. Dia melihat ada ketulusan dan... Rangga tidak yakin dengan apa yang dilihatnya. Mungkin dia terlalu berharap. Tentu saja hal itu tidak mungkin. Cinta Lenggani sekarang sudah dimiliki Radit.
Lenggani sendiri tidak tahu bagaimana kalimat itu tiba-tiba meluncur dari mulutnya. Dia juga bingung dengan perasaannya yang belum sepenuhnya melupakan Rangga. Padahal dia sudah menerima lamaran Radit, pria yang mencintainya.
Rangga, Radit dan Lenggani sudah bersahabat sejak kuliah. Ketiganya bertemu saat sama-sama mendapat hukuman sewaktu ospek. Sejak saat itu, mereka menjadi akrab dan bersahabat sampai mereka lulus dan mendapat pekerjaan masing-masing. Kebetulan kantor mereka berada di satu kompleks meskipun Lenggani bekerja di perusahaan yang berbeda dengan tempat Radit dan Rangga bekerja. Seiring berjalannya waktu, tumbuhlah perasaan yang lebih dari sahabat antara Rangga dan Lenggani. Tapi masing-masing ragu dengan perasaannya. Rangga yang tidak berpengalaman dalam cinta, hanya memendam perasaannya tanpa mampu mengungkapkan. Sedangkan lenggani merasa bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan. Sampai akhirnya dia menerima Radit yang lebih dulu mengungkapkan perasaannya. Rangga sudah tidak bisa berkutik lagi. Dia harus merelakan Lenggani untuk Radit. Penyesalan memang selalu datang di belakang. Dan itulah yang membuat masalah Rangga semakin rumit karena dia semakin menyadari bahwa dia sangat mencintai Lenggani.
Sementara itu, Semakin menjelang hari pernikahannya dengan Radit, perasaan Lenggani makin ragu dengan keputusannya itu. Apalagi sampai sekarang dia belum melakukan istikarah, hal yang paling takut dilakukannya. Hal yang membuat Lenggani ragu adalah sampai sekarang dia masih menyukai Rangga, padahal Radit yang akan menikah dengannya, dia takut akan mengecewakan Radit nanti. Kalau jujur, maka persahabatan mereka akan hancur seketika. Tapi Lenggani juga ragu, apakah Radit benar-benar jodohnya? Ia bertekad untuk melakukan istikarah sebelum pernikahannya, meskipun sampai sekarang ia belum mempunyai keberanian.
Di sisi lain Radit merasa aneh dengan keadaan mereka bertiga. Dia merasa Lenggani tidak bahagia dengan rencana pernikahan ini. Dia juga jarang bertemu dengan Rangga akhir-akhir ini. Sepertinya Rangga berusaha menghindar darinya dan Lenggani. Apakah karena masalah yang sedang dihadapi Rangga dengan gadis misterius yang dicintainya itu? Lalu bagaimana dengan Lenggani yang semakin hari terlihat semakin tidak bahagia saja? Radit benar-benar bingung. Maka ia memutuskan pergi ke rumaha Rangga hari Minggu besok untuk mencari tahu.
Saat Radit sampai di halaman rumah Rangga, Radit bertemu dengan Pak Asep, tukang kebun Rangga.
“ Eh, Mas Radit. Sudah lama nggak ke sini?” sapa Pak Asep.
“ Iya, Pak. Akhir-akhir ini sibuk sekali. Jadi nggak sempet mampir. Rangga ada kan?”
“ Ada, Mas. Malahan ada Mbak Vita juga di dalam?”
“ Mbak Vita kakaknya Rangga? Wah, udah lama nggak ketemu. Kalau gitu saya masuk dulu ya, Pak.”
“ Silahkan, Mas.”
Saat memasuki ruang tamu, Radit tidak menemukan siapa-siapa di sana. Tapi dia mendengar suara orang bicara dari arah ruang makan. Radit langsung saja menuju ke sana. Tapi sebelum menyapa, Radit mendengar pembicaraan Rangga dan kakaknya.
“ Kenapa kamu nggak jujur aja sih, Ngga? Sampai kapan kamu sembunyiin terus?” tanya Vita.
“ Nggak mungkinlah, Mbak. Bisa langsung kiamat kalau aku mengatakan yang sebenarnya,” jawab Rangga. Radit semakin penasaran saja dengan pembicaraan mereka. Akhirnya ia memutuskan untuk mendengarkan selanjutnya.
“ Tapi kamu akan terus menderita kalau seperti ini terus.”
“ Mungkin ini sudah takdirku, Mbak. Aku hanya bisa mencintai Lenggani dalam hati saja,” ucap Rangga. Kalimat Rangga barusan bagaikan balok raksasa yang menghantam kepala Radit. Kepalanya langsung berdenyut-denyut. Dia tidak menyangka kalau selama ini Rangga diam-diam mencintai Lenggani.
“ Sampai kapan, Rangga?” tanya Vita putus asa.
“ Tidak tahu. Karena aku tidak melihat cinta ini ada ujungnya. Tapi aku tahu posisiku,” ucap Rangga lesu. Tetapi kata-kata itu membuat Radit naik darah. Entah mengapa dia merasa dikhianati Rangga. Sahabatnya sendiri mencintai calon istrinya.
“ Mbak kasihan nglihat kamu. Tapi kamu harus... Radit?” Pekik Vita terkejut melihat Radit yang sudah berdiri di dalam ruangan itu. Rangga segera melihat arah yang dilihat kakaknya. Dia melihat Radit yang memandangnya dengan penuh kemarahan.
“ Sejak kapan kamu berdiri di situ, Dit?” tanya Rangga penuh kecemasan.
“ Aku sudah mendengar semua pembicaraan kalian,” kata Radit sambil berjalan mendekati Rangga yang kemudian melayangkan tinju ke muka Rangga sampai Rangga terjatuh.
“ Sialan kau, Ngga! Aku nggak nyangka kamu berani mengkhianatiku. Mengkhianati persahabatan kita!” Radit benar-benar marah.
“ Dit, dengerin penjelasanku dulu!”
“ Penjelasan apa lagi?! Aku udah dengar semuanya. Aku benar-benar nggak terima.”
“ Aku minta maaf, Dit. Aku tahu aku salah. Lagi pula perasaanku hanya bertepuk sebelah tangan. Lenggani tetap milik kamu.”
“ Bagus kalau kamu tahu. Dengar, minggu depan aku dan Lenggani akan menikah. Jadi sebaiknya jauhi dia! Aku benar-benar kecewa sama kamu, Ngga!” kata Radit dengan penuh kemarahan dan kemudian langsung pergi.
“ Dit, tunggu!” panggil Rangga sambil mengejar Radit. TapiRadit yang sudah kesetanan langsung masuk ke mobil lalu pergi tanpa bisa Rangga kejar.
“ Mbak vita lihat, kan?”
***Sudah hampir seminggu sikap Radit aneh. Dia lebih banyak diam sekarang. Padahal besok hari pernikahan mereka. Ditambah lagi Rangga sudah seminggu tidak ada kabarnya. Ada apa dengan semua ini? Hal ini membuat hati Lenggani makin ragu dengan Radit. Malam harinya, dia nekat melakukan istikarah. Padahal besok dia akan menikah. Ini memang terdengar gila. Tetapi selama belum ada ijab qabul, dia masih bisa merubah keputusannya. Setelah mendapat jawabannya, Lenggani memutuskan untuk melakukan hal paling gila seumur hidupnya. Tapi memang inilah satu-satunya jalan yang terbaik.
***
Radit memegang surat yang dibacanya dengan tangan gemetar. Awalnya dia sangat marah dan kecewa mengetahui Lenggani kabur di hari pernikahan mereka. Tetapi setelah membaca lengkap isi surat Lenggani yang ditujukan untuknya, dia mengerti semuanya. Tentang sikap Lenggani yang tidak bahagia, perasaan Rangga kepada Lenggani, dan kepergian Lenggani. Inilah isi surat lenggani:
to Radit,
Dit, aku minta maaf karena telah membuatmu dan keluargamu kecewa. Tapi ini adalah jalan yang paling tepat buat kita semua. Jujur, selama ini aku ragu sama perasaanku. Dan semalam aku mendapat jawabannya melalui istikarah. Dan kamu ternyata bukan jodohku, Dit. Sekali lagi aku minta maaf. Dan aku juga ingin jujur sama kamu. Sebenarnya seseorang yang mengisi hatiku selama ini bukanlah kamu, Dit. Tapi... Rangga. Aku mencintai Rangga jauh sebelum kita pacaran. Tapi karena sepertinya cintaku hanya bertepuk sebelah tangan, makanya aku hanya memendamnya saja di dalam hatiku. Aku memang pengecut karena pergi begitu saja. Tapi aku memang nggak tahu harus bagaimana menghadapi kalian. Makanya lebih baik aku menjauh dari kalian saja. Aku harus pergi untuk bisa melupakan Rangga dan melupakan semua ini. Karena aku juga tahu kamu akan makin hancur jika melihatku. Lupakanlah aku. Maaf. Lenggani.
Setelah membaca surat itu, yang ada di pikiran Radit adalah dia harus segera menemui Rangga dan mengatakan bahwa selama ini cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Ternyata selama ini bukan Rangga yang telah menghianati persahabatan mereka. Tetapi justru dirinyalah yang menjadi penghalang perasaan Rangga dan Lenggani. Kali ini dia benar-benar merasa bersalah pada Rangga.
Tanpa berkata apapun pada orang-orang yang ada di sana, Radit langsung pergi dengan mobilnya menuju rumah Rangga. Sesampainya di sana, dia bertemu dengan pak Asep yang sedang membersihkan halaman.
“ Pak, Rangganya ada?” tanya Radit cemas.
“ Aduh, Mas Radit telat. Mas Rangga udah pergi subuh tadi,” jawab pak Asep.
“ Pergi ke mana, Pak? Kapan baliknya?”
“ Nggak tahu saya, Mas. Tapi kayaknya Mas Rangga perginya bakal lama. Orang rumah ini aja udah dikontrakkan dua tahun.”
“ Apa? Dikontrakkan?”
“ Iya. Nanti sore penghuni barunya datang. Dan Mas Rangga tadi udah bawa bajunya. Sebagian tadi ada yang dititipkan di rumah Mbak Vita.”
Mendengar jawaban Pak Asep, Radit benar-benar putus asa. Satu-satunya harapan adalah bertanya pada mbak Vita, kakak Rangga. Tapi sesampainya di sana hanya kekcewaan dan penyesalan yang didapat Radit.
“ Mbak juga nggak tahu, Dit. Waktu Mbak tanya, dia Cuma menjawab mau nyari ketenangan dan kehidupan baru. Nanti kalau Rangga udah ngasih kabar, Mbak kasih tahu kamu ya,” kata Vita.
Radit benar-benar menyesal karena dia belum sempat minta maaf pada Rangga. Dan dia telah membuat Rangga pergi sebelum dia mengetahui kebenaran bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Sekarang dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Rangga dan Lenggani terlanjur pergi sebelum mengetahui perasaan masing-masing. Dan satu-satunya orang yang tahu perasaan mereka adalah Radit. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan Radit sekarang untuk mereka. Tapi dia masih bisa menyelamatkan nama baik Lenggani di mata keluarganya dengan menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Maka sekarang ia pergi menemui keluarganya untuk melakukannya.
***
Sisi Pertama
Rangga memutuskan untuk pergi dari kehidupan Radit dan Lenggani. Hanya itulah satu-satunya jalan yang terbaik bagi mereka bertiga. Biarlah dia pergi dengan membawa perasaan cinta yang belum pernah ia ungkapkan. Mungkin Lenggani memang bukan jodohnya.
Rangga memutuskan untuk tinggal di Bandung dan memulai hidup baru di sana. Kebetulan ia punya kenalan yang bisa memberinya pekerjaan. Bandung baginya adalah kota yang tenang. Lagi pula dia tidak punya saudara di sana. Pasti tidak ada yang tahu kalau dia pindah ke Bandung. Sekarang ia berdiri di loket untuk membeli tiket kereta ke Bandung. Saat ia berbalik seusai membeli tiket, dia melihat siluet sosok yang ia kenal. Lenggani. Nggak mungkin. Saat ini Lenggani pasti sedang berada di sisi Radit. Hari ini adalah hari pernikahan mereka. Setelah meyakinkan diri kalau yang dilihatnya bukan Lenggani, Rangga segera menuju gerbong tempat kereta menuju Bandung berada.
Sisi Kedua
Lenggani sedang duduk di dalam kereta yang membawanya ke Semarang. Perasaannya memang sangat hancur. Andai saja dulu dia tidak pernah menerima Radit, mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Tapi semuanya sudah terlambat. Yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Semoga Radit dan keluarganya memaafkannya.
Awalnya Lenggani memutuskan akan pergi ke Bandung. Di sana ia punya banyak teman. Tapi saat sudah di depan loket, ia berpikir jika ia ke Bandung, Radit pasti gampang menemukannya karena Radit mengenal teman-teman Lenggani di Bandung. Akhirnya Lenggani memutuskan pergi ke Semarang, tempat temannya yang tidak dikenal Radit. Dia bertekad akan memulai hidup baru di sana. Setelah situasi tenang, ia baru akan memberi kabar kepada keluarganya yang ada di Jakarta. Tentu saja tanpa sepengetahuan Radit maupun Rangga. Tapi mungkin dia akan lama menetap di Semarang. Hanya itulah satu-satunya jalan untuk melupakan semua peristiwa ini. Melupakan Radit, dan juga cintanya, Rangga.
Sisi Ketiga
Sudah dua bulan Radit mencari-cari Rangga dan Lenggani. Tapi hasilnya nihil. Dia sudah menghubungi teman-teman Lenggani yang ia kenal, termasuk yang ada di Bandung. Tetapi tak satupun yang tahu keberadaan gadis itu. Begitu juga Rangga. Sampai sekarang Mbak Vita juga belum memberinya kabar. Setiap ia bertanya, Mbak Vita hanya menjawab Rangga belum ngasih kabar. Sekarang Radit benar-benar putus asa dan menyerah.
Akhirnya Radit memutuskan untuk melanjutkan S2 di Prancis. Dia sudah menyerah untuk mencari kedua sahabatnya itu. Mungkin jodoh mereka cuma sampai di sini. Tapi dia bertekad, jika Tuhan memberi kesempatan padanya untuk bertemu dengan mereka kembali, dia akan mengatakan hal yang sebenarnya pada Rangga dan Lenggani serta merestui hubungan mereka. Tapi ia tidak tahu apakah kesempatan itu akan datang atau malah tidak akan pernah ada.
***
Ketiga sisi segitiga itu akhirnya menjalani hidupnya masing-masing sesuai pilihan hatinya. Mereka berusaha untuk mencari kebahagiaannya di tempat mereka berada sekarang. Meskipun mereka tidak pernah tahu apakah kebahagiaan itu berada di sana atau tidak. Tetapi mereka tetap menjalani hidupnya dengan normal seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa pada kehidupan mereka di masa lalu. Karena mereka yakin apa yang mereka jalani sekarang adalah garis takdir yang telah digoreskan Tuhan. Dan Tuhan telah memberikan tiga jalan yang berbeda untuk mereka. Hingga pada akhirnya ketiga sisi segitiga yang patah itu tidak pernah bertemu kembali. Tidak pernah.
Senin, 16 Mei 2011
ever after
Aku berdiri di tengah panggung dengan tepuk tangan yang riuh menyambutku.Tak kusangka, seorang Amelia Dewi berdiri di sini bukan dengan sepatu baletnya, tetapi dengan sebuah piano. Ya, sekarang adalah konserku yang sudah kesekian kalinya. Aku pemain piano terkenal yang sudah keliling di berbagai negara. Setelah tepuk tangan usai, aku duduk di depan pianoku dan jariku mulai menari-nari di atas tuts piano. Kumainkan sebuah lagu yang mengingatkan masa laluku. Ingatanku pun melayang kembali ke delapan tahun yang lalu.
***
Kupandangi sungai jauh di bawah kakiku. Aku mambayangkan jika aku terjun dan tenggelam di sana, maka masalahku akan selesai. Kunaiki pembatas jembatan, tetapi nyaliku ciut. Aku takut. Tapi aku benar-benar putus asa. Kuberanikan diriku untuk melakukannya. Tetapi keberanianku hilang lagi. Tiba-tiba ada suara, “ Ayo, loncat saja! Kenapa? Takut?”
Aku kaget dan mencari sumber suara itu. Tidak jauh dariku ada seorang pemuda, yang kuketahui kakak kelasku di sekolah yang sangat pendiam, tapi aku tidak tahu namanya. “ Jangan campuri urusanku! Pergi!” perintahku.
“ Aku cuma ingin lihat keberanianmu. Cuma segitu nyalimu?” katanya. Aku kesal dan benar-benar akan terjun ke sungai itu. Tapi kemudian dia menarikku sehingga aku turun dari pembatas jembatan. “ Lepaskan? Apa sih maumu?” tanyaku kesal.
“ Kamu sendiri mau apa? Bunuh diri? Dasar cengeng!” bentaknya.
“ Kamu nggak tahu apa-apa tentang hidupku!”
“ Justru kamu yang kamu nggak tahu apa-apa! Anak kecil seperti kamu tahu apa tentang kematian? Kamu pikir masalah kamu akan selesai?”
“ Udah nggak ada gunanya lagi aku hidup. Aku sudah tidak bisa menari lagi?” tangisku pecah.
“ Apa karena tidak bisa menari hidupmu akan berakhir?” tanyanya. Aku tidak menjawab dan terduduk sambil menangis. Aku tidak pernah menyangka hal ini terjadi padaku. Aku penari balet yang sangat berbakat. Di umurku yang ke 17 ini aku sudah menjuarai berbagai lomba tari balet di beberapa negara di dunia. Tapi beberapa waktu lalu kakiku cedera dan dokter memvonisku tidak dapat menari lagi. Hatiku benar-benar hancur. Balet adalah kehidupanku. Jika aku tidak menari lagi, sama halnya aku dengan mati.
“ Kaki kamu memang tidak bisa menari lagi. Tapi kamu masih punya tangan,” katanya. Aku mengangkat kepalaku dan bertanya,” Maksudmu?”
“ Kamu masih bisa menggunakan tanganmu untuk menggantikan kakimu.”
“ Aku tidak mengerti maksudmu,” kataku penuh tanda tanya.
“ Ikut aku!” Katanya seraya menarik tanganku dan membawaku ke ruang musik sekolah.
“ Kamu bisa memainkannya, kan?” tanyanya sambil menunjuk sebuah piano. Sekarang aku mengerti apa maksudnya.
“ Kalau kamu tidak bisa menjadi penari, kmau masih bisa menjadi pianis. Setiap cobaan pasti ada hikmahnya. Jika Tuhan mengambil sesuatu dari kamu, Dia pasti akan memeberimu sesuatu yang baru lagi. Hanya saja kita harus pintar menemukan pemberian itu. Kamu ngerti maksudku, kan?” dia menasehati. Benar juga omongannya. Semangatku mulai hidup kembali. Aku harus bangun dari mimpi buruk ini. Aku duduk dan mulai memainkan piano itu. Dia pun duduk di sebelahku, dan memainkannya juga. Kami bersama-sama memainkan piano itu. Walaupun hanya lagu sederhana, tapi di telingaku lagu itu terdengar indah.
“ Kamu nggak boleh nyerah. Kamu harus bangkit dari keterpurukanmu dengan memulai sesuatu yang baru.”
“ Makasih ya. Nasehatmu sangat berguna untukku,” ucapku. Dia hanya tersenyum. Kuulurkan tanganku seraya berkata,” Namaku Lia.” Dia pun menjabat tanganku dan berkata,” Gilang.”
Sejak saat itu kami bersahabat. Gilang selalu setia menemaniku belajar piano. Dialah yang membuatku merasa hidup kembali. Dia telah membuatku bangun dari keterpurukan ini. Kutekuni permainanku hingga aku berhasil menjuarai kontes di tingkat sekolah, regional, dan akan maju di tingkat nasional. Ini adalah kontes piano pertamaku di tingkat nasional. Jika aku berhasil, aku akan mewakili negaraku di tingkat internasional.
“ Lang, besok kamu nonton, kan?” tanyaku padanya.
“ Tentu saja. Ini kan kontes pertamamu di tingkat nasional. Aku ada sesuatu untuk kamu,” katanya sambil menyerahkan gantungan ponsel berbentuk lonceng kecil,” Kita samaan lho.” katanya kemudian.
“ Lucu banget. Sepasang ya? Makasih ya.”
“ Sama-sama. Anggap aja hadiah dariku untuk kegigihanmu. Good luck ya.”
Aku sangat bahagia. Aku bertambah semangat untuk memenangkan kontes ini. Tapi sayang, sejak kontes dimulai sampai pengumumuman pemenang, Gilang tidak muncul. Aku cemas dan sedih. Bahkan saat juri menyebut bahwa aku juaranya, aku tidak segembira yang aku bayangkan. Aku sangat berharap tiba-tiba Gilang datang. Tetapi Gilang tak pernah datang.
***
Permainanku berhenti setelah menyelesaikan lagu terakhirku. Tepuk tangan kembali memenuhi seluruh ruangan. Aku berdiri dan membungkukkan badan sebagai ucapan terima kasih pada penonton. Tiba-tiba ada seseorang yang berlari naik ke atas panggung dan mendorongku hingga jatuh. Saat itu juga, lampu panggung yang ada tepat di atas kepalaku terjatuh. Aku syok. Para penonton mulai ribut. Panitia segera menurunkan tirai panggung dan menolong kami. Setelah aku mulai tenang, aku melihat sebuah kamera digital tergeletak di tempat kami jatuh. Aku mengambilnya dan mencari pria yang menolongku untuk mengembalikan kamera ini dan mengucapkan terima kasih. Aku melihatnya sedang berjalan lalu aku memanggilnya.
“ Tunggu!” dia berheti dan menoleh. Aku kaget melihat wajahnya yang penuh luka parut seperti bekas luka bakar. Dia memakai topi berusaha menutupinya.
“ Terima kasih meneyelamatkanku. Ini punyamu kan?” aku menyerahkan kamera itu.
“ Untukmu saja,” katanya lalu pergi. Aku bingung. Kulihat isi kamera itu. Penuh foto-fotoku setiap konser. Aku tambah bingung. Kemudian aku lihat gantungan kamera itu. Sebuah lonceng kecil! Hatiku tersentak. Gilang? Aku kembali memandang pria yang sedang berjalan itu dan memanggilnya.
” Gilang?” Dia pun berhenti dan menoleh.
Aku benar-benar tidak percaya. Saat ini baru kukenali wajah itu. Meskipun jauh dari wajah Gilang yang dulu karena tertutupi bekas luka bakar, tapi aku masih ingat sorot matanya. Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Tanpa terasa air mataku meleleh. Aku mendekatinya. Tetapi penjaga melarangku pergi karena aku harus menghadiri konferensi pers. Aku meronta berusaha melepaskan diri. Tapi penjaga tidak melepaskanku dan Gilang pun berlalu.
“ Gilang, tungguuuu!” teriakku. Tetapi Gilang tidak menghiraukanku hingga lenyap dari pandanganku. Tangisku pecah. Aku tidak percaya dengan nasib Gilang. Mungkin itu adalah penyebab dia tidak pernah muncul 8 tahun yang lalu. Namun, ternyata dia selalu hadir di setiap konserku meskipun aku tak pernah menyadarinya.
Gilang, dimanapun kamu, bagaimanapun keadaanmu sekarang, aku tidak akan pernah melupakanmu dan jasamu. Kamu adalah seseorang yang berdiri di belakang kesuksesanku sekarang. Kamu yang telah membangkitkanku dari keputusasaan. Dukunganmu selalu membakar semangatku untuk melakukan yang terbaik. Terima kasih Gilang. Terim Kasih.
Kupeluk kamera itu. Akan kusimpan kenangan itu di dalam hatiku, seumur hidupku, selamanya.
***
Kupandangi sungai jauh di bawah kakiku. Aku mambayangkan jika aku terjun dan tenggelam di sana, maka masalahku akan selesai. Kunaiki pembatas jembatan, tetapi nyaliku ciut. Aku takut. Tapi aku benar-benar putus asa. Kuberanikan diriku untuk melakukannya. Tetapi keberanianku hilang lagi. Tiba-tiba ada suara, “ Ayo, loncat saja! Kenapa? Takut?”
Aku kaget dan mencari sumber suara itu. Tidak jauh dariku ada seorang pemuda, yang kuketahui kakak kelasku di sekolah yang sangat pendiam, tapi aku tidak tahu namanya. “ Jangan campuri urusanku! Pergi!” perintahku.
“ Aku cuma ingin lihat keberanianmu. Cuma segitu nyalimu?” katanya. Aku kesal dan benar-benar akan terjun ke sungai itu. Tapi kemudian dia menarikku sehingga aku turun dari pembatas jembatan. “ Lepaskan? Apa sih maumu?” tanyaku kesal.
“ Kamu sendiri mau apa? Bunuh diri? Dasar cengeng!” bentaknya.
“ Kamu nggak tahu apa-apa tentang hidupku!”
“ Justru kamu yang kamu nggak tahu apa-apa! Anak kecil seperti kamu tahu apa tentang kematian? Kamu pikir masalah kamu akan selesai?”
“ Udah nggak ada gunanya lagi aku hidup. Aku sudah tidak bisa menari lagi?” tangisku pecah.
“ Apa karena tidak bisa menari hidupmu akan berakhir?” tanyanya. Aku tidak menjawab dan terduduk sambil menangis. Aku tidak pernah menyangka hal ini terjadi padaku. Aku penari balet yang sangat berbakat. Di umurku yang ke 17 ini aku sudah menjuarai berbagai lomba tari balet di beberapa negara di dunia. Tapi beberapa waktu lalu kakiku cedera dan dokter memvonisku tidak dapat menari lagi. Hatiku benar-benar hancur. Balet adalah kehidupanku. Jika aku tidak menari lagi, sama halnya aku dengan mati.
“ Kaki kamu memang tidak bisa menari lagi. Tapi kamu masih punya tangan,” katanya. Aku mengangkat kepalaku dan bertanya,” Maksudmu?”
“ Kamu masih bisa menggunakan tanganmu untuk menggantikan kakimu.”
“ Aku tidak mengerti maksudmu,” kataku penuh tanda tanya.
“ Ikut aku!” Katanya seraya menarik tanganku dan membawaku ke ruang musik sekolah.
“ Kamu bisa memainkannya, kan?” tanyanya sambil menunjuk sebuah piano. Sekarang aku mengerti apa maksudnya.
“ Kalau kamu tidak bisa menjadi penari, kmau masih bisa menjadi pianis. Setiap cobaan pasti ada hikmahnya. Jika Tuhan mengambil sesuatu dari kamu, Dia pasti akan memeberimu sesuatu yang baru lagi. Hanya saja kita harus pintar menemukan pemberian itu. Kamu ngerti maksudku, kan?” dia menasehati. Benar juga omongannya. Semangatku mulai hidup kembali. Aku harus bangun dari mimpi buruk ini. Aku duduk dan mulai memainkan piano itu. Dia pun duduk di sebelahku, dan memainkannya juga. Kami bersama-sama memainkan piano itu. Walaupun hanya lagu sederhana, tapi di telingaku lagu itu terdengar indah.
“ Kamu nggak boleh nyerah. Kamu harus bangkit dari keterpurukanmu dengan memulai sesuatu yang baru.”
“ Makasih ya. Nasehatmu sangat berguna untukku,” ucapku. Dia hanya tersenyum. Kuulurkan tanganku seraya berkata,” Namaku Lia.” Dia pun menjabat tanganku dan berkata,” Gilang.”
Sejak saat itu kami bersahabat. Gilang selalu setia menemaniku belajar piano. Dialah yang membuatku merasa hidup kembali. Dia telah membuatku bangun dari keterpurukan ini. Kutekuni permainanku hingga aku berhasil menjuarai kontes di tingkat sekolah, regional, dan akan maju di tingkat nasional. Ini adalah kontes piano pertamaku di tingkat nasional. Jika aku berhasil, aku akan mewakili negaraku di tingkat internasional.
“ Lang, besok kamu nonton, kan?” tanyaku padanya.
“ Tentu saja. Ini kan kontes pertamamu di tingkat nasional. Aku ada sesuatu untuk kamu,” katanya sambil menyerahkan gantungan ponsel berbentuk lonceng kecil,” Kita samaan lho.” katanya kemudian.
“ Lucu banget. Sepasang ya? Makasih ya.”
“ Sama-sama. Anggap aja hadiah dariku untuk kegigihanmu. Good luck ya.”
Aku sangat bahagia. Aku bertambah semangat untuk memenangkan kontes ini. Tapi sayang, sejak kontes dimulai sampai pengumumuman pemenang, Gilang tidak muncul. Aku cemas dan sedih. Bahkan saat juri menyebut bahwa aku juaranya, aku tidak segembira yang aku bayangkan. Aku sangat berharap tiba-tiba Gilang datang. Tetapi Gilang tak pernah datang.
***
Permainanku berhenti setelah menyelesaikan lagu terakhirku. Tepuk tangan kembali memenuhi seluruh ruangan. Aku berdiri dan membungkukkan badan sebagai ucapan terima kasih pada penonton. Tiba-tiba ada seseorang yang berlari naik ke atas panggung dan mendorongku hingga jatuh. Saat itu juga, lampu panggung yang ada tepat di atas kepalaku terjatuh. Aku syok. Para penonton mulai ribut. Panitia segera menurunkan tirai panggung dan menolong kami. Setelah aku mulai tenang, aku melihat sebuah kamera digital tergeletak di tempat kami jatuh. Aku mengambilnya dan mencari pria yang menolongku untuk mengembalikan kamera ini dan mengucapkan terima kasih. Aku melihatnya sedang berjalan lalu aku memanggilnya.
“ Tunggu!” dia berheti dan menoleh. Aku kaget melihat wajahnya yang penuh luka parut seperti bekas luka bakar. Dia memakai topi berusaha menutupinya.
“ Terima kasih meneyelamatkanku. Ini punyamu kan?” aku menyerahkan kamera itu.
“ Untukmu saja,” katanya lalu pergi. Aku bingung. Kulihat isi kamera itu. Penuh foto-fotoku setiap konser. Aku tambah bingung. Kemudian aku lihat gantungan kamera itu. Sebuah lonceng kecil! Hatiku tersentak. Gilang? Aku kembali memandang pria yang sedang berjalan itu dan memanggilnya.
” Gilang?” Dia pun berhenti dan menoleh.
Aku benar-benar tidak percaya. Saat ini baru kukenali wajah itu. Meskipun jauh dari wajah Gilang yang dulu karena tertutupi bekas luka bakar, tapi aku masih ingat sorot matanya. Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Tanpa terasa air mataku meleleh. Aku mendekatinya. Tetapi penjaga melarangku pergi karena aku harus menghadiri konferensi pers. Aku meronta berusaha melepaskan diri. Tapi penjaga tidak melepaskanku dan Gilang pun berlalu.
“ Gilang, tungguuuu!” teriakku. Tetapi Gilang tidak menghiraukanku hingga lenyap dari pandanganku. Tangisku pecah. Aku tidak percaya dengan nasib Gilang. Mungkin itu adalah penyebab dia tidak pernah muncul 8 tahun yang lalu. Namun, ternyata dia selalu hadir di setiap konserku meskipun aku tak pernah menyadarinya.
Gilang, dimanapun kamu, bagaimanapun keadaanmu sekarang, aku tidak akan pernah melupakanmu dan jasamu. Kamu adalah seseorang yang berdiri di belakang kesuksesanku sekarang. Kamu yang telah membangkitkanku dari keputusasaan. Dukunganmu selalu membakar semangatku untuk melakukan yang terbaik. Terima kasih Gilang. Terim Kasih.
Kupeluk kamera itu. Akan kusimpan kenangan itu di dalam hatiku, seumur hidupku, selamanya.
Sabtu, 14 Mei 2011
korban
Aku berlari-lari menyeberangi jalan yang selalu macet ini. Rintik gerimis mengiringi langkahku yang terburu-buru menuju kafe tempatku janjian untuk bertemu Ridwan. Kulirik jam tanganku. Ah, sudah lima belas menit aku terlambat. Semoga kau masih bersabar menungguku, Wan. Akhirnya aku masuk ke kafe itu dan menemukan Ridwan yang sedang duduk menungguku.
“ Maaf, ya. Aku terlambat lagi. Kuliahnya ngaret,” jelasku sambil mengelap mukaku yang basah terkena gerimis dengan tissu.
“ Santai aja. Sibuk ya?” tanya Ridwan dengan senyumnya yang membuatku tenang.
“ Ya. Banyak kuliah pengganti sekarang. Kamu sendiri?”
“ Lumayan. Aku pesankan minum ya? Orange juice seperti biasa, kan?”
Aku mengangguk mengiyakan. Aneh. Biasanya jika aku datang terlambat, Ridwan langsung pergi tanpa menungguku. Tapi kali ini dia sabar menunggu, tidak marah pula. Sudahlah. Refleks aku melempar tissuku tadi ke lantai. Seketika itu juga Ridwan memungut tissu itu kembali.
“ Jangan membuang sampah sembarangan, Fela!” katanya.
“ Ah, orang-orang yang lain juga begitu.”
“ Tapi kita bukan mereka. Bagaimanapun juga kita harus menjaga kebersihan.”
“ Ok ok. Aku ngerti. Maaf,” kataku kemudian karena apa yang dia katakan memang benar. Kemudian kami pun larut dalam pembicaraan yang lain.
Petang menjelang, kami pun segera membayar minuman dan pulang. Dalam perjalanan pulang, kami pun masih mengobrol. Ridwan adalah seseorang yang enak untuk diajak mengobrol. Apalagi jika topiknya adalah alam dan lingkungan. Dia adalah tipe orang yang sangat peduli dengan lingkungan. Aku masih ingat saat pertama kali bertemu dengannya di kampusku waktu universitasnya mengadakan kunjungan. Saat itu dia sedang kebingungan mencari tempat sampah untuk membuang bungkus rotinya. Memang, di kampusku yang besar itu, paling susah untuk menemukan tempat sampah. Waktu itu aku sangat takjub dengan wajahnya yang tampan dan sikapnya yang bersikukuh untuk menemukan tempat sampah. Biasanya orang membuangnya begitu saja di sembarang tempat. Apalagi hanya bungkus roti. Akhirnya aku menunjukkan dimana sang Tempat Sampah berada. Hari itu, tanpa sengaja kami selalu bertemu. Aku senang sekali ketika dia menyapaku dan masih ingat namaku. Sampai akhirnya kami masih bersama sampai sekarang ini.
***
Pagi-pagi ponselku sudah berbunyi dan membangunkanku.
“ Halo?”
“ Rafela, masih tidur ya?” kata Ridwan di seberang sana.
“ Tadi malam begadang ngerjain makalah. Jadinya baru bangun deh. Pagi-pagi udah nelpon. Ada apa Wan?”
“Hari ini aku mau ke Bandung. Ada kegiatan penanaman kembali hutan gundul. Kamu mau ikut?”
“ Kayaknya asyik tuh,” kataku. Tapi aku teringat makalah yang harus kukumpulkan besok. “ Tapi sorry, makalahku belum beres.”
“ Ya udah kalau gitu. Nggak apa-apa kok. Ntar sore aja kita ketemu di tempat biasa,” katanya kemudian.
“ Ok. Sampai ketemu nanti sore,” kataku mengakhiri pembicaraan kami. Dasar Ridwan, dia pasti senang sekali dengan kegiatan itu. Semoga saja bermanfaat bagi semua umat manusia di dunia ini.
***
Perjalanan hidup di dunia ini tidak dapat diduga. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi hari ini ataupun esok. Semua itu adalah rahasia Tuhan. Begitu juga sikap alam kepada manusia. Alam selalu bersikap baik dan memanjakan manusia dengan segala kemewahannya. Tapi ada kalanya alam menjadi monster yang siap melenyapkan manusia dengan segala kekuatannya. Mungkin ada hubungannya juga dengan sifat manusia yang selalu kurang puas. Pernah kutanyakan pada Ridwan, kenapa dia begitu peduli dangan alam dan lingkungan sekitar.
“ Tuhan menciptakan alam semesta ini untuk memenuhi kebutuhan manusia di dunia ini, Fela. Jadi sudah sewajarnya kita memeliharanya. Itu juga demi kelangsungan hidup kita,” katanya. Ada benarnya juga omongannya. Kalau alam rusak, maka kita sendiri juga yang rugi.
Kulihat arlojiku. Sudah dua puluh menit Ridwan telat dari waktu yang kami sepakati. Tidak biasanya dia terlambat. Di mana kamu, Ridwan? Kenapa kamu tidak kunjung datang. Apakah kegiatanmu belum selesai? Tidak mungkin. Kalau iya, pasti dia sudah menelepon. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar darinya.
Mendung tebal menyelimuti langit sore itu. Angin bertiup sangat kencang. Titik-titk hujan mulai turun. Tiba-tiba aku mendapat telepon dari Bunda. Aku sangat terkejut mendengar berita yang disampaikan Bunda. Aku segera mninggalkan kafe dan menuju rumah sakit. Tuhan, berikanlah kekuatan.
Ridwan terbaring di atas tempat tidur dengan selang-selang menghujam tubuhnya yang tidak bergerak. Bunda menangis di pelukan Ayah. Alam memberontak. Tempat Ridwan melakukan kegiatan telah longsor dan membuat Ridwan tak berdaya seperti sekarang. Tuhan, kenapa harus dia? Dia yang selama ini sangat mencintai anugerah-Mu? Kumohon selamatkan dia. Kalaupun Kau ambil dia, jangan biarkan dia merasa sakit. Dia orang yang berhati mulia.
***
Titik-titik gerimis ikut mengantarkan Ridwan ke peristirahatan terakhirnya. Langit yang mendung dan gerimis seolah-olah menunjukkan alam ikut berduka atas gugurnya pahlawan mereka. Kutatap gundukan tanah merah yang bertabur bunga itu. Sejak kemarin aku tidak menangis. Air mataku tidak bisa keluar. Aku hanya berusaha menerima kenyataan yang terjadi. Ridwan yang selama ini sangat mencintai kelestarian alam pada akhirnya gugur ditengah-tengah perjuangannya menyelamatkan alam ini dari kerusakan. Memang, sikap alam tidak bisa ditebak. Terkadang dia murka tanpa memandang siapa yang akan dicelakainya. Tapi semua itu adalah ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya orang yang tak bersalah pun harus menanggung akibatnya. Semoga dengan peristiwa ini dapat membuat mereka sadar sehingga tidak ada Ridwan-Ridwan lain yang menjadi korban.
Bunda masih menangis di pelukan Ayah. Ayah pun berusaha tegar menerima kepergian putra semata wayangnya. Papa dan Mama berdiri di antara aku, Bunda, dan Ayah. Tinggal kami berlima yang masih berdiri di sini. Para kerabat sudah pulang. Hanya kesunyian yang menghubungkan kami dengan Ridwan.
Selamat jalan, Ridwan.
Alam pasti bahagia menerimamu di dalam sana.
Langganan:
Postingan (Atom)